Solidaritas sesama muslim di negeri tirai bambu
Seandainya hingga sekarang China masih dipegang oleh orang-orang Han, mungkin negeri ini bisa seperti dinegeri-negeri Timur Tengah yang mayoritas penduduknya beragama Islam, namun Allah telah menghendaki lain.
Negeri China. Jika mendengar kalimat tersebut identik dengan vihara, Budha, Konghuchu, komunis, daging babi dan berbagai hal yang sangat bertentangan dengan syariat Islam. Tapi jangan berpikiran yang negatif dulu tentang negeri tirai bambu ini. Mari kita tengok kesana, adakah Islam tumbuh disana ?
Daerah miskin yang penuh muslim
Contohnya di Tonjesin, yang masuk provinsi Nanjin. Wilayah ini termasuk daerah yang berada dibawah garis kemiskinan, namun tak disangka mempunyai umat Islam paling besar dinegeri ini. Kaum muslim disana yang mencapai 20 juta jiwa kini sangat bebas dan aman dalam menjalankan ibadahnya. Masjid-masjid banyak ditemui esame disetiap sudut perkampungan. Renovasi besar-besaran tempat ibadah muslim ini sepertinya sedang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat, bahkan kini sedang membangun lagi sebuah masjid yang megah dan besar untuk menampung jamaah yang semakin banyak. Sebenarnya daerah yang terletak disebelah barat daya China ini termasuk daerah miskin. Lantas dari mana anggaran pembangunannya? Ternyata bantuan tersebut berasal dari saudara-saudara esame muslim di seluruh China yang pernah berkunjung diwilayah ini. Mereka dengan ikhlas mau memberikan sebagian hartanya untuk syiar Islam, termasuk pendidikan Islam secara gratis. Muslimah disanapun kini dapat hidup lebih baik, menjalankan ibadah, menuntut ilmu agama, berjilbab tanpa perlu takut lagi seperti kondisi 20 tahun yang lalu, ketika rezim komunis masih sangat berpengaruh.(Imm)
* * * * * * * * * * *
Kapan Islam menembus negeri tirai bambu ?
Sebenarnya Islam masuk kenegeri ini sudah sejak tahun 650 ketika khalifah Ustman mengutus delegasinya Sa’ad ibn Waqqas yang mengajak kaisar China saat itu Yung Wei menganut Islam. Masjid pertama kali berdiri berada di Canton yang hingga kini masih berdiri. Sejak saat itu perdagangan di China sangat maju. Kebanyakan Muslim datang ke Cina untuk berdagang. Dampaknya, perdagangan Cina maju pesat. Muslim mendominasi industri ekspor dan impor di Cina pada masa kekuasaan Dinasti Sung (960-1279).
Penyerapan Islam dalam budaya Cina antara lain pada nama-nama orang. Nama-nama seperti Mo, Mai, dan Mu adalah hasil adaptasi dari nama-nama Muhammad, Mustafa, dan Masoud. Begitu juga Ha untuk Hasan, Hu untuk Hussain, dan Sai untuk Said
Kebencian terhadap orang-orang Islam
Sayang hubungan ini terhenti setelah dinasti Ching berkuasa pada tahun 1644. Kaisar ini berasal dari Manchu, bukan orang Han. Konflik sengaja dibangun antara kelompok Islam, Mongol, Tibet dan Han, sehingga timbulkebencian terhadap Muslim dikobarkan. Banyak kaum muslim yang dibantai dan hanya sedikit yang selamat. Hingga sekarang Pemerintah China masih bersikap keras terhadap kelompok dari etnis Uighur yang dianggap kena pengaruh separatis Afghanistan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar