Jilbab bukan halangan untuk berprestasi
Siapa bilang kalau atlit muslimah tidak bisa berprestasi karena memakai jilbab? Masih ingat pada pesta Asian Games ke -15 di Doha Qatar. Seorang pelari muslimah asal Bahrain Ruqaya Al-Ghasara berhasil menyabet medali emas dalam namaor lari 200 meter dengan kecepatan 23,19 detik. Disamping emas ia sebelumnya juga menyabet medali perunggu dalam lomba lari 100 meter, hanya karena awal start yang kurang tepat.
Stadion olah raga Ali Khalifah seperti bergetar dengan teriakan gembira para penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut setelah Ruqaya memenangkan perlombaan. Apalagi menjelang Ruqaya mencapai garis finish. Ia telah menunjukkan dunia bahwa tidak selamanya muslimah tidak bisa berprestasi.
Tapi yang lebih istimewa bukan soal dukungan atau bobot tubuh Ruqaya yang mencapai 65 kilogram. Tapi yang menjadi motivasi utamanya adalah, jilbab yang ia kenakan
Ia mengatakan, “Alhamdulillah, saya menang. Saya berhak mendapat medali emas dalam lomba lari 200 meter. Alhamdulillah, saya menjadi yang paling kuat dan paling baik.”
Jilbab baginya sama sekali tidak saat olah raga lari. Bahkan ia mengatakan, “Saya justru ingin menegaskan bahwa tidak ada masalah berarti memakai jilbab seperti ini, termasuk saat olah raga sebagaimana saya lakukan”.
Ia pun berpesan kepada para Muslimah, “Saya ingin sekali mengatakan pada para Muslimah, bahwa ini adalah kenikmatan sendiri. Memakai pakaian berjilbab adalah sesuatu yang memotifasi saya. Memakai jilbab menegaskan bahwa kaum Muslimah tidak akan mendapat kendala berarti dan justru mereka terdorong untuk lebih banyak terlibat dalam event yang lebih besar. Saya pesan kepada para Muslimah untuk berolah raga dan ikut dalam pertandingan adu kekuatan. Ini bermanfaat untuk kesehatan kalian dan negara kalian,”
Ruqaya yang memakai pakaian menutup aurat berwarna putih dan merah menandakan paduan warna asal negaranya, Bahrain. Ia telah meraih sejumlah medali dari berbagai event olah raga. Ia pernah memenangkan medali perak untuk olah raga lari sprint jarak 60 meter, 200 meter, dan 400 meter dalam pertandingan olah raga Asia yang diselenggarakan di Teheran, tahun 2004. Dan kali ini, merupakan prestasi paling tinggi yang diraihnya selama ini. Ia berharap tahun depan bisa mengikuti olimpiade di Osaka Jepang. Ruqaya adalah murid istimewa yang mempunyai kemampuan yang jarang dimiliki perempuan. Karena dirinya hanya berlatih serius selama 4 tahun saja. Tapi kemampuan fisiknya di atas rata-rata. (Maulana) Jalan-jalan
Jumat, 26 Oktober 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar