SangAhlul Kitab
Tak satupun ayat-ayat Al Qur’an yang terlewatkan dalam menghafal dan memahami isi kandungan firman Allah tersebut, sehingga tak satupun para sahabat yang menyamai kepandainya.
Masa kecilnya sangat menderita, maklum ia anak dari seorang budak wanita. Orang-orang memanggilnya Ibnu Umm Abd yang artinya anak budak. Sedangkan namanya sendiri adalah Abdullah Ibnu Mas’ud. Setiap harinya banyak dihabiskan untuk menggembala kambing milik salah satu ketua adat Bani Quraisy, Uqbah bin Muayt, berangkat pagi pulang petang jauh diluar kota Makkah, sehingga sama sekali kurang mengetahui dan tertarik oleh agama baru yang dibawa Muhammad.
Perkenalan dengan Muhammad
Pada suatu hari ketika ia sedang menggembala, tiba-tiba didatangi dua orang yang sedang kehausan, lalu meminta air susu kambing. Meski tidak tega mellihatnya dan merasa bahwa kambing-kambing ini bukan miliknya pribadi, mak dijawabnya dengan jujur dan pelan, ''Kambing-kambing ini bukan milikku, saya hanya memeliharanya,'. Mendapat jawaban seperti itu, kedua pria ini tidak membantah sedikitpun, meski sangat kehausan, namun mereka sangat senang dengan jawaban jujur dari sang bocah penggembala ini. Kegembiraan ini terlihat jelas dari wajah mereka. Sedangkan Abdullah sendiri juga mengagumi dua orang yang santun dan bersahaja.
Tanpa diduga, ternyata mereka itu adalah Rasulullah dan sahabat Abu Bakar As Shidiq yang sedang menghindari kejaran perlakuan kejam kaum Quraisy. Melihat sikap kedua pria muda ini membuat Abdullah sangat terkesan, hingga saling akrab dan menjadi seperti saudara.
Tak lama setelah peristiwa itu, Abdullah menyatakan diri sebagai Muslim. Bahkan, ia menawarkan dirinya sebagai pelayan Rasul. Saat itu juga memperoleh bimbingan baik etika, akidah maupun hal-hal yang menyangkut rumah tangga dari Rasul. Apapun perkataan Muhammad, tak pernah ia membantahnya, kemanapun Muhammad pergi selalu mengiringinya, sehingga tak heran kalau ia disebut sebagai orang yang paling dekat dengan Rasulullah dari sisi karakternya.
Ahlul kitab
Karena saking tekunnya dan kebetulan mempunyai kepandaian yang luar biasa dalam mempelajari Al-Qur’an, menjadikannya penghapal dan memahami isi kandungan Alquran serta syariah Islam yang terbaik di antara para sahabat .
Pernah suatu ketika Rasulullah bersama para sahabat melewati masjid, tiba-tiba terdengar ada orang membaca Al Qur’an, karena tertarik dan belum tahu siapa sipembaca tersebut, lalu Rasulullah berkata,” 'Barangsiapa yang ingin membaca Alquran seperti yang barusan diperdengarkan, maka suruhlah ia pergi dan belajar kepada Ibn Umm Abd.''. Ternyata memang benar orang tadi adalah Abdullah Ibn Mas’ud.
Sosok Ibnu Mas'ud termasuk sahabat yang menemani Rasulullah Saw sejak dari awal yang selalu memperhatikan dan bertanya tentang Al-Qur'an serta cara menafsirkannya. Oleh karena itu Beliau termasuk sepuluh ahli tafsir yang memiliki kemampuan baik dan cukup berpengaruh dalam perkembangan ilmu tafsir. Dimata orang-orang mukmin, Mas’ud termasuk ahli tafsir dan lebih banyak mengetahui Kitabullah Al-Qur'an,seperti muhkam, mutasyabih, halal dan haram.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud: "Demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya. tidak ada satu suratpun yang diturunkan oleh Allah yang tidak saya ketahui dimana turunnya. Tidak ada satu ayat Al-Qur'an pun yang tidak saya ketahui dalam kasus apa diturunkannya. Kalau aku tahu ada seorang yang lebih tahu dariku tentang Kitab Allah dan bisa ditempuh dengan kendaraan unta, niscaya akan kudatangi rumahnya.....".
Penyikasaan kaum Quraisy
Selain mengerti Alquran, taat dan bersungguh-sungguh dalam beribadah. ia juga merupakan orang yang sangat kuat dan tangguh. Suatu hari para sahabat berada di Makkah dan jumlah mereka masih sangat sedikit, lemah, dan tertindas. Para sahabat berkata bahwa orang Quraisy belum mendengar Alquran dibacakan secara terbuka dengan suara keraskan. Abdullah bin Mas'ud dengan senang hati menyatakan dirinya yang akan melakukannya. Dengan duduk diantara orang-orang Quraisy yang mengelilingi Ka’bah, ia mulai membaca dengan keras.
Mendengar ayat-ayat Alquran dilantunkan dengan keras, orang Quraisy menjadi sangat marah lalu menyiksanya. Namun Abdullah terus membacakan Alquran meski badannya sakit dan berdarah namun ia terus membacanya dan akan mengulanginya setiap hari meski para sahabat mengkhawatirkan
Perhatian khalifah Ustman
Ketika masa kekhalifahan Ustman Ibn Affan, Abdullah bin Mas'ud usianya semakin udzur dan akhirnya jatuh sakit. Sebagai orang dekat Rasulullah SAW, Usman datang dan bertanya kepadanya soal penyakitnya. Abdullah menjawab, bahwa sakitnya karena ia berdosa dan mengharapkan Allah mengampuninya. Usman lalu menawarkan kepadanya gaji yang selama ini ditolak Abdullah. Abdullahpun tetap menolaknya. Kemudian Ustman mengatakan bahwa uang itu untuk anak-anaknya, namun tetap ditolaknya hingga akhirnya Beliau wafat dengan predikat khusnul khotimah. (Imam)
Jumat, 26 Oktober 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar