Jumat, 26 Oktober 2007

KETIKA SAFAAT DIJADIKAN TUJUAN IBADAH

Khotbah Jum’ah
KETIKA SAFAAT DIJADIKAN TUJUAN IBADAH
Abu haidar
Ma’asyirol Mikmimin rakhima kumullah………………..
Sering kita mendengarkan para kyai, da’i, dan pembawa acara di beberapa majelis ta’lim, atau acara-acara tertentu mengatakan “Kita ucapkan solawat dan salam kepada junjungan kita nebi besar Muhammad SAW yang selalu kita nanti-nantikan “safaatnya” nanti dihari kiamat” atau “Dengan mengamalkan manaqib ini kita mengharap safaat dari Seihk Abdul Qodir Jailani…dan wali-wali yang lainnya”. Inilah kalimat-kalimat salah kaprah yang sering disebut-sebut baik dimajelis ta’lim maupun forum-forum apa saja.
Yang perlu kita ketahui disini sebenarnya, bahwa siapapun tidak bisa memberikan syafa'at. Safaat adalah hak khusus dari Allah, tanpa diminta akan diberikan oleh orang yang diridhai Allah dengan izin dari-Nya, Karena didalam surat Al-Baqarah ayat 255 jelas-jelas diterangkan :
............
"Tiada seorangpun yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa seizin-Nya."

Syafa'at yang diperkirakan oleh kaum musyrikin inilah yang tidak ada pada hari Kiamat, sebagaimana dinyatakan demikian oleh Al-Qur'an. Pada hari Kiamat nanti Rasulullah akan datang bersujud kepada Allah dan menghaturkan segala puji kepada-Nya. Beliau tidak langsung dengan memberi syafa'at lebih dahulu. Maka apabila telah diizinkan Allah, barulah beliau memberi syafa'at Karena dalam hadistnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim mengatakan, "Angkatlah kepalamu, katakanlah niscaya akan didengar apa yang kamu katakan, mintalah niscaya akan diberi apa yang kamu minta, dan berilah syafa'at niscaya akan diterima syafa'at yang kamu berikan itu."

Disinilah kebanyakan orang, safaat dijadikan dalil. Hal seperti ini tak ada bedanya dengan kaum musyrikin dalam memohon kepada malaikat, nabi dan wali. Kata mereka: "Kami tidak memohon kepada mereka kecuali untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memberikan syafa'at kepada kami di sisi-Nya." Maka syafa'at yang mereka harapkan akan sia-sia atau percuma, bahkan bisa dikatakan perbuatan syirik; karena syafa'at hanyalah hak Allah semata, tiada yang dapat memberi syafa'at kecuali dengan seizin-Nya. Karena didalam surat Al-An'am:ayat 51 Allah telah berfirman yang berbunyi :
"Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhan mereka (pada hari Kiamat), sedang mereka tidaklah mempunyai seorang pelindung dan pemberi syafa'at pun selain Allah; agar mereka bertakwa."
Kemudian pada surat Zumar ayat 44 juga dijelaskan,
"Katakanlah: Hanya hak Allah-lah syafa'at itu semuanya."

Jamaah Jumah yang berbahagia………………..
Lalu siapa saja yang berhak mendapatkan safaat itu? Dalam hadist Abu Hurairah yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Al-Bukhari mengatakan, telah bertanya kepada Beliau: "Siapakah orang paling beruntung dengan syafa'at engkau?" Nabi menjawab: "Ialah orang yang mengucapkan "Laa ilaha illa Allah" dengan ikhlas dari dalam hatinya." .
Yaitu Ahlul Ikhlas wa Tauhid (orang-orang yang mentauhidkan Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya), dengan seizin Allah; bukan untuk mereka yang berbuat syirik kepada-Nya. Dan pada hakekatnya, bahwa Allah-lah yang melimpahkan karunia-Nya kepada Ahlul Ikhlas wa Tauhid dengan memberikan maghfirah kepada mereka melalui do'a orang yang diizinkan Allah untuk memperoleh syafa'at, untuk memuliakan orang ini dan menerimakan kepadanya Al-Maqam Al-Mahmud (kedudukan terpuji).

Ma’asyirol mukminin ……
Maka dari itu marilah kita hati-hati dalam berdo’a yang disertai meminta wasilah-wasilah kepada para wali, alim ulama, serta orang-orang yang sudah meninggal agar kita mendapat safaat hari kiamat nanti. Sekali lagi, boleh kita mendoakan saja, itu sudah cukup. Tidak dengan meminta wasilahnya. karena selain Nabi memang ada orang yang meminta atas izin Allah safaat, yaitu orang yang mati sahid. Karena orang ini mempunyai 6 keistimewaan, salah satunya diantaranya adalah mendoakan terbatas hanya 60 orang saja. Itupun tidak memberi safaat, hanya mendoakan, perkara dapat atau tidak itu hak Allah..
Didalam surat An Najm ayat 26 juga diterangkan :
 "Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa'at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengizinkan (untuk diberi syafa'at) bagi siapa yang dikehendaki dan diridhai-Nya."
Serta surat Sabba': 22-23 yang bunyinya :
. Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah, kecuali bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa'at itu..." (Sabba': 22-23)

Tidak ada komentar: