Berbaik sangka kepada istri
Sifat ghirah atau cemburu terhadap istri atau suami memanglah wajar, kata orang cemburu itu tandanya cinta. Namun jika cemburu yang berlebihan, berburuk sangka (su’udzan), terlebih hanya dipicu pada curiga yang tidak beralasan, keretakan atau kehancuran bahtera rumah tangga yang akan didapat. Disinilah Islam.melarang umatnya berburuk sangka, cemburu yang berlebihan walaupun sang suami harus tetap memberi batas-batas ketentuan yang disyariatkan agama. Misalnya, melarang istri untuk terlalu bebas bergaul dengan pria lain yang bukan muhrimnya. Karena suami yang begitu itu dinamakan dayyuts, dan diancam Rasulullah saw seperti dalam sabdanya yang berbunyi :
“Tiga golongan manusia yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, yaitu orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai laki-laki , dan dayyuts.” (HR. An-Nasa`I).
Didalam Al Qur’an Allah Swt telah berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari zhan/prasangka, karena sebagian zhan atau prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kalian memata-matai…” (Al-Hujurat: 12)
Pada ayat tersebut telah dijelaskan bahwa, Allah melarang hamba-hamba-Nya kaum mukminin dari melakukan zhan, yaitu tuduhan dan anggapan berkhianat yang tidak pada tempatnya kepada istri, keluarga atau sesama manusia secaraterus menerus. Karena sebagian dari prasangka buruk merupakan dosa. Oleh sebab itu, jauhilah dari prasangka yang berlebihan demi kehati-hatian. Karena Rasul juga pernah bersabda :
“Hati-hati kalian dari zhan/prasangka, karena zhan atau prasangka itu adalah sedusta-dusta ucapan. Dan janganlah kalian memata-matai sesama kalian…” (HR. Al-Bukhari)
Kenapa Rasul melarang umatnya berburuk sangka, karena hal demikian itu berdampak seseorang melakukan perbuatan yang tidak pantas, mencari-cari aurat atau aib orang lain, sedangkan Allah melarang kita untuk mencari-cari kesalahan sesama muslim, apalagi itu seorang istri.
Baik Sangka
Untuk itu perlunya para suami selalu berbaik sangka atau khusnuzhan kepada siapa saja terutama dengan istrinya sendiri Khusnuzhan merupakan perkara yang disenangi.kepada siapa saja. Bahkan ada suatu kisah yang menceritakan
“Ada sekelompok orang dari kalangan Bani Hasyim masuk ke tempat istri Abu Bakr ra yaitu Asma` bintu ‘Umais ra. Abu Bakr pun tidak suka melihat orang-orang tersebut masuk ke tempat istrinya. Diceritakanlah hal itu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mendengar pengaduan Abu Bakr tersebut, beliau bersabda: ‘Aku tidak melihat kecuali kebaikan.’ Beliau juga bersabda: ‘Sesungguhnya Allah telah menyucikan/melepaskan Asma` dari prasangka yang tidak benar.’ Kemudian beliau naik ke atas mimbar seraya bersabda: ‘Setelah hariku ini, sama sekali tidak boleh ada seorang pun lelaki yang masuk ke tempat mughibah kecuali bila bersama lelaki itu ada satu atau dua orang yang lain.” (HR. Muslim)
Dalam hadits di atas, Rasulullah Saw menyuruh umatnya berbaik sangka kepada istri bila memang tidak ada yang perlu diragukan dari dirinya. Namun Beliau juga memberikan aturan agar seorang lelaki tidak masuk ke tempat wanita yang suaminya sedang tidak berada di rumah. Aturan ini dimaksudkan sebagai penjagaan agar tidak timbul zhan dan hal-hal lain yang tidak diinginkan.(Habib)
Jumat, 26 Oktober 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar