Jumat, 02 Mei 2008

Istri yang Kurang Bersyukur



Hanya karena mengikuti nafsu di dunia saja, ia lupa akan tugas dan fungsi sebagai istri. Maka akan menyesallah mereka nantinya diakherat

Di dalam Islam, kewajiban suami adalah memberi nafkah cukup, rumah yang layak, bertanggung jawab hampir semua urusan rumah tangga, serta melindungi seluruh keluarga. Begitu juga dengan seorang istri, ia mempunyai tugas sepenuhnya melayani kebutuhan suami, menghormati dan menjadikan “perhiasan dunia” bagi seorang suami.
Tapi ada juga istri yang mau membantu pekerjaan rumah tangga sehari-hari setelah ada kesepakatan bersama, karena “mungkin” suami belum atau tidak sanggup mencarikan pembantu, mengerjakan sendiri dalam melakukan pekerjaan sehari-hari seperti urusan anak, dapur dan lainnya, karena hasil yang pas-pasan. Bagi istri yang rela dan ikhlas ikut membantu mengerjakan urusan rumah tangga ini adalah suatu pahala tersendiri dari Allah SWT.

Kurang Bersyukur
Namun masih banyak kita jumpai ada istri yang tidak pernah merasa bersyukur atas pemberian suami, dia tidak pernah mau menyatakan ucapan-ucapan terimakasih kepada suami, yang dilontarkan hanyalah kekurangan bahwa suaminya tidak pernah mencukupi apa yang ia inginkan. Dari beberapa sikap ini akhirnya dapat menjadikan suasana rumah tangga yang kurang kondusif, tidak tenteram dan sering timbul percekcokan. Biasanya istri-istri yang seperti ini berasal dari golongan keluarga mampu. Mereka sejak kecil sudah terbiasa dengan kehidupan yang manja, segala fasilitas seperti kendaraan, uang jajan, aneka hiburan, semua keinginan serba terpenuhi dan suasana kehidupan yang serba mewah. Ketika ia mulai mengarungi bahtera rumah tangga maka babak barupun segera berubah. Ternyata suaminya tidak mampu memberikan apa yang ia dapatkan seperti dulu. Akhirnya dirinya tidak siap dengan keadaan, hatinya akan “kaget”, sulit beradaptasi, apalagi jika sang istri mampu mencari nafkah sendiri yang jauh lebih besar dari suami, atau kedudukan istri lebih tinggi baik pekerjaan, pendidikan atau kedudukan.

Jika ini dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan kerugian-kerugian dalam rumah tangga seperti, ketegangan hubungan antara suami-istri, suami merasa jengkel karena merasa diremehkan, istri selalu dibayangi rasa kekurang puasan. Akibatnya keretakan rumah tangga mulai timbul, anak-anak ikut terhanyut didalamnya karena merasakan suasana tidak harmonis, tentram dirumah sehingga kemungkinan lebih senang mengikuti pola hidup liar di luar rumah, broken home.

Sabda Nabi SAWhalAllohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: "Diperlihatkan kepadaku neraka, maka sebagian besar penghuninya adalah para wanita yang kufur. Dikatakan :'' Apakah mereka kufur kepada Allah Rasullah menjawab : Mereka kufur terhadap suami mereka dan mereka mengingkari kebaikan suami mereka. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang masa, kemudian ia (wanita tersebut) melihat sesuatu (yang tidak disukainya), ia akan berkata : Aku sama sekali belum pernah melihat mu." (HR: Bukhari dan Muslim)

Bom Waktu yang Siap Meledak
Yang lebih fatal lagi, ketika suami bingung kepada siapa ia akan ‘curhat’, ia akan berpaling kepada wanita lain yang dapat memberikan solusi, pujian, kesejukan, bahkan “penawar” hatinya. Akhirnya suami akan terjerat pada wanita lain, menjauhi istri dan mungkin keluarganya. Karena bagi suami, istri merupakan suatu kehangatan, penawar, sekaligus teman sepenanggungan untuk mencari dan memecahkan solusi terbaik setiap permasalahan sekaligus pengobat stres dan kepenatan. Kalau sudah begini ibarat bom waktu yang bisa meledak kapanpun juga.

Ikhlas
Mengetahui dampak-dampak seperti ini alangkah baiknya dengan kerendahan hati, keikhlasan semua karena Allah, ibarat orang Jawa “lilo-legowo” secepatnya mencari solusi berupaya untuk menghilangkan perilaku tersebut.

Bersyukurlah dengan apa yang sudah diberikan suami. Dekatlah dengan orang-orang yang alim, bijaksana, mengerti agama agar dapat memahami tuntunan mengenai perilaku istri yang baik dan benar menurut syari’at Islam, mengetahui apa, bagaimana hak dan kewajiban istri.Kemudian mengamati dan memperhatikan kehidupan keluarga-keluarga lain yang nasibnya lebih tidak beruntung dari pada dirinya dengan berdialog, curhat dengan para istri mereka dalam batas-batas tertentu. Karena sangat diharamkan jika istri membuka aib suaminya sendiri didepan orang lain.

Karena itu hendaknya seorang isteri tidak mengurangi ketaatan kepada suaminya, sedangkan asal ketaatan adalah dalam hal-hal yang ma''ruf (sesuai syar''i). Hal ini sesuai dengan sabda Rasul ShalAllohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya kurang lebih: "Tidaklah ketaatan itu kecuali yang ma''ruf''
Selanjutnya istri memberikan pelayanan kepada suami dirumahnya, dan membantunya untuk mendapatkan rasa hidup yang indah, maka sesungguhnya hal itu mebantunya (suami) untuk bisa mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiranya untuk melaksanakan kewajibannya. Begi juga dengan suami, tidak boleh membebani apa yang diluar batas kemampuannya. sementara jika suami bisa melakukannya.

Diancam Bidadari
Hendaknya isteri bersyukur (berterima kasih) atas segala kebaikan suami kepadanya dan janganlah isteri mengingkari kebaikan suaminya, maka sesunguhnya yang demikian itu akan mendatangkan kebencian dari Allah, karena Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: "Alloh tidak mau melihat wanita yang tidak tahu terima kasih kepada suaminya sedang ia (wanita) tidak merasa cukup kepadanya (suaminya). Penghuni surga yang paling sedikit adalah dari kalangan wanita" (HR: Muslim dan Akhmad)
Tidak pantas seorang wanita yang mencari keselamatan kemudian menyelisihi suami kepada yang selain diberikan suami dengan kufur atau mengingkari kebaikan suaminya atau banyak mengeluh karena sebab-sebab yang sangat sepele. Dan wanita mana yang saja yang menyakiti suaminya akan dilaknat para bidadari (wanita-wanita surga yang disediakan sebagai istri-istri pria beriman) maka ia (wanita) akan berada dijurang kehancuran jika terus menerus melakukan perkara yang dilarang itu.

Sesuai dengan sabda Rasululloh ShalAllohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: "Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia, kecuali berkata istrinya yang dari bidadari : Janganlah kau sakiti dia (suami) - semoga Allah mencelakakanmu - maka tidak lain dia (suami) disisimu hanya seorang asing yang sebentar lagi akan meningalkanmu menuju kami." (HR: AT- Tirmizi, Ibnumajah, dan Akhmad).

Hadits ini merupakan peringatan penting bagi para wanita yang beriman kepada Allah dan bagi wanita yang mengaharapkan kehidupan mulia di akherat, maka sadarlah...segeralah bertobat.










.

Free Diving


Free Diving atau Selam bebas adalah sebuah olahraga air yang termasuk sebagai olahraga ekstrim Komite Olympiade Internasional (IOC), di mana penyelam mencoba mencapai kedalaman tanpa bantuan alat pernafasan. Cabang yang selalu di pertandingkan di lintas benua ini dibagi menjadi tiga nomor, yaitu statik, dinamik dan kedalaman.
- Statik Apnea adalah menahan nafas dan biasanya dilaksanakan di kolam renang,
- Dinamik Apnea adalah renang di bawah air jarak jauh tanpa peralatan sirip dan oksigen.
Kompetisi ini biasa di lakukan di kolam, sungai bahkan di danau es yang airnya hii...dapat
menggigit tulang.
- Kedalaman, Kompetisi Berat Konstan untuk renang perseorangan di lakukan di perairan
yang sangat dalam dengan beban pemberat sled. Untuk turun lebih jauh penyelam di pandu
dengan tali dengan pemberat, dan alat pengontrol pengambangan berupa kantung udara
yang di beri nama tether untuk naik ke permukaan..

Untuk turnamen Free diving champion-consentration dan Ocean Open lebih berbahaya lagi, karena harus di lakukan di laut terbuka yang penuh dengan hiu-hiu ganas, karena itu para penyelam bebas ini tubuhnya selalu di olesi shark oil (minyak anti hiu). ***

Rekor-rekor Dunia

Rekor dunia untuk kategori "No Limit" dari lomba selam bebas dipegang oleh penyelam Prancis Loic Leferme. Pada 30 Oktober 2004 dia menyelam ke kedalaman 171 m, di Villefranche, Nice, Prancis; melewati rekor dia sebelumnya lebih dalam 9 m. Rekor wanita sekarang dipegang oleh Tanya Streeter, yang menyelam sampai 160m (524,8 kaki) pada 17 Agustus 2002. Rekor tak resmi dipegang oleh Audrey Mestre (166 m) istri dari legenda Francisco "Pipin" Ferreras; yang akhirnya tenggelam saat mencoba memecahkan rekor 171m (561 kaki). Selam bebas ini juga pernah di buat film dengan judul Le Grand bleu (The Big Blue) oleh Luc Besson tahun 1988.







Menghadapi Ujian ala Sihir Harry Porter ?




Ada-ada saja cara siswa agar dapat menghadapi ujian nasional (UN) dengan lancar dan berhasil dan tidak takut atau cemas. Salah satu contohnya adalah kakak-kakak kita yang belajar di SMP Negeri 02 Demak.
Menurut Wakil Kepala Sekolah Dra Savitri HS, agar mentalnya lebih siap dalam menghadapi Ujian Nasional yang akan di laksanakan 5 Mei mendatang, 274 siswa kelas IX mengadakan istighotsah dan di beri pembekalan dan motivasi “khusus” oleh pak Budi Sarwono, master Hipnotis asal Banyubiru, Kabupaten Semarang di aula sekolah pada awal April lalu.
Mereka bersama-sama di ajak menyelami diri dan menghipnotis dirinya masing-masing untuk menemukan penyebab munculnya rasa cemas, khawatir dan takut dengan cara memejamkan mata. Kemudian pak Budi berkata dengan pelan,“Kepalkan tangan kencang-kendang dan katakan aku pasti bisa ! Aku pasti bisa ! Aku pasti bisa !”. Saat membuka mata para siswapun harus mengatakan dengan yakin secara bersama-sama “Saya pasti bisa!”.

Adik-adik yang soleh, kalian tahu, apa itu hipnotis ? Hipnotis adalah tehnik untuk mengorek alam bawah sadar manusia atau mempengaruhi pikiran orang. Apa pun bentuknya, yang namanya hipnotis itu tidak lebih dari sihir atau tipuan mata yang dilakukan oleh syetan terhadap manusia, sehingga orang terpengaruh dengan keinginannya melalui pandangan mata atau melalui mantra-mantra dan hukumnya termasuk syirik Seperti yang di terangkan di Al qur’an di surat Al-Jin, ayat 6 yang bunyinya :
"Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.."
Rasulullah SAW sendiri juga pernah menyampaikan bahwa hipnotis adalah al’ainu haq, sihir mata itu benar ada. Karena syetan bisa menyusup seseorang melalui pandangan mata itu termasuk yang di lakukan pada para siswa SMP N 02 tersebut.
Jadi agar tidak takut menghadapi ujian sebaiknya ya belajar yang rajin, tekun, tak lupa berdo’a sendiri kepada Allah setiap saktu, syukur-syukur sehabis sholat tahajud. Bukannya dihipnotis atau istighosah bersama-sama.





Jalan Berliku Mantan Kupu-kupu Malam


Masa kecilnya hampir tak pernah merasakan kebahagiaan. Ketika teman-teman sebayanya bermain, canda ria, melanjutkan sekolah, Suryati harus berhenti di kelas lima karena kedua orang tuanya cerai. Bersama neneknya yang hidupnya serba pas-pasan ia membantu berjualan bubur di pasar Godong, Grobogan. Empat tahun kemudian neneknya meninggal dunia dan ia harus hidup sendiri. Karena tidak mampu meneruskan jualan neneknya, gadis kelahiran Penawangan, Purwodadi 45 tahun yang lalu ini memutuskan pergi merantau dengan harapan untuk memperoleh penghidupan yang lebih baik.
Berbekal nekad minus pengalaman dan uang tabungan yang tidak seberapa berangkatlah Sur melalui stasiun Semarang. Begitu turun di setasiun Jatinegara, ia bingung, tidak tahu harus kemana. Keluar masuk toko, warung, pasar tak satupun yang mau menampungnya. Setelah dua hari ‘menggelandang’ di Jatinegara, bertemulah dengan Zamroni tetangga desa, penjual asongan di kereta api dan di titipkan menjadi pembantu bu Maimunah, penjual nasi warteg pasar induk Kramat Jati Jakarta Timur.

Dua tahun berlalu tidak terasa bagi Suryati. Dengan pekerjaan rutinitas bangun pagi memasak, cuci piring, bahkan sudah di percaya untuk belanja bahan mentah, pola hidupnya pelan-pelan sudah ada kemajuan. Pada suatu ketika seorang pemuda berdarah Flores yang sering makan di warungnya tertarik dengan Suryarti, Yustinus namanya. Pucuk dicinta ulam tiba, di terimalah cintanya. Singkat kata dirinya mulai merasakan sedikit kebahagiaan bersama bang Yus yang sering memberinya sesuatu seperti baju, sandal, sepatu bahkan perhiasan. Makin lama Suryati kian percaya bahwa bang Yus betul-betul ingin serius menikahinya. Tiga bulan kemudian resmilah perkawinan mereka. Namun Suryati baru sadar ternyata suaminya adalah salah satu pentholan preman Kramat Jati dengan gaya hidup yang serba keras. Tapi bagaimanapun juga semua sudah terlanjur, ia sendiri sudah bahagia dengan menempati rumah kontrakan sederhana berdua.
Belum puas merasakan indahnya bahtera rumah tangga, tiba-tiba sebuah tregedi menimpanya lagi. Ketika buah hatinya berusia tujuh bulan, kejadian tragis menimpa suaminya. Yustinus tewas ditikam sesama preman karena rebutan lahan kekuasaan. Hatinyapun hancur, tak tahu lagi kepada siapa ia harus bergantung. Sedangkan untuk kembali ke bu Maimunah rasanya tidak mungkin, karena warungnya telah di gusur. Rupanya ada teman Yus yang mau menampung ia dan bayinya. Tapi ternyata niat itupun tidak lebih buruk dari apa yang ia derita. Dengan iming-iming di masukkan di konveksi ternyata Suryati dijebloskan lokalisasi “Kramat Tunggak”, di kawasan Tanjung Priok.
Ia tidak bisa apa-apa lagi karena harus mengganti beaya selama ia hidup di penampungan, juga putranya dalam sekapannya dengan alasan mau di rawat. Dalam hatinya menangis, tiap malam bersimbah peluh melayani pria hidung belang. Suara musik dang dut bercampur rock dan aroma minuman seolah mengiringi dirinya yang kian terjerumus ke dalam lembah hitam yang dalam. Orang-orang sekitar yang memandang seolah menertawakan nasibnya. Ketika Qonsis menanyakan bagaimana perasaannya ketika ‘melayani’ tamu-tamunya, ia menjawab dengan agak malu “Saya tidak tahu lagi bagaimana perasaanku saat itu. Yang jelas semua ini terpaksa,terpaksa dan terpaksa, demi menghidupi anak saya. Ttdak ada rasa sedikitpun hati ini bahagia dan ingin segera lari dari situ, entah kapan sermua ini harus berakhir, pasrah tapi saya tidak pernah berhenti berdo’a.
Do’anya di dengar Allah. Tepatnya pada tanggal 31 Desember 1999 lokalisasi pelacuran yang sudah ada pada tahun 1970-an itu resmi ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan dibangun Jakarta Islamic Centre. Dengan uang tabungan yang sudah cukup saat itu juga Suryati mengambil anaknya untuk kembali ke kampung.

Hatinya mulai agak tentram berjualan ayam di desa setelah dirinya insyaf dan sering mengikuti berbagai pengajian. Selang beberapa tahun dirinya di nikahi oleh pedagang hasil bumi dari Buyaran Demak sebagai istri kedua. Kini Suryati yang baru saja menunaikan ibadah haji ini hidup bahagia bersama Rifai suaminya dan Yusuf (anak tinggalan Yus) membuka warung sembako di rumahnya jalan raya Semarang-Demak.

Misteri “Pagar Ghaib” At-Taqi



Dengan punggung di penuhi rajah dari Al Qur’an yang di potong-potong dan di putar balikkan, mereka akan mempunyai kekebalan tubuh baik dari senjata tajam maupun senjata api.

Selain pelajaran agama dan kurikulum nasional, para santri di podok pesantren At-Taqi, Kali Pucang, Jepara ini juga di beri bekal amalan ilmu kekebalan tubuh. Pada pertengahan tahun 90 an ilmu ini ‘laris manis’ berkembang hingga Semarang dengan sasaran para remaja atau aktivis masjid.

Kesaktian ini akan diberikan langsung dari gurunya, kyai Nurkholis setelah membayar mahar yang kelipatannya harus ganjil, misalnya 13 ribu, 33 ribu dan seterusnya. Adapun proses ritual pengisisan asma’ di lakukan di dalam kamar tertutup, satu persatu secara bergantian. Oleh gurunya, si murid di suruh melepas pakaian atas (kaus atau baju) bagi laki-laki dan hanya membuka punggung untuk wanita. Kemudian kyai Nurkholis mulai merapal do’a sambil menuliskan lafadz-lafadz Al qur’an yang di penggal-penggal plus gambar-gambar bintang, garis dan pedang (rajah) di seluruh permukaan punggung si murid.
Setelah ajian “manjing” (bersemayam) ketubuhnya, mereka pantang mandi dan menanggalkan baju atau kaus yang di pakai saat ritual selama tiga hari tiga malam. Selain itu juga dilarang melanggar perbuatan-perbuatan yang melanggar agama. Misalnya berzina, mencuri, berbohong dan lain sebagainya. Apabila semua itu dilanggar, maka ilmu ini akan memakan tubuhnya sendiri seperti badannya hangus, kulit melepuh dan lainnya. Tapi jika aturan di taati, segala macam senjata tajam maupun senjata api tidak mampu menembus kulitnya.

Perangkap Iblis
Begitulah cara-cara iblis menjerumuskan manusia dengan meniupkan kebohongan pada orang-orang yang tidak berpegang pada kebenaran. Dari cara prosesinya saja sudah melanggar syariat. Berduaan didalam kamar dengan aurat terbuka (punggung) bukan muhrimnya lagi.
Yang lebih parah lagi, Alqur’an yang seharusnya dibaca, dikaji, di amalkan, atau dijadikan doa, malah di penggal-penggal, di putar balikkan ayatnya untuk berkolaborasi denga jin. Mereka sudah masuk perangkap setan, terkecoh oleh rajah-rajah yang bertuliskan ayat Al Qur’an. Bukannya

Di sisi lain, dengan menggunakan rajah untuk kekebalan adalah syirik besar, karena mereka menggantungkan keselamatannya pada benda ghaib, bukannya Allah SWT. Rasulullah tidak pernah mengajarkan amalan seperti itu. Beliau sendiri pernah terluka, berdarah, terkena panah saat perang Uhud, tidak kebal seperti mereka-mereka.
Perlunya kita waspada dan hati-hati terhadap segala sesuatu, meskipun penampilannya suci, bernuansa Islam, baik tapi jika dicampuradukkan dengan kebathilan, justru itu merupakan ancaman yang paling berbahaya bagi aqidah kita. Sebab hal-hal seperti itu lebih mudah mengecoh kita ketimbang seorang dukun yang pakai kemenyan dan baju serba hitam.

Mendambakan Keluarga Sakinah ?




Semua keluarga pasti mendambakan suatu kehidupan yang bahagia, tentram, sejahtera, tenang, aman atau bisa dikatakan sakinah. Untuk mencapai yang demikian itu perlu adanya suatu perjuangan yang tidak ringan. Karena Sakinahnya keluarga tidak bisa di ukur dengan harta yang banyak, istri cantik, atau kedudukan yang tinggi. Banyak orang-orang kaya, sukses, punya kedudukan, tapi kehidupan rumah tangganya hancur.

Kembali ke Syariat
Sesungguhnya hakekat keluarga sakinah adalah suatu kehidupan yang dilandasi mawaddah warohmah (cinta dan kasih sayang) senantiasa berusaha dan mencari keridhoan Allah dan rasul-Nya. Melakukan setiap apa yang diperintahkan, meninggalkan semua apa yang dilarang-Nya.
Secara kesimpulannya, bahwa hakekat sebuah kehidupan rumah tangga yang sakinah adalah terletak pada realisasi atau penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan berumah tangga yang bertujuan mencari ridho-Nya.

Seperti yang di firmankan Allah :
"Dia-lah yang telah menurunkan sakinah (ketenangan) ke dalam hati orang-orang yang beriman agar keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)." (Al Fath: 4)

Karena itu tepat apa yang di contohkan Nabi dalam membina keluarga sakinah, di antaranya :
- Ta’awun, tolong menolong, bahu membahu, bantu membantu dan bekerja sama dalam bentuk saling menasehati dan mengingatkan dalam kebaikan dan ketakwaan, sesuai hadistnya, "Nasehatilah isteri-isteri kalian dengan cara yang baik, karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya (paling atas), maka jika kalian (para suami) keras dalam meluruskannya (membimbingnya), pasti kalian akan mematahkannya. Dan jika kalian membiarkannya (yakni tidak membimbingnya), maka tetap akan bengkok. Nasehatilah isteri-isteri (para wanita) dengan cara yang baik." (Muttafaqun 'alaih)
- Saling mendidik dan menasehati dengan cara yang baik, lembut dan terus-menerus atau berkesinambungan. Sebuah rumah tangga akan tetap kokoh dan akan meraih suatu kehidupan yang sakinah, insya Allah, dengan adanya sikap saling menasehati dalam kebaikan dan ketakwaan.

Sabda Rasul yang berbunyi, "jika kalian para suami tidak menasehati mereka
(para isteri), maka mereka tetap dalam keadaan bengkok,".
Maksudnya wanita itu lemah serta mempunyai sifat kebengkokan karena
diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok sebagaimana disebutkan dalam hadits
tadi, sehingga senantiasa butuh terhadap nasehat

Namun semua ini juga tidak akan tercapai jika tidak di dukung ekonomi yang mapan atau mencukupi. Karena itu sudah menjadi kewajiban para suami untuk memberikan yang ‘cukup’ kebutuhan-kebutuhan istrinya.

Jalan Kaki, Murah tapi Sangat Menyehatkan




Rasulullah bersabda : "Mu'min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada mu'min yang lemah ......"(HR Muslim)

Jika di cermati artian dari hadist tersebut semua kaum muslim di anjurkan untuk mempunyai tubuh atau badan yang sehat seperti Rasulullah. Beliau adalah manusia paling sehat didunia, karena tidak pernah sakit selama hidupnya. Langkahnya tegap, kaki maupun tangannya kuat, lincah dan larinya cepat ketika di medan peperangan. Lalu bagaimana Rasul bisa menjaga kesehatan, stamina dan kebugarannya ?
Selama hidupnya Rasul lebih banyak berjalan kaki di atas pasir dari pada naik onta. Beliau hampir setiap hari selalu menyempatkan diri untuk selalu berjalan kaki, baik ke Masjid, Pasar, mengunjungi rumah sahabat, medan jihad, dan sebagainya kecuali perjalanan atau medan yang sangat jauh untuk di tempuh.

Manfaat Kesehatan
Manfaat dari berjalan kaki menurut para ahli dunia kedokteran, keringat akan mengalir keluar sehingga pori-pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini sangat penting untuk mencegah dan menurunkan resiko serangan pada jantung dengan meningkatkan efisiensi pada penyakit pembuluh-pembuluh koroner, otot dan persendian, tulang, metabolisme, otak. Pada sistem pengaturan gula di dalam tubuhpun akan lebih baik sehingga banyak penderita diabetes mellitus dapat mengurangi kebutuhan insulin bila mereka melakukan latihan jalan kaki.

Tubuh Langsing
Jalan kaki kebugaran merupakan olah raga ideal untuk menjaga berat badan, karena dapat meningkatkan penggunaan kalori, mengendalikan nafsu makan, dan membakar lemak. Kalau jumlah kalori yang di gunakan untuk jalan kaki sama dengan yang di konsumsi, orang dapat memelihara berat badan. Jika kalori yang terbakar lebih banyak dari yang di konsumsi, bisa menurunkan bobot badan. Yang tak kalah pentingnya, jalan kaki dapat meningkatkan gambaran diri serta mengurangi depresi (susah berkepanjangan) dan kecemasan. Di samping itu juga menguatkan otot-otot, ligamen, tendon, dan tulang rawan, mengencangkan otot-otot kaki, menguatkan tulang. Khusus pada wanita muda, jalan kaki dapat memperlambat terjadinya osteoporosis (keropos tulang)

Kenapa Rasulullah selalu berjalan, berlari atau bergerak cepat ketika di medan perang ? Beliau membiasakan jalan kaki diatas pasir. Karena dengan berjalan kaki di medan pasir, akan lebih berat karena kaki agak sedikit terbenam kedalam pasir, tapi lebih cepat mendapat hasil. Sekadar contoh, dengan jalan di atas pasir, seseorang dengan bobot sekitar 75 kg akan membakar kurang lebih 275 kalori per jam. Makin empuk pasirnya, makin besar beban latihannya. Selain itu membuat kerja otot-otot lebih keras. Pada waktu jalan, pasir menyerap getaran lebih banyak daripada jalan aspal. Mendaki bukit-bukit pasir memberikan latihan lebih besar pada otot-otot pantat. Untuk mengencangkan paha, dapat berjalan dalam air sedalam betis sampai pinggang.