Jumat, 26 Oktober 2007

Pemberani yang jujur

Pemberani yang jujur

Adik-adik pembaca yang soleh, kalian pasti sudah mengenal siapa sahabat atau Khalifah yang mempunyai julukan karromallahu waj hah.? Dialah su pemberani dan jujur Sayidina Ali bin Abi Thalib
Beliau adalah salah satu khalifah pertama dari Bani Hasyim, Suku Quraisy atau masih saudara misan Rasulullah yang lahir pada tahun 583 M.
Karena sejak usia enam tahun sudah berada dibawah didikan, bimbingan dan ajaran Rasulullah saw, maka Ali tumbuh menjadi anak yang baik, jujur, tidak pernah melakukan dosa, berakhlaq mulia, cerdas dan berpengetahuan luas.


Si pemberani
Di usia muda jiwa pemberaninya sudah kelihatan. Ketika itu Rasulullah sedang berdakwah di rumah Al Arqam atau yang dikenal dengan sebutan Darul Arqam yang terletak di belakang bukit Shofa. Masyarakat Mekah dan sekitarnya yang ingin datang kesana selalu dihadang orang-orang Quraisy. Melihat hal seperti ini lalu Ali mendatangi orang-orang kafir untuk tidak lagi menghadang orang yang mau datang pada Rasulullah. Berkat diplomasi yang tegas, akhirirnya orang-orang Mekah dapat menemui Rasulullah saw.
Beberapa tahun kemudian ketika kaum Quraisy hendak membunuh Rasulullah dengan mengepung rumahnya. Maka Ali yang ditinggal didalam rumah sendiri, sedang Rasul dengna Abu Bakar hijrah. Keesokan harinya ketika kaum Quraisy mendobrak rumah Rasul, hanya mendapatkan Ali yang lagi tidur dan gagal mendapatkan Rasul. Setelah dirasa aman, beliau menyusul ke Madinah dengan berjalan kaki sendirian

Ahli dalam pertempuran
Ketika berlangsung perang badar,keberanian dan ketrampilan perang Ali teruji pada saat duel seru antara Ali melawan Walid bin Utbah dari Quraisy yang dimenangkan Ali.
Hal seperti ini terulang lagi ketika terjadi perang Khandak atau perang yang menggunakan pertahanan parit sebagai pertahanan. Kali ini musuh Ali adalah panglima Quraisy yang berjuluk Seribu kesatria, Amru bin Abdu Wudd. Dengan kesombongannya Amru menantang kaum muslimin untuk melawannya. Akhirnya dengan izin Rasulullah, Ali berhasil mengalahkan Amru hingga tewas. Kemudian diperang-perang selanjutnya Ali bersama para panglima garis depan pasukan muslim selalu memperoleh kemenangan.

Pada masa kekhalifah Abu Bakar, Ali banyak memberikan saran-saran dalam meningkatkan pemerintahan dan selalu dekat dengan khalifah Abu Bakar dalam segala situasi.

Ketika pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, posisinya sangat fital, karena beliau yang memegang peranan baik urusan yang besar maupun kecil, seperti saat menentukan kalender Hijriyah yang akhirnya disetujui semua kalangan.

Begitu pula pada masa Khalifah Usman bin Affan, Ali mambantu dalam berbagai urusan seperti penggandaan Al Qur’an dan menyebarkan keempat kota yang dikuasai kaum muslimin.

Menjadi Khalifah yang ke-4
Setelah Usman bin Affanwafat, para sahabat meminta Ali untuk menggantikannya, namun Ali menolak. Dengan desakan yang kuat dari para sahabat dan untuk mencegah terjadinya kekacauan ditengah umat akhirnya Ali dibaiat sebagai khalifah yang ke-4 yang bijaksana dan tegas dalam mengambil keputusan.
Sejak era kepemimpinan Ali rupanya muncul fitnah dan kerretakan didalam tubuh pasukan Ali sendiri. Hingga puncaknya pada tanggal 17 Ramadhan ketika Ali berangkat shalat shubuh dibunuh oleh Abdurrahman bin Amru yang dikenal dengan Ibnu Maljam dan pada hari itu juga Sayyidina Ali bin Abi Tholib wafat setelah menjabat sebagai khalifah selama 4 tahun 8 bulan dan dimakamkan du Kufah, Irak.
Beliau meninggalkan sikap keteladanan dan semangat perjuangan membela kebenaran dan keimanan yang patut kita ambil hikmahnya.

Naah adik-adik pembaca yang sholeh, itulah riwayat perjalanan salah satu sahabat Rasulullah dalam menegakkan agama Islam. Sifat dan sikapnya patut menjadi suri tauladan pada kalian semua. (****)

Tidak ada komentar: