Kamis, 10 April 2008

Anak-anak TK Amanah Bergaya Dilayar TV

Anak-anak TK Amanah Bergaya Dilayar TV

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang teknologi, pada hari Sabtu 8 Maret yang lalu TK Amanah melakukan POL (Pendidikan Observasi Lapangan) dengan mengunjungi stasiun TV Borobudur yang letaknya di depan pasar Johar Semarang. Di sana anak-anak di kenalkan tentang proses dan peralatan komunikasi khususnya pertelevisian oleh mas Agung dan temannya dari kru TV Borobudur. Mereka diterangkan bagaimana proses pembuatan acara yang akan di tayangkan, tempat editing untuk menyensor tayangan yang tidak layak untuk di tonton, dan dilanjutkan keruang audiensi. Di sana teman-teman sangat senang, ada yang berlari kesana-kemari, ada yang main panjatan dan lain

Selain pengenalan, anak-anak unjuk kebolehan dan keberanian. Dengan di bantu oleh ustadzah Judah dan Rina, di depan kamera studio TV Borobudur mereka menyanyi, hafalan-hafalan juz Amma serta do’a, dengan bergaya dan berakting layaknya artis sinetron. Acara inipun akan di siarkan ke televisi-televisi kalian di rumah, nonton nggak tayangannya di chanel TV Borobudur ?

Semua ini adalah salah satu kegiatan yang di berikan teman-teman kita yang ada di TK, PG dan PC Amanah sehingga mereka mempunyai wawasan luas khususnya di bidang kemajuan teknologi.
Lalu dimana kita mencari alamat TK Amanah itu dan apa saja visi misinya ? TK Unggulan Amanah beralamat di jalan Kridanggo dan Wot Prau 21, Semarang. Sedangkan visi dan misinya, selain menyiapkan generasi khairu ummah (sebaik-baik umat), dengan belajar, mengaji dan bernyanyi, di lembaga ini juga di ajarkan bagaimana teman-teman kita bisa mengikuti perkembangan teknologi, sehingga tidak ketinggalan dengan kemajuan jaman atau istilah anak sekarang kuper. . (Imm)

* * *
Calon-calon Khairu Ummah

Pernah dengar TK Unggulan Amanah yang photonya sering muncul di Si Dul ?
Selain TK ternyata di situ juga ada PG dan TC yang di bimbing sesuai karakter anak-anak oleh beberapa ustadzah yang sudah berpengalaman.
Karena itu tidak heran jika satu kelas hanya di isi beberapa anak saja. Semua itu di lakukan agar memudahkan cara para ustadzah mengajar.
- TK (Taman Kanak-kanak), tiap-tiap 10 anak di pegang satu ustaszah.
- PG (Play Group) untuk usia 7 tahun, tiap-tiap 7 anak di pegang satu ustadzah
- TC (Taman Ceria) untuk usia 5 tahun, tiap-tiap 5 anak dipegang satu ustadzah.
Naah, siapa mau gabung, insyas Allah menjadi khairu ummah yang berguna bagi agama dan bangsa, amin.



SD Islam Sultan Agung 4

Liputan Sekolah
SD Islam Sultan Agung 4
SD Islam Pencetak Generasi Khaira Ummah
Adik-adik pembaca yang soleh, kali ini Si Dul akan mengenalkan kalian salah satu sekolah Islam yang mempersiapkan para generasi muslim untuk menjadi Khaira Ummah (sebaik-baiknya umat) yaitu SD Islam Sultan Agung 4, semarang.

Oleh karena itu tidak heran jika siswa-siswa selain mendapat mata pelajaran umum, juga kurikulum Madrasah Ibtidaiyah, seperti, Pendidikan Bahasa Arab, Aqidah, Akhlaq, Sejarah Islam, Fiqh, Alqur’an dan Hadist-hadist ditambah dengan kegiatan penunjang seperti kewajiban shalat berjamaah, Pesantren Ramadhan, Peringatan hari-hari besar Islam, Tadarus Alqur’an, kunjungan sosial dan manasik Haji.

Di bawah ‘komando’ Bapak Kepala Sekolah Muhammad Khasbullah Sag, sekolah yang memiliki gedung berlantai tiga ini memiliki berbagai fasilitas, antaralain adalah, ruang audio visual, Laboratorium komputer, IPA (sains), UKS, Perpustakaan. Sedangkan ekstra kurikuler yang diberikan antara lain, Bahasa Jawa, bahasa Inggris, KPDL, Komputer, Drum band, rebana, TPQ, Seni baca Alqur’an, Olah raga, Paskibraka dan Pramuka.

Kalian tahu prestasi yang dari murid-murid di sini ?
- Peringkat atas Olimpiade Matematika
- Juara Pildacil tingkat kota
- Juara Cerdas Cermat katagori putra dan putri tingkat Kota
- Di bawah asuhan ibu Nurul, menjuarai Telling Story Competition tingkat Jawa Tengah, juara Telling Story Scary Story tingkat Provinsi dua tahun berturut-turut.

* * * *



Alamat Jalan Raden Patah 263 Semarang
Berdiri tahun 1962 di bawah Yayasan Badan Waqaf
Mengutamakan orientasi, kualitas, dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.





Bungee Jumping, Olah Raga Bernyali Tinggi


Ketika kalian berdiri di puncak menara atau gedung, lalu melihat kebawah bagaimana rasanya, ngeri dan takut jatuh ya ? Tapi di olah raga yang satu ini, perasaan-perasaan seperti itu tidak berlaku lagi dan harus di buang jauh-jauh, karena para atlitnya memang diharuskan meloncat dari atas kebawah, namanya Bungee Jumping.

Bungee Jumping adalah jenis olahraga dimana atlitnya akan loncat atau dijatuhkan dari ketinggian ratusan meter dari permukaan tanah. Untuk pengamanannya hanya di topang seutas tali yang kuat, lentur dan diikatkan pada kedua atau satu kaki maupun pinggang. Tetapi yang menarik dari olah raga ini bukan pada saat melakukan lompatan, melainkan saat badan terpental kembali beberapa kali oleh tali elastis yang diikatkan tadi sampai daya lenturan tali benar-benar berhenti, sehingga orang tersebut akan bergelantungan
.
* * * * *
Masuk Cabang Olimpiade

Bungee jumping, sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1930, namun baru populer setelah A J Hackett melakukan lompatan dengan ketinggian 250 kaki di Clifton Suspension Bridge, Bristol, Inggris. Meskipun ia lalu ditangkap, tapi tidak membuatnya jera, dan melakukan aksi-aksi yang heboh lagi di Golden Gate dan Royal Gorge Bridges yang kemudian menyebarkan konsep bungee ini keseluruh dunia. Bahkan pada 1982 mereka nekat melompat dari balon udara, Greengithe Bridge, Auckland's dan menara Eiffel, Perancis. Sejak itulah olah raga ini mulai berkembang dan sering dipertandingkan di negara-negara Asia, Eropa dan Amerika. Namun di tingkat Internasional rencananya akan menjadi pertandingan eksibisi pada Olimpiade Beijing 2008 nanti.

* * * * * *

Ketika Suami Mulai Enggan di Rumah



Wanita mana yang mau tinggal di rumah sendirian terus menerus, sedangkan suaminya selalu keluar dengan alasan ini, itu, main kesana-kemari, bahkan bisa jadi berfoya-foya ? Demikian ungkapan dari para istri yang takut jika suami yang sangat disayangi dan cintai sudah mulai jenuh di rumah atau jarang pulang. Ketakutan ini semakin bertambah ketika ia berprasangka, jangan-jangan.. suaminya “kecantol” atau berselingkuh.
Sebenarnya hal-hal yang demikian itu tidak perlu di resahkan jika istri selalu mawas diri, tahu apa yang di inginkan suami selama sang suami tidak terlalu macam-macam dan minta tuntutan. Dengan kesimpulan, bagaimana suami betah di rumah, bagaimana agar suami selalu sayang.

Agar Suami Tidak “Lari”
Namun banyak istri yang khawatir ketika suaminya meninggalkannya, ia lalu mengantisipasi dengan membatasi ruang gerak suami, menerapkan pengawasan melekat dan ketat. Seorang istri bertindak seolah menjadi manajer suami, ia menentukan kegiatan mana aja yang bisa diikuti oleh suami, ia juga menentukan kapan suami bisa meninggalkan rumah, kapan suami harus pulang, Semua dengan keinginan sepihak dari istri dengan ketentuan yang ketat.
Sebenarnya hal-hal seperti itu karang baik, kekanak-kanakan, kuno tidak jamannya lagi. Seketat-ketatnya istri mengatur suami tetap akan lepas juga jika suaminya ‘terjepit atau nekad’.

Introspeksi Diri
Karena itu bercerminlah pada diri sendiri sampai dimana kekurangan istri di depan suami. Mereka tidak sadar, meskipun selalu berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah, namun, hanya ketika ia keluar rumah, hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah. Sementara, ketika di rumah bersama suami, keadaannya sungguh berbalik. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut, acak-acakan, yang ada hanyalah aroma dapur yang menyengat, belum lagi bau badan yang kurang sedap, lebih parahnya belum mandi sejak bangun tidur.
Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh istri, jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar mungkin dengan alasan mencari suasana baru, fresh atau bahkan ‘cuci mata’.
Semestinya, berhiasnya para istri ini menurut Raulullah saw lebih ditujukan kepada suami Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

"Dunia (hidup di dunia ini) adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan di dunia ini adalah istri yang baik (sholehah)." (HR Muslim)**


Rabu, 09 April 2008

Ajian “Keramatan”



Mereka mampu menirukan gerakan, jurus serta karakter khodam yang ia panggil, bahkan katanya ada yang sanggup menempel di dinding seperti cicak.

Dengan alasan keselamatan, beberapa pondok pesantren sufi mengajarkan para santrinya ilmu-ilmu karomah atau kanuragan. Di antaranya adalah pondok pesantren AS (identitas ada di redaksi) yang berpusat di Indramayu dan cabangnya tersebar luas termasuk Semarang. Salah satu amalan yang diajarkan adalah “keramatan”. Menurut salah satu putra mbah yai, gus YAJ, ilmu itu sudah diturunkan sejak Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati saat menaklukkan bala tentara Prabu Siliwangi.
Konon apabila seseorang yang telah menguasai ilmu ini akan dapat memanggil khodam (roh) para pendekar, wali, atau orang-orang sakti yang menyusup kedalam tubuhnya, sehingga dapat menguasai gerakan atau jurusnya secara ghaib, dan sanggup melumpuhkan lawan-lawan setangguh apapun.

Persyaratan Berat
Untuk mencapai tingkatan seperti inipun tidak mudah, harus melalui beberapa proses yang berat. Pertama-tama murid harus di “baiat” dulu oleh pimpinan pondok atau “mbah AJ”. Setelah dipandang mampu fisik maupun mental untuk mempelajari ilmu tersebut, barulah ia diberi beberapa amalan. Tahap awal melakukan puasa tujuh hari “nyirik” (pantang) memakan sesuatu yang berasal dari makhluk hidup (daging, telur dan sejenisnya). Selanjutnya di beri sembilan gerakan (jurus), dijalankan sambil membaca wirid tertentu hingga hitungan 6666 kali. Setelah itu berlatih untuk memanggil khodam yang dikehendakinya. Mula-mula memang sulit tapi harus dengan keyakinan, akhirnya akan terbiasa memanggil, mengendalikan hingga mengeluarkan khodam dari tubuhnya.

Karomah Hanya Kebetulan
Sangat memprihatinkan cara pandang dan pola pikirnya. Mereka tidak sadar jika jiwa dan raganya telah dikuasai atau menjadi ‘budak’ jin. Baik Qur’an maupun hadist tidak pernah ada jikalau roh orang yang sudah mati akan bisa kembali kedunia dan berinteraksi dengan orang yang masih hidup. Semua itu hanyalah rekayasa jin-jin atas bantuan para tukang sihir jin untuk dapat memasuki dimensi alam manusia.

Allah berfirman :“Dia-lah yang mengetahui urusan gaib, Dia tidak pernah menerangkan urusan gaib itu kepada seorangpun kecuali kepada para utusan (rasul) yang diridlai-Nya, dan sesungguhnya Ia membuat penjagaan (terhadap urusan gaib itu ) baik di hadapan maupun di belakangnya.” ( Q.s Jin : 26-27)

Sedangkan beberapa prosesi dan persyaratan untuk dapat menguasai ilmu ‘keramatan’ tersebut merupakan wujud penyembahan kepada jin. Rasul tidak pernah mengajarkan dan Beliau sendiri pernah luka terkena panah saat perang Uhud. Sedangkan keramatan sendiri berasal dari “karomah”, hanya orang-orang tertentu dan kebetulan sajalah yang dapat melakukannya dan tidak bisa di ulang-ulang. Jadi semua itu merupakan syirik akbar dengan dosa yang tak terampuni.



Kajian Hadist


Dari Abu Hurairah, bahwasannya Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata diam” (HR Bukhari, Muslim)

Hadis yang disabdakan Rasul tersebut di maksudkan menurut Imam Safi’i bahwa apabila seseorang ingin bicara maka pikirkanlah dulu, jika jelas-jelas tidak berakibat buruk maka bicaralah. Tapi kalau berdampak tidak baik maka seyogyanya di tahan atau tidak usah di ucapkan.


Insaf Ketika “Tumbal” di Dapat



Sejak kecil ia tidak pernah kenal agama. Prinsipnya “Asal berbuat baik dengan sesama orang pasti dapat kehidupan layak setelah mati”. Itulah yang membuatnya suka menolong kepada orang yang membutuhkan. Di sisi lain, orang tuanya yang berprofesi sebagai “orang pintar”, mempengaruhi hidupnya, maka tak heran jika Sumarno sangat getol ‘menelisik’ tempat-tempat yang di anggap wingit. Sejak SLTP, ia sudah sampai ke Bukit Bumi Arum, Majasto, Sukoharjo mencari wangsit. Hingga tamat SMA, setiap Selasa Kliwon rajin sekali melakukan ‘topo broto’ di makam eyang Sutowijoyo tersebut.
Semangat yang tak kenal lelah akhirnya membuahkan hasil. Menurut pengakuannya, ketika pada suatu malam saat ia duduk semedi di pusara eyang Suto, muncullah cahaya putih dari langit, jatuh persis di depannya di susul bisikan halus yang menyuruhnya untuk pergi ke Gunung Jabalkat, Tembayat, Klaten (makam Ki Ageng Pandanarang) saat itu juga. Di situlah ia mendapatkan pusaka sakti berupa sebilah keris tua karatan, selanjutnya di bawa pulang dengan berjalan kaki dari Klaten hingga Semarang yang kemudian di laksanakan ritual khusus.
Sumarno baru mengetahui keampuhan benda tersebut ketika bayi tetangganya menangis terus-menerus pada malam hari. Dengan memberanikan diri untuk menolong, maka dicelupkanlah keris tersebut kedalam air putih sambil memberinya mantra. Ketika Qonsis menanyakan mantra apa yang dibaca, dengan tersenyum ia menjawa, ‘Ya khayyu,ya qowiyyu matek aji ing papating angin, sedulur bayu kembar, brojo kasebat ratu songo, munjuk dateng eyang Ismoyo.......” , dan cep-klakep si bayi diam dan tidur.
Sejak saat itu nama Sumarno mulai ‘naik daun’. Dari mulut kemulut masyarakat semakin berdatangan untuk minta ‘tolong’. Mulai dari pengobatan, mengusir jin, menanyakan hari, pasaran, weton jodoh “sebehan” (ilmu kanuragan). Pasiennyapun bukan hanya rakyat biasa. Para pejabat, lurah, pengusaha himgga preman datang minta dibuatkan sabuk “pagar keselamatan” atau mencari “nomor jitu”. Bahkan pada tahun 1995 lalu, penulis (ketika itu belum insaf) pernah datang untuk meminta tolong keselamatan istrinya yang sedang mengandung. Rumahnya yang berada ditengah hutan jati kawasan Singorojopun kian ramai dikunjungi orang. Ekonomi keluarga Sumarnopun kian menanjak, rumah bertingkat dan L-300 keluaran kini dimilikinya.
Namun di balik kesuksesan Sumarno, Allah berkehendak lain. Ditengah pamornya yang kian membumbung anak keduanya meninggal karena kecerlakaan di jalan raya Semarang-Boja. Setahun kemudian ganti anak ketiganya mati terserempet kereta api di lintasan Randugarut, Mangkang. Setahun kemudian disusul istrinya terkena strooke hingga meninggal, lengkaplah penderitaan Sumarno. Di balik kesuksesan karirnya ternyata ia harus menanggung kerugian yang tidak seimbang. Batinnya terpukul, tidak menentu, hari-hari dilaluinya dengan melamun dan bersedih. Istri dan anaknya seolah menjadi tumbal ilmunya. Kamar praktek yang dulunya dipuja kini ditutup rapat-rapat, puluhan bahkan ratusan pasien gigit jari setiap kali datang.

Pada suatu hari ketika melihat dan mendengar ceramah di televisi, tiba-tiba tertarik dan hatinya mulai tergugah. Salah satu acara yang sebelumnya kurang menarik bagi dirinya, kini pelan-pelan sudah masuk kehatinya sehingga setiap harinya selalu mengikuti ceramah-ceramah Islam. Akhirnya pada suatu hari untuk yang pertama kali sepanjang hidupnya ia memasuki masjid, menunaikan sholat Jum’at meski belum tahu apa yang harus di baca. Dua hari kemudian ia mengikuti sholat Idul Fitri. Di sinilah air matanya mengalir deras, menangis sesenggukan, di samping teringat anak istrinya, juga sadar bahwa selama ini ia telah melakukan dosa yang sangat-sangat besar yaitu syirik.
Pak Asrowi, salah satu tetangganya mendekati dan menasehati, lalu diajaklah ia ke mbah kyai Dimyati Kaliwungu. Dari situlah pelan-pelan ilmu agama dan tauhid mulai dipahami. Belum genap setahun pemahamannya sudah berubah, kini Sumarno rajin kemasjid, mengikuti ceramah-ceramah. Di sisi lain harta benda yang dulu diperoleh dari prakterk perdukunan kini sudah habis entah kemana. Hidupnya sederhana, mencari penghasilan halal sebagai sopir angkutan sayur dari Sumowono-Bandungan hingga Semarang (pasar Kanjengan) tanpa meninggalkan ibadahnya. Ketika Qonsis menemuinya di parkiran pasar, ia terharu, menangis namun gembira telah sadar.





Invasi “Situs Porno” Memasuki Keluarga




Maju danberkembangnya teknologi Cyber memudahkan pornografi masuk ke rumah tangga, merusak kehidupan masa depan anak-anak. Generasi muda yang tidak lagi menghargai etika, hakikat seksual, perkawinan, karena mengeksploitasi seksualitas yang seharusnya kita hargai dan muliakan sebagai anugerah Illahi.

Meski masih kelas dua SD, tapi Febry sangat pandai dan serba ingin tahu (Gathekan, istilah orang Jawa) termasuk mengoprasikan komputer dengan intrnetnya. Kedua orang tuanyapun bangga melihat putranya sangat cerdas. Namun akhir-akhir ini Febry memiliki kebiasaan baru. Sepulang sekolah, dia langsung masuk kekamarnya hingga sore, berjam-jam diam didalam tanpa membuat keributan sedikitpun. Padahal, biasanya dia tak pernah diam lincah kesana-kemari, apapun dipegangnya.
Melihat perubahan yang sangat drastis ini Yani, si ibu penasaran. Akhirnya, ketika putranya sekolah, masuklah ia ke dalam kamar anaknya, tapi tidak ditemukan sesuatu benda apapun yang dia anggap tidak layak atau mencurigakan berada di kamar maupun almari anaknya, seluruh mainannya masih tersusun rapi seperti tak pernah tersentuh. Namun, saat Yani menyalakan komputer yang ada di kamar itu, .....betapa terkejutnya sewaktu melihat dari history Google,... ternyata situs-situs porno yang menampilkan berbagai gambar yang tidak senonoh !.
Bagaikan tersambar petir di siang bolong, seluruh tubuh Yani lemas, terduduk lesu, hatinya menangis. Apa yang ia banggakan selama ini ternyata membawa dampak kerugian yang jauh-jauh lebih besar.
Ironisnya, kasus seperti ini tidak hanya menimpa Febry, tapi juga para remaja, bahkan orang tuapun ikut jatuh terjerat dalam kecanduan pornografi, berjam-jam duduk didepan komputer, tidak tidur dan tanpa peduli keluarganya, otaknya telah terbalut, terbuai dalam imajinasi yang kotor dan menjijikkan, terjebak dalam situs porno.

Ancaman Bagi Anak
Mereka tidak sadar bahwa “Anak-anak dilahirkan dalam kondisi suci”. Orang tualah yang nantinya membentuk anak, akan seperti apa. Baik dan buruknya anak, tergantung orang tuanya. Kenyataannya, peran orang tua dewasa ini semakin berat. Betapa tidak. Hantaman era globalisasi telah menafikan aturan yang melarang anak untuk tidak secepatnya mengenal yang namanya pornografi atau pornoaksi. Sementara di berbagai media, baik itu elektronik maupun cetak, tayangan dan gambar yang mengandung unsur pornografi 'bergentayangan' tak kenal lelah menghantui anak-anak. Karena itu jika kasus-kasus ini tidak segera di tangkal, kerugian yang besar dan luas, baik psikologis, sosial, etis maupun teologis sudah di depan mata.

Merusak Generasi Penerus
Dampaknya, secara psikologis pornografi dapat menimbulkan sikap dan perilaku antisosial. Mereka akan lebih agresif, dan terobsesi dengan imajinasi-imajinasi “jijik” terhadap teman, istri, suami, atau orang lain sebagai bagian dari seks yang berujung dengan kemerosotan kultural, akhirnya akan runtuh dan chaos khususnya dalam rumah tangga itu sendiri.
Dampak lain ketika pornografi sudah memasuki keluarga, akan membawa pengaruh besar bagi masyarakat umum. Meningkatnya tindak kriminal di bidang seksual, baik kuantitas maupun jenisnya. Misalnya, hamil di luar nikah, maraknya kasus pencabulan, perkosaan, dan sodomi yang jelas-jelas bertentangan dengan agama, etika dan moral. Akhirnya, banyak virus-virus patologi sosial seperti penyakit kelamin dan HIV/AIDS masuk dengan korban utama adalah anak-anaknya sendiri. Secara kesimpulan, dampak dari pornografi kedalam keluarga akan merusak fisik, jiwa dan rohani kehidupan masa depan anak-anak, generasi muda yang tidak lagi menghargai etika, hakikat seksual, perkawinan dan rumah tangga, karena mengeksploitasi seksualitas yang seharusnya kita hargai dan muliakan sebagai anugerah dari sang Pencipta. Di sisi lain pornografi merusak perkembangan kepribadian yang alami. Jika stimulus (pendorong) awal adalah foto-foto porno, anak-anak dan remaja akan terkondisikan untuk terangsang dengan foto-foto, kemudian menjadi kecanduan. Akibatnya, mereka akan tumbuh menjadi orang yang susah membangun hubungan normal dengan lawan jenis, tanpa pengaruh foto-foto porno. Jika sudah begini, yang terjadi dengan generasi kita mendatang ? Mereka lahir dan besar dari tengah-tengah keluarga yang sudah teracuni

Pemberantasan, pencegahan, rasanya kecil sekali untuk di harapkan, karena bagaimanapun juga pornografi akan sulit terbendung. Maka pertahanan yang utama adalah ilmu agama. Karena dengan ilmu ini seseorang akan terbentuk iman yang kuat, akhlak yang mulia untuk membentengi wabah-wabah pornografi.
"Back to basic, cintai anak-anak, beri perhatian yang cukup, dan penuhi kebutuhan psikologisnya. Pola asuh yang positif akan membentuk anak-anak menjadi lebih tangguh. Lalu, perlunya memberikan pendidikan atau pengarahan seks yang benar menurut tuntunan Islam kedalam keluarga, komunitas-komunitas remaja yang dikemas dengan bahasa halus dan sopan.

Campur Tangan Pemerintah
Bersama-sama mengupayakan serta mendukung rencana Pemerintah untuk menutup semua situs porno, pihak-pihak terkait harus menertibkan, menindak tegas (pemberian sanki) pada media dan pelaku pornografi melalui konstitusi, tidak mendukung arus pornografi dan mengesahkan undang-undang anti pornografi-pornoaksi.
Melalui lembaga, melakukan sosialisasi, dan pengarahan untuk mengajak para orang tua, tokoh-tokoh agama maupun masyarakat agar tak henti-hentinya melawan pornografi agar tidak semakin jauh menjerumuskan kita kepada pengingkaran akan hakikat manusia sebagai insan yang dikaruniai segala sesuatu oleh sang Pencipta, termasuk seksualitas untuk tugas dan tujuan mulia, yaitu menciptakan generasi manusia secara berkelanjutan dengan keadaan sehat jasmani dan rohani, jiwa dan raga. (Imm).
Nara sumberada di redaksi.
* * *
Agar Anak tidak Leluasa Menjelajahi Dunia Maya

Lebih dari 20.000 gambar pornografi diluncurkan ke internet dan sebanyak 4,7 juta (hits) dikunjungi anak setiap minggunya. Kita tidak dapat membayangkan apa jadinya jika situs itu mewabahi anak-anak kita yang mampu memasuki ruang-ruang maya setiap hari atau minggunya. Karena itu yang perlu kita lakukan anak-anak ketika membuka situs antara lain :

- Selalu mengawasi anak saat menggunakan Internet, jangan biarkan mereka terjebak untuk masuk kesitus-situs “sesat” yang berkedok nama ilmiah.
- Usahakan agar pintu ruang atau kamar komputer tidak dipasang pengunci dan layar menghadap keluar, sehingga monitor dapat terlihat jelas dari luar.
- Beri ketegasan dan sanki (yang mendidik), bilamana ada beberapa situs pornografi yang langsung keluar di layar.
- Usahakan selalu mendampingi setiap anak mengoprasikan komputer-internet.
- Tanamkan prinsip-prinsip kebenaran dalam hidup anak sebagai fondasi bagi mereka untuk tidak terpengaruh hal-hal buruk
- Berikan aturan bagi anak-anak yang memasuki ruang chat room, untuk tidak pernah memberitahukan identitas pada lawan bicaranya dan bertemu tanpa didampingi oleh orang tua mereka.

Dengan cara-cara ini Insya Allah mereka mampu bertanggung jawab pada dirinya sendiridari pengaruh-pengaruh negatif teknologi sementara anak tetap bisa mengikuti perkembangannya.
* * *

Enyahlah Kau Situs Porno !

Setelah Pemerintah Cina melarang semua iklan yang mengandung kesan-kesan sekual dan menutup 44.000 situs porno di internet serta menangkapi 1.911 para pelakunya, Presiden Hu Jintao menutup atau delete men- lebih dari 440.000 situs dan pesan pornografik.
Sedangkan Pemerintah Indonesia sendiri baru mulai April 2008 ini akan menutup situs-situs porno di internet. Gebrakan ini lalu disambut gembira oleh berbagai kalangan termasuk para ulama yang sudah lama ‘gerah’ dengan aksi pornografi dan pornoaksi karena jelas sangat berbahaya bagi perkembangan generasi bangsa Indonesia.

Pelindung” Seharusnya Melindungi

Belum hilang ingatan kita kasus penembakan Wakapolwiltabes Semarang AKB Lilik Purwanto oleh anak buahnya sendiri. Lalu aksi bunuh diri dengan menembak keningnya sendiri AKP Rony Akbar Saleh Pasaribu setelah menembak mati bawahannya Briptu Nur Hidayat. Penembakan Joko Kuncoro, seorang pengamen di Madiun, Jawa Timur oleh Briptu Joko Sutrisno oknum Polsek Kebayoran Baru Polda Metro Jaya kota hanya gara-gara tersinggung dengan kata-kata korban setelah menyanyi di atas bus antar.

Kemudian Briptu Deni Bagus Hariyono yang menembak istrinya sendiri, Vita Puspita.
Baru-baru ini ada lagi kasus yang menambah panjang daftar penyimpangan Lembaga Kepolisian tercoreng, yaitu seorang polisi memerkosa tahanan pada hari Sabtu malam silam. Seorang Brigadir Satu (Briptu) Suparman anggota Mapolres Semarang Selatan yang bertugas jaga malam.

Peristiwa itu terjadi Sabtu malam silam ketika Suparman bertugas jaga malam. Dalam keadaan sepi, tersangka yang menggunakan seragam polisi masuk ke ruang tahanan dan memaksa SR untuk melayani nafsu bejatnya.
Baru-baru ini terjadi lagi penangkapan seorang anggota Polisi yang di tuduh menjadi sindikat pembuatan uang palsu.



Emansipasi Wanita yang Sebenarnya


Di jaman sekarang kaum wanita boleh tersenyum, bernafas lega dan bebas. Kedudukannya sebagai perempuan sudah dipandang layak bahkan terhormat, jika dibanding masa penjajah. Ketika itu kaum hawa hanya berkisar “Kasur, sumur dan dapur”, yang menjadikannya selalu tertekan, tertindas, terhina dan tak berguna. Namun setelah emansipasi wanita gagasan R.A. Kartini muncul, pelan-pelan stigma kasar itu terhapus. Selanjutnya slogan-slogan yang di usung Kartini ini selalu di suarakan para aktivis dan tokoh kaum hawa hingga kini. Dengan dalil mendobrak streotip bias gender kaum feminis, mereka mengusung gerakan emasipasi, terus memperjuangkan wanita, menuntut kesamaan, serta kesetaraan hak dengan pria untuk berkompetisi dalam dunia liberal dan terbebas dari ikatan kultural. Mereka berupaya menghapus, membuang paradigma wanita klasik untuk dibawa, dilindungi serta dihantarkannya menuju mimbar kehormatan dan gerbang kebebasan. Bahkan dalam geraknya dilindungi undang-undang yang mengatur partisipasi perempuan untuk maju.

Lihatlah Pasal 65 ayat 1 UU Nomor 12 tahun 2003, “Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten atau kota untuk setiap daerah pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%”. Belum lagi di beberapa negara lain, salah satunya di New Delhi, India pada Pendeklarasi Uni Antar Parlemen (Inter Parliamentary Union), melahirkan “Hak politik perempuan harus dianggap sebagai satu kesatuan dengan hak asasi manusia. Oleh karena itu, politik perempuan tidak dapat dipisahkan dari hak asasi manusia”. Semua ini mengacu dan saling berkaitan pada tindak lanjut konvensi PBB soal penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Secara kesimpulan, realita telah muncul ditengah-tengah kehidupan modern, bahwa wanita tidak lagi dipandang sebelah mata, lebih dihargai dan dihormati, sehingga dewasa ini, banyak kaum wanita dalam meniti karier, pendidikan bahkan jabatan melebihi kaum pria.
Namun, karena kesalahan dalam memahami konsep emansipasi akhirnya apa yang terjadi. Tujuan dan cita-cita Kartini sudah mulai “melenceng” jauh. Kebebasan yang selama ini menjadi menjadi tuntutan menjadi kebablasan. Emansipasi yang selalu di dengung-dengungkan berubah menjadi “Amansipasi”. Degradasi moralitas wanita telah terbuka lebar di depan mata. Pornografi, pornoaksi dan ekploitasi wanita besar-besaran telah mengundang perdebatan alot, sangat menegangkan antara pro (dapat merusak moral, terutama generasi muda) dan kontra (yang berdalih kebebasan berekspresi dan nilai seni) terhadap RUU APP (Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan pornoaksi).

Peraturan yang pada hakikatnya upaya melindungi kehormatan wanita selama ini justru dijadikan objek penjualan utama produk pornografi dan pornoakasi. Lihatlah ! bagaimana ramainya gambar-gambar, iklan dan tayangan yang sebagian besar mengeksploitasi kaum hawa, bahkan tidak sedikit yang membuka auratnya. Belum lagi berbagai adegan mesum di televisi, semua lebih di simbolkankan dengan perempuan. Apakah itu yang namanya emansipasi dan kebebasan, atau lebih “Kebablasan”? Tidakkah semua itu di sebut sebagai “Pengkhianatan emansipasi wanita”?
Beginilah apabila salah dalam menafsirkan kebebasan tanpa menoleh kebelakang bagaimana Kartini dulu sangat bertolak belakang dengan semua ini. Maka yang terjadi adalah pengkhianatan terhadap konsep “Emansipasi wanita” . Secara tidak langsung mereka sudah “termakan” isu yang dilontarkan dari negeri barat yang banyak memusuhi doktrin-doktrin Islam yang jauh lebih memuliakan posisi seorang wanita pada tempatnya sesuai fitroh. Antara laki laki dan wanita, masing masing punya hak hak dan kewajiban sendiri sendiri serta saling melengkapi sesuai firman Allah yang berbunyi :

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.....................”.(An-Nisa’ ayat 34)

Mereka sama sekali tidak tahu dan sadar jika gagasan yang di susung Kartini yang asli adalah mengadopsi penuh dari apa yang dilakukan oleh para wanita muslimah di era Raulullah SAW. Sebutlah ! Siapa yang tak kenal Khadijah binti Khuwailid, Aisyah binti Abu Bakar, Hafsah binti Umar, Juwairiah binti Harits, Maimunah binti Harits, Ummu Salamah, Zainab binti Jahsy, Fatimah binti Muhammad, Ummi Kultsum binti Muhammad dan masih banyak lagi.. Tanpa dikenal sejarah umum, tak pernah dirayakan hari lahirnya, tak pernah dibangga-banggakan, di gembar-gemborkan, mereka hampir terlupakan, tapi mereka justru jauh lebih berhasil dan betul-betul “memerdekakan” derajat kaum hawa.

Mereka-mereka itu bukan saja pahlawan teoritas saja, tapi lebih dari itu.... Merekalah wanita-wanita yang telah memberikan suri tauladan mulia untuk keberlangsungan emansipasi wanita, bukan saja hak yang mereka minta akan tetapi kewajiban sebagai seorang wanita, istri,anak atau sahabat mereka ukir dengan begitu mulianya seoptimal mungkin menurut konsep al-qur’an dan assunnah. Dialah wanita yang mampu menyelaraskan fungsi, hak dan kewajibannya, berani mengangkat senjata, berani menghadapi lawan-lawan yang jauh lebih kuat, jauh lebih hebat demi tegaknya kalimat Tauhid. Dan semua ini tertulis dengan lengkap dan jelas dalam surat At-Taubah 71, An-Nisa 34, Al-Baqoroh 233, Al-furqan 33 dan Ali Imran104 -110 dan hadist-hadist

Nabi, diantaranya adalah :
“Kami pernah bersama nabi SAW dalam peperangan, kami bertugas memberi minum para prajurit, melayani mereka, mengobati yang terluka, dan mengantarkan yang terluka kembali ke Madinah.” Ummu Haram ra, yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra , dimana ia berkata, “Nabi SAW bersabda : “Sejumlah orang dari ummatku menawarkan dirinya sebagai pasukan mujahid fi sabiliLLAH. Mereka mengarungi permukaan lautan bagaikan raja-raja di atas singgasananya.” Lalu tiba-tiba Ummu Haram ra berkata: “Ya RasuluLLAH, doakan saya termasuk diantara mereka itu.” Lalu Nabi SAW mendoakannya…”


Karena itulah jika kita cermati bagaimana para pejuang muslimah dahulu berbeda jauh dengan sekarang. Sesungguhnya fenomena muslimah hari ini (kebanyakan telah menyimpang jauh dari Allah dan RasuINya), dan kehilangan jati dirinya sebagai muslimah adalah hasil dari rekayasa mereka yang menghendaki ajaran Islam itu kabur, sulit difahami dan terkesan kolot (terbelakang) serta menghambat kemajuan. Para wanita yang dalam Islam sangat dihormati dan dimuliakan digugat. Aturan-aturan Islam yang tinggi dan sempurna dituding sebagai biang keladi ‘terbelakangnya’ para wanita Islam. Dengan berkedok penerus Kartini, musuh-musuh Allah yang lantang meneriakkan isu hak asasi, kebebasan, modernisasi, dan persamaan inipun menyerang masalah poligami, hak menthalaq, hak warisan, masalah hijab, dan sebagainya sebagai hal-hal yang melemahkan Islam. Islam dikatakan telah merendahkan harkat dan martabat wanita, sedang Barat lah yang mengangkat dan memuliakannya. Cobalah kita bandingkan dunia Islam dan dunia Barat, pada satu sisi mereka maju di bidang duniawi yang pernah dimiliki kejayaan islam, tapi kita lihat hubungan – hubungan sosial mereka, hubungan antara masyarakat, suami dan istri orang tua dan anak dan lain sebaginya ? Islam lebih gemilang dengan hal-hal itu.
Marilah wahai semua wanita muslimah ! Mari siapkan dan tingkatkan kualitas keislaman kita, agar tidak terpengaruh dengan slogan- slogan barat yang akan menghancurkan pilar-pilar Islam dan menyilaukan mata kita. Selamat hari Kartini semoga wanita Indonesia bisa lebih meningkatkan khazanah keislamannya dan menghasilkan karya-karya besar untuk kemajuan Indonesia dan Islam pada umumnya,amin Allahumma amin.


Buya HAMKA (bagian 1)


Jika tidak ditahan, mungkin beliau tidak cukup waktu untuk menyelesaikan karya bersejarah bangsa .yaitu Tafsir Al Azhar yang populer dan belum tergantikan hingga sekarang.

Karena kelicikan Jepang yang akan memberi kemerdekaan, membuat semangatnya bangkit. Di depan ribuan pemuda Islam, ia membacakan ikrar untuk membantu Jepang. Ia yakin kemenangan Jepang adalah kemerdekaan bagi bangsa Asia khususnya melayu. Keyakinan HAMKA inilah yang sangat disesali, sehingga dirinya turun, tereseret arus, dan ikut tampil menggelorakan kekuatan untuk kemerdekaan Indonesia seutuhnya.

Perseteruan Dengan Soekarno
Sumatra terasa sempit baginya, maka pasca merdeka hijrahlah ia ke Jakarta menjadi ketua majelis Pimpinan Haji di Kementrian Negara. Kepopuleran dan kiprahnya di organisasi mengantarnya menjadi Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sejak itu pulalah hubungan serta pergaulannya dengan para tokoh politik dan pegerakan Islam makin luas.
Di tahun 1955, tokoh Masyumi yang lebih dikenal sebagai ulama sastrawan dan penulis ini mulai duduk di kursi parlemen. Debutnya ketika merumuskan kembali UUD, menginginkan pemberlakuan syariat Islam dan menolak bekerjasama dengan PKI. Hal inilah yang membuat HAMKA dengan Masyuminya harus menjadi oposisi dan berhadapan dengan Pemerintah. Soekarnopun membangun pemerintahan koalisi nasionalis agama dan komunis (Nasakom). Ketegangan makin memuncak ketika Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang membubarkan konstituante dan kembali ke UUD 45, dengan dimulainya demokrasi terpimpin. Masyumipun melawan, HAMKA menolak dekrit. Hasilnya, Masyumi dan PSII dibubarkan, dinyatakan sebagai partai terlarang, sejak itu pula Hamka dan kelompoknya di cap fundamentalis.
Perjuangannya terhenti, pada tahun 1959 Hamka menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang berisi koleksi dan kritik terhadap kebijakan-kebijakan Pemerintahan Soekarno. Ketika ia memuat tulisan M Hatta yang sudah mundur dari Wapres dengan judul “Demokrasi Hitam”, Soekarno marah !. Hamkapun ditempatkan sebagai musuh serius. Bagi kalangan pendukung demokrasi terpimpin, Nasakom serta kaki tangan Soekarno yang tergabung dalam berbagai organisasi seniman dan budayawan underboundnya melakukan penyerangan secara sistematis. Mereka menggugat karya-karyanya sehingga memunculkan tuduhan Hamka sebagai pengkhianat dalam karya “Tenggelamnya Kapal Van Deer Wicht” terbitan tahun 1938, mereka menyebutnya sebagai “Moesoeh-moesoeh Revolusi” dan pro Malaysia.
Serangan berlanjut, Senin 17 Januari 1964 HAMKA “diciduk”, dan di masukkan kedalam penjara. Siksaan berat, ejekan dan intrograsi siang dan malam selama 15 hari menjadikannya jatuh sakit. Namun dalam statusnya sebagai tahanan justru Hamka berhasil membuktikan keyakinannya, butuhnya kemerdekaan jiwa dan pikiran segalanya bagi manusia, bahwa Jeruji penjara tidak mampu mengekang jiwa dan pikiran Hamka yang merdeka sehingga Beliau berhasil menyelesaikan karya monomentalnya tafsir Al Qur’an yang diberi nama Tafsir Al Azhar yang nantinya tersebar hingga mancanegara.

Menjadi Da’i dan Panutan
Pasca tumbangnya tumbangnya Soekarno 19 Juli 1966, Buya memutuskan untuk meninggalkan dunia politik, terjun sepenuhnya untuk berdakwah. Kepiawaiannya dalam berdakwah dan menulis berkembang pesat, ceramahnya rutin mengisi RRI dan di TVRI. Masjid Al Azhar dikembangkan menjadi komplek pendidikan Islam modern. Tutur kata yang lembut, pilihan bahasa dan katanya khas, tak ada kata-kata kasar yang keluar darinya, membuat tulisannya tersebar di berbagai media. Buku-bukunya terus bermunculan. Karyanya menembus lintas aliran dan agama. HAMKA melesat menjadi ulama, guru, mubaligh, tempat bertanya, panutan seluruh Indonesia bahkan hingga ke Malaysia. Dirinya menjadi serta juru dakwah yang paling dikagumi saat itu.
Inilah kelebihan HAMKA dibanding ulama kebanyakan saat itu, maka tidak heran jika beliau mendapat anugerah gelar Doktor dari Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas Al Azhar Mesir. Namun HAMKA tak menepuk dada, menurutnya penghargaan ini semata-mata dari Allah. Beliau selalu menempatkan hati dan pikiran dalam posisi sama harganya. Ketulusan dan keikhlasan hatinya sangat jelas ketika Bung Karno meninggal dunia 21 Juni 1970, Beliau menjadi imam sholat jenazah musuh politik yang pernah “membunuhmya” itu.

Sehat dan Bugar di Pagi Hari





Sejarah membuktikan bahwa selama hidupnya, Rasulullah mengalami sakit hanya satu kali saja yaitu disaat-saat menjelang akhir hayatnya. Karena itu sangat setuju jika Rasul adalah manusia tersehat di dunia. Realitas ini tentu menimbulkan decak kagum dan rasa penasaran, bukan hanya kalangan ilmuwan muslim, namun non muslim mengakuinya, mengapa Beliau bisa begitu ? Jawabannya trnyata mudah.

Diantaranya, Rasul selalu bangun sebelum subuh. Para pakar kesehatan menyatakan bahwa udara sebelum subuh amat kaya oksigen, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh yang berpengaruh terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya sehari penuh. Itulah sebabnya orang yang yang memulai aktivitas dengan bangun subuh, biasanya menjalani hari dengan penuh kesegaran, semangat dan optimis.

Selalu menggunakan menggunakan siwak setiap pagi atau sebelum subuh. Setelah dilakukan penelitian, siwak mengandung fluor alami yang sangat bermanfaat untuk kesehatan gigi, mulut dan gusi, sehingga sekarang siwak dapat kita temui dalam pasta gigi, sehingga mudah untuk kita gunakan.

Rasulullah sering menyempatkan diri berolahraga, baik sendirian maupun mengajak anak dan cucunya sambil bermain-main. Olahraga diakui oleh para pakar kesehatan sangat bermanfaat bagi tubuh serta mengendorkan urat-urat yang kaku.

Rasulullah selalu mengawali dengan meminum segelas air dingin yang dicampur sesendok madu asli sebelum memulai sarapan pagi. Setelah di teliti oleh para ahli, ternyata khasiat ini sangat luar biasa. Dalam Al-Quran, madu merupakan syifaa (obat) isim nakhiroh (menyeluruh) yang mengandung mikronutrisi dan sangat dibutuhkan oleh tubuh atas berbagai penyakit. Jadi madu sudah masuk terlebih dahulu untuk menetralisir makanan yang akan masuk ke lambung mengaktifkan usus-usus, dan menyembuhkan sembelit, wasir, luka bakar, dan peradangan.

Saat pagi menjelang siang, Beliau senantiasa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa’ (matang).

Rasulullah pernah bersabda, “ Barang siapa makan tujuh butir kurma, maka akan terlindung dari racun”.

Hal ini terbukti ketika sebuah percobaan pembunuhan terhadap Rasulullah ketika berlangsungnya perang Khaibar. Seorang wanita Yahudi menaruh racun kedalam makanann Rasul dan langsung tertelan. Tapi apa yagn terjadi, Beliau selamat, karena racun tersebut bisa dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Sementara itu Bisyir ibu al Barra', salah seorang sahabat yang ikut makan racun tersebut akhirnya meninggal. Rasulullah saw selamat dari racun tersebut karena selalu mengkonsumsi tujuh butir kurma setiap harinya. Di sisi lain, menurut penelitian ternyata kurma kaya dengan unzur zat besi dan kalsium Selain merupakan unsur yang paling tinggi bagi membentuk susu ibu, pertumbuhan anak-anak dan pembentukan darah dan sumsum tulang, kurma salah satu makanan yang paling pantas diproses sebagai bekalan tenaga. Kurma akan dibakar dan disalurkan ke bagian-bagian anggota lain dan otak.
Dalam sebuah penelitian di Mesir, penyakit kanker ternyata tidak menyebar ke daerah-daerah yang penduduknya banyak mengkonsumsi kurma. Ternyata setelah mengalami beberapa penelitian, pendapat tersebut bernar, karena kurma memiliki zat-zat yang bisa mematikan sel-sel kanker. Maka tidak perlu heran kalau Allah menyuruh Maryam ra, untuk makan kurma disaat kehamilannya. Sebab memang itu bagus untuk kesehatan janin

Namun masih ada yang lebih penting dari cara Rasulullah agar tetap sehat dan bugar yaitu, menghindari isrof (berlebihan) ketika makan dan minum. Beliau tidak pernah melakukan idkhol at thoam ‘ala thoam (makan lagi sesudah kenyang). Assyab’u (kenyang) bukanlah al imtila’ (memenuhi perut dengan makanan). Kenyang yang sebenarnya adalah tercukupinya tubuh oleh zat-zat yang dibutuhkannya sesuai dengan proporsi dan ukurannya.

Bila Pejuang Gender Tak Berdaya Oleh Pornografi




Dengan dalih membela, memperjuangkan harkat, martabat, derajat serta kesetaraan gender wanita, rupanya para aktivis, tokoh dan pejuang wanita tak pernah berhenti membela, meneriakkan kebebasan.
Bukan hanya di atas meja untuk adu argumen, saling debat, perang tulisan, tapi mereka juga beramai-ramai turun ke jalan, menggalang demo, menyudutkan Pemerintah hingga lembaga Islam
Dengan lantang mereka menyorot masalah-masalah seperti kekerasan dalam rumah tangga, menyusui, mengandung dan melahirkan seolah menjadikan wanita sebagai korban. Poligami selalu di singgung, di tentang.sebagai sesuatu yang merugikan kaum wanita.
Namun di balik semua itu, kita masih banyak menjumpai kasus-kasus yang justru menyudutkan dan menurunkan harkat martabat. Lihatlah wanita di eksploitasi, pornografi dan pornoaksi bebas melenggang tanpa aturan, pelecehan seksual merajalela di mana-mana. Semua jarang bahkan tidak tersentuh, ke mana kamu para pejuang gender, para pembela kaum hawa, di mana kepedulian para aktivis ?



Pelan, Halus, Samar Namun Tepat Sasaran



Teknik danrmodalnya sangat luar biasa. Tanpa memperhitungkan berapa rupiah yang harus mengucur. Secara perlahan-lahan dekat, lalu mulai masuk, di dekati, lalu dijebak, dijaring,......ya’.... maka masuklah mereka

Jika di lihat letak geografisnya, kabupaten Malang berada di tengah-tengah basis kaum tradisional, maka tidak heran jika pengaruh Islam sangat kuat dan mengakar. Tetapi siapa yang menyangka, dibalik kebesaran bendera kaum tradisional itu, tersusupi “duri-duri” salibis.

Berkedok KKN
Kejadian ini bermula ketika para mahasiswa teologis Universitas Katolik Widya Karya (UKWK) KKN di desa-desa terpencil yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Salah satu sasarannya adalah desa yang berbatasan dengan Kabupaten Kediri Pait, Kesamben Kabupaten Malang. Sebenarnya desa ini lebih dulu didatangi mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang untuk menggarap bidang sosial, agama dan pendidikan. Namun dari UKWK mengambil alih bidang pendidikan dengan memasuki beberapa madrasah Ibtida’iyah dan menghapus lafadz Bismillah di papan tulis salah satu kelas. Bentrokanpun tidak bisa dihindarkan meski akhirnya dapat didamaikan dan UKWK pergi. Tapi dua bulan kemudian datanglah mahasiswa dari Institut Injil Indonesia dari kota Batu, Malang untuk penelitian di peternakan milik Yohanes Sukirno seorang pendeta di ujung bukit desa tersebut.

Modal yang Besar
Dari sinilah skenario dimulai. Mereka aktif mendatangi rumah-rumah warga untuk menawarkan program dasa wisma,pengarahan dan bimbingan belajar untuk putra-putrinya yang kebanyakan bersekolah di Madrasah Ibtida’iyah. Sedangkan aksi Sukirno lain lagi. Dengan dibantu para mahasiswa, ia sering meminjamkan sapi betina dan pejantan kepada warga yang mau ikut sekolah minggu. Ketika sapi tersebut beranak, maka anak hewan itu menjadi hak warga yang memeliharanya, berapapun jumlahnya. Ia pun juga menawarkan jenis sapi perah untuk dimanfaatkan susunya untuk dijual Koperasi Unit Desa (KUD). Semakin lama rumah Sukirno ramai dan dijadikan tempat kebaktian. Ia juga tak segan - segan mendatangkan para jemaat dari luar kota untuk meramaikan kebaktian, bahkan sekarang sudah ada penginjil asli putra daerah desa itu yang sebelumnya muslim.

Mendatangkan ‘Pasukan’
Untuk merapatkan barisannya, Sukirno mendatangkan misionaris muda berdarah Ambon alumnus sebuah sekolah teologi di Karanglo, Malang yaitu Pendeta Richard. Selain mendekati para peternak, para pelayan salib ini juga mengincar jalur pendidikan. Mereka sangat giat menebar pesona dan misi di Sekolah Dasar Pait I, mendekati para guru dan menawarkan bantuan bimbingan belajar privat komputer, bahasa inggris dan pelajaran lainnya secara gratis kepada para siswa.

Aparat yang Apatis
Namun, anehnya aparat desa seakan tak peduli dengan apa yang terjadi. Modin desa pun juga ikut-ikutan menutupi dengan dalih hanya pengin kenal, silaturrahmi, demi kemajuan rakyatnya, iktikad baik, menambah persaudaraan dan ini....dan itu........ pokoknya ada saja alasannya. Di satu sisi aparat seakan tak peduli, tutup mata dengan bahaya kristenisasi yang mengancam kaum Muslimin di wilayah itu. Mereka melupakan suara-suara warga yang mulai resah dengan kehadiran para salibis itu. Apalagi jika Kristenisasi itu semakin menggunakan cara-cara yang halus dan penuh tipu daya. Keresahan masyarakat ini rupanya kurang disikapi oleh aparat dengan tegas.


Menyikapi Istri yang Kurang Bersyukur


Istri-istri itu akan selalu merasa kurang jika menerima pemberian dari suami, meskipun sang suami sudah bersusah payah untuk mendapatkan demi istri dan anak-anaknya.

Rasulullah bersabda :“Allah Maha Besar berkah-Nya lagi Maha tinggi tidakakan mau melihat seorang yang tidak bersyukur kepada suaminya, padahal ia tetap memerlukannya” (HR Nasa’i)

Yang dimaksud dengan istri yang tidak mau mengakui segala yang diberikan suami kepadanya walau sebesar apapun. Segala yang diterima dari suaminya dianggap remeh. Dan tidak pernah mau menyatakan ucapan-ucapan yang menunjukkan rasa terimakasih kepada suami. Yang selalu dilontarkan bahwa dirinya selalu berkekurangan dan suaminya tidak pernah mau mencukupi apa yang menjadi keinginannya.

Terbiasa Manja
Sikap istri semacam ini barangkali karena adanya perlakuan dari orang tuanya pada masa lalu yang selalu memanjakan dengan kemewahan dan kecukupan. Keadaan tersebut selalu membayanginya sampai ia berumah tangga. Pada saat harus berdiri sendiri dan lepas dari orang tuanya, ternyata ia mendapatkan seorang suami yang tidak dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhannya dan memanjakannya. Apalagi jika perkawinannya tidak disetujui oleh orang tuanya, maka segala fasilitas yang didapat sebeleum pernikahan tidak lagi diperolehnya.

Jerih Payah Suami Selalu Sia-sia
Ketika suami tidak mampu memberikan apa yang diinginkannya, istri menganggap segala pemberian suami tidak ada artinya walaupun suami telah berjuang untuk dapat memberikan yang terbaiuk.Misalnya contoh-contoh berikut dapat memudahkan menggambarkan perbedaan fasilitas ketika masih berada dibawah naungan orang tua dan setelah berdiri sendiri dengan suaminya :

- Selama dengan orang tuanya biasa hidup mewah, sering berekreasi dengan mobil pribadi yang nyaman. Tapi setelah berumah tangga hanya bisa menggunakan angkutan umum. Walau suami sudah berupaya agar dia dapat berwisata, ia sering membanding-bandingkan keadaan sekarang dengankeadaan semasa dengan orang tuanya yang memang tidak berarti sama sekali.
- Segala peralatan rumah tangga seperti kompor gas, mesin cuci, oven dan lainnya tersedia semasa dengan orang tuanya. Tapi ketika ia sudah berkeluarga sendiri semua itu tidak didapatkan, yang ada hanya kompor minyak tanah dengan suasana kesederhanaan. Hal ini membuat dirinya sering ia banding-bandingkan dengan keadaan semasa bersama orang tuanya yang sudah tentu tidak berarti pa sama sekali bagi dirinya.
- Karena persaingan antara saudara-saudara yang telah berkeluarga dan kecukupan, ia sering menyampaikan perkataan yang meremehkan suami di hadapan saudara-saudaranya, misalnya “Suami saya tidak pernah dapat memberikan barang-barang yang berharga ata dapat saya banggakan”. Pernyataan semacam ini menunjukkkan pengingkaran terhadap jerih payah suami yang berusaha membahagiakan kehidupan rumah tangga sesuai dengan tingkat kemampuan.

Perbedaan level
Selain itu, faktor pendorong istri meremehkan suami barangkali karena pendidikan istri lebih tinggi dan pendapatan yang jauh lebih besar dari pada suami. Hal-hal semacam inilah yang membuat dirinya memandang remeh kalau diberi uang belanja dari suaminya yang hanya berjumlah lebih rendah dari penghasilannya. Jerih payah suaminya kurang dipandang hanya dengan sebelah mata, bahkan mungkin diacuhkan sama sekali.
Istri tipe pengingkar kebaikan ini akan menimbulkan kerugian-kerugian dalam rumah tangga suaminya seperti :
- Timbul ketegangan hubungan antara suami-istri, karena suami kesal dan jengkel atas sikap yang meremehkan segala upaya dirinya untuk kesejahteraan keluarga.
- Akibat ketegangan semacam ini anak-anak pun ikut merasakan suasana tidak harmonis dan tentram dirumah sehingga kemungkinan mereka lebih senang mengikuti pola hidup liar diluar rumah.
- Istri dibayangi rasa oleh stres dan mengalami gangguan mental karena sering melihat suami menunjukkan kejengkelan dan kemarahan yang mungkin tidak dipahami sebab-sebabnya. Suasana seperti ini dirasakan oleh istri sebagai suatu permusuhan yang mengganggu ketenangan dirinya.
- Suami mungkin akan berpaling kepada wanita lain yang dapat memberikan keteduhan dan ketenangan disamping memberikan penghargaan dan pujian sehngga harga dirinya menjadi terangkat. Hal semacam ini bisa merenggangkan hubungan dan jika berkelanjutan, suami dapat terjerat pada wanita lain dan menjauhi istri dan keluarganya.

Solusi
Mengetahui dampak-dampak seperti ini istri yang merasa dirinya sering mengingkari kebaikan suaminya seharusnya berupaya untuk menghilangkan perilaku tersebut dengan cara-cara :
- Mendekati orang-orang yang dapat memberi nasehat dan bimbingan agama agar ia dapat memahami tuntunan agama mengenai perilaku istri yang baik.
- Memperhatikan dan mengamati kehidupan keluarga-keluarga yang senasib lebih baik atau beruntung dari pada dirinya dan berdialog dengan para istri mereka, sehingga mendapatkan pelajaran dan pengalaman dari para istri yang hidup dalam kekurangan tetapi menghargai dan memuji jerih payah suami.
- Berkonsultasi dengan para ahli agar mendapatkan jalan bagaimana menghargai upaya-upaya suami yang selama ini selalu diremehkan.

Sebaliknya bagi suami yang mempunyai istri tipe pengingkar ini dapaet melakukan berbagai upaya untuk menghadapi dan menyadarkannya agar perilakunya yang tidak terpuji dapat dihilangkan. Suami memberi peringatan kepada istri bahwa perilaku semacam ini bisa menyebabkan kelak masuk neraka seperti apa yang telah disabdakan Rasulullah SAW
:
Aku pernah melihat neraka. Tiba-tiba kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita, yaitu karena mereka tidak tahu berterimakasih kepada suami. Andaikan engkau (suami) berbuat baik kepada seseorang di antara mereka setahun, kemudian ia melihat cela padamu, ia akan mengatakan :’ Saya tak pernah sama sekali melihat kebaikan dati dirinya..”(HR Bukhari)

Suami juga mengingatkan bahwa perbuatan tersebut sangat menyakitkan hatinya, merusak prestasi dan kredibilitas kerja. Sikapnya membuat anak-anak juga bisa tidak menghormati ayahnya yang berakibat gangguan mental dan menimbulkan beban stres.

Oleh karena itu, istri dianjurkan agar senantiasa menerima kenyataan dan menyadari realita agar hidupnya penuh dengan ketenangan dan ketentraman, sehingga suami dan anak-anak dapat merasakan adanya keharmonisan dalam rumah tangga. Istri juga dinasehati agar mau berlatih menghargai kebaikan suami dengan melihat nasib orang yang lebih bawah dan tidak melihat orang-orang yang diatasnya. Dengan usaha- usaha ini, insya Allah ia kelak menjadi sadar bahwa ternyata ia masih lebih beruntung dari pada orang-orang lain yang hidup dalam kekurangan dan kemiskinan. Dengan kesungguhannya mau melihat perbandingan antara dirinya dengan orang-orang yang lebih bawah, kemungkinan besar hatinya akan tersentuh untuk mengakui dan mensyukuri jerih payah suaminya dalam memberikan banyak kebaikan kepada dirinya.


Perjuangan Kartini di Mata Islam



Seratus dua puluh delapan tahun yang lalu lahirlah sosok Kartini yang berhasil mengangkat harkat-martabat kaum wanita pribumi dari jurang kebodohan. Surat-surat, tulisan dan pemikirannya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar yang terkenal Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air). Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu


Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik terhadap agamanya. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia mengungkapkan bahwa pandangan: dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. "...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu. Beliau juga mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Baginya, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah dan tersedia untuk dimadu pula.


Pasca wafatnya Kartini, muncullah tokoh-tokoh pergerakan wanita yang mengikuti jejaknya. Sebut saja Dewi Sartika, Maria Walanda Maramis dan masih banyak lagi. Mereka juga medobrak keterbelengguan peribumi oleh penjajah. Berjuang dengan pergerakan yang spektakuler bagi wanita Indonesia saat itu. Sebuah perang dengan cara moderat tanpa adu kekuatan fisik, akan tapi adu otak, adu harga diri. Tak berselang lama kebangkitan harga diri pribumi mulai naik hingga kita sebut sebagai jaman Kebangkitan Nasional, tidak hanya bangkit meruncingkan bambu, tapi juga meruncingkan pikiran, mengasah otak melalui kata-kata, baik di forum diskusi maupun di media cetak jauh sebelum dunia menyuarakan, meneriakkan, mempoklamirkan emansipasi wanita

Sekarang, jaman sudah banyak berubah. Para penerus perjuangan Kartini rupanya tak pernah berhenti.. Lebih-lebih setiap tanggal 21 April, meskipun tidak semeriah Proklamasi Kemerdekaan, para aktivis khususnya kaum wanita berteriak menyuarakan kesetaraan, harkat, martabat dan kesetaran gender yang cukup menggugah kaum hawa.
Mereka mengklaim dengan perjuangan Kartini, Dewi Sartika, Maria Walanda Maramis menjadi tonggak... dan tonggak sejarah merdekanya kaum wanita dari korban eksploitasi, ‘budak’ pria, kebodohan serta kebangkitan emansipasi wanita..

Mari kita lihat lebih dalam, sampai dimana keberhasilan para pejuang pergerakan wanita dan para aktivis-aktivis perempuan sehingga mereka di bangga-banggakan menjadi pahlawan, pembela hak-hak asasi kaum hawa ? Sementara diberbagai tempat kita masih temukan kasus-kasus yang menyudutkan kaum perempuan. Di sisi lain masih banyak wanita dengan bangganya mengeksploitasi dirinya, tubuhnya tanpa mengindahkan adab, moral, etika maupun budaya agama serta ketimuran. Apakah itu yang namanya emansipasi wanita ? Kebangkitan perempuan ? Kesetaraan gender ?

Tengoklah empat belas abad yang lalu, jauh sebelum Kartini dan kawan-kawannya berjuang medobrak keterbelengguan peribumi oleh penjajah. Ketika itu pada jaman jahiliyah, derajad wanita yang sebelumnya di anggap hina dengan posisi sangat rendah, selalu di campakkan, bahkan mau dibunuh karena dianggap suatu aib bagi keluarga yang melahirkan. Tetapi ketika Islam datang, Rasulullah menyampaikan........, maka lahirnya pejuang-pejuang wanita muslimah yang jauh-jauh lebih hebat, dan dampaknya dapat kita rasakan hingga saat ini.

Sebutlah ! Siapa yang tak kenal Khadijah binti Khuwailid, Aisyah binti Abu Bakar, Hafsah binti Umar, Juwairiah binti Harits, Maimunah binti Harits, Ummu Salamah, Zainab binti Jahsy, Fatimah binti Muhammad, Ummi Kultsum binti Muhammad dan masih banyak lagi.. Tanpa dikenal sejarah umum, tak oernah dirayakan hari lahirnya, tak pernah dibangga-banggakan, di gembar-gemborkan, mereka hampir terlupakan, tapi mereka justru jauh lebih berhasil “memerdekakan” derajat kaum hawa bukan hanya di dunia saja tapi akheratnya juga.


Mereka-mereka itu bukan saja pahlawan teoritas saja, tapi lebih dari itu....berani mengangkat senjata, berani menghadapi lawan-lawan yang jauh lebih kuat, jauh lebih hebat demi tegaknya kalimat Tauhid.
Lihatlah sabda Rasulullah dalam hadistnya :

Kami pernah bersama nabi SAW dalam peperangan, kami bertugas memberi minum para prajurit, melayani mereka, mengobati yang terluka, dan mengantarkan yang terluka kembali ke Madinah.” Ummu Haram ra, yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra , dimana ia berkata:“Nabi SAW bersabda : “Sejumlah orang dari ummatku menawarkan dirinya sebagai pasukan mujahid fi sabiliLLAH. Mereka mengarungi permukaan lautan bagaikan raja-raja di atas singgasananya.” Lalu tiba-tiba Ummu Haram ra berkata: “Ya RasuluLLAH, doakan saya termasuk diantara mereka itu.” Lalu Nabi SAW mendoakannya…”

Merekalah sanita-wanita yang telah memberikan suri tauladan mulia untuk keberlangsungan emansipasi wanita, bukan saja hak yang mereka minta akan tetapi kewajiban sebagai seorang wanita, istri,anak atau sahabat mereka ukir dengan begitu mulianya seoptimal mungkin menurut konsep al-qur’an dan assunnah. Dialah wanita yang mampu menyelaraskan fungsi, hak dan kewajibannya. Dan semua ini tertulis dengan lengkap dan jelas dalam surat At-Taubah 71, An-Nisa 34, Al-Baqoroh 233, Al-furqan 33 dan Ali Imran104 -110.
Karena itulah jika kita cermati bagaimana para pejuang muslimah dahulu berbeda jauh dengan sekarang. Sesungguhnya fenomena muslimah hari ini (kebanyakan telah menyimpang jauh dari Allah dan RasuINya), dan kehilangan jati dirinya sebagai muslimah adalah hasil dari rekayasa mereka yang menghendaki ajaran Islam itu kabur, sulit difahami dan terkesan kolot (terbelakang) serta menghambat kemajuan.
Para wanita yang dalam Islam sangat dihormati dan dimuliakan digugat. Aturan-aturan Islam yang tinggi dan sempurna dituding sebagai biang keladi ‘terbelakangnya’ para wanita Islam. Dengan berkedok penerus Kartini, musuh-musuh Allah yang lantang meneriakkan isu hak asasi, kebebasan, modernisasi, dan persamaan inipun menyerang masalah poligami,hak menthalaq, hak warisan, masalah hijab, dan sebagainya sebagai hal-hal yang melemahkan Islam. Islam dikatakan telah merendahkan harkat dan martabat wanita, sedang Barat lah yang mengangkat dan memuliakannya. Cobalah kita bandingkan dunia Islam dan dunia Barat, pada satu sisi mereka maju di bidang duniawi yang pernah dimiliki kejayaan islam, tapi kita lihat hubungan – hubungan sosial mereka, hubungan antara masyarakat, suami dan istri orang tua dan anak dan lain sebaginya ? Islam lebih gemilang dengan hal-hal itu.


Pada akhirnya sebagai wanita muslimah harus selalu menyiapkan dan meningkatkan kualitas keislaman kita, agar tidak terpengaruh dengan slogan- slogan barat yang akan menghancurkan pilar-pilar Islam dan menyilaukan mata kita.Selamat hari Kartini semoga wanita Indonesia bisa lebih meningkatkan khazanah keislamannya dan menghasilkan karya-karya besar untuk kemajuan Indonesia dan Islam pada umumnya,amin Allahumma amin.



.
...