Jumat, 26 Oktober 2007

Panglima Pemberani

Suri Tauladan
Panglima Pemberani


Jafar bin Abi Tholib. Sifat sosialnya wajib kita tiru, karena begitu pedulinya dia, sampai-sampai begitu menemukan orang yang miskin dan kelaparan, ia segera pulang dan memberikan apa yang ia punya. Sedangkan sifat pemberaninya amat luar biasa, meskipun musuh jumlahnya jauh lebih besar, dibawah panji Rasulullah, ia tidak pernah takut.

Meskipun dari golongan bangsawan, namun ia dilahirkan dari keluarga yang serba kekurangan, apalagi ketika itu Makkah sedang dilanda kekeringan. Ayahnya Abu Thalib yang masih paman nabi hingga menitipkan sebagian saudaranya kepada paman dan familinya yang rata-rata kaya. Misalnya Ali diasuh oleh Muhammad ketika itu belum menjadi nabi, dan ia sendiri diambil Ibnu Abbas menjadi sosok pemuda yang taat dan enerjik hingga dewasa. Setelah menikah dengan Asma binti Umays, barulah Jafar masuk Islam. Mendengar semua itu orang-orang Quraisy mencoba menghalangi dan memusuhinya. Untuk menghindari berbagai ancaman, kemudian ia bersama sahabat lainnya hijrah ke Abyssinia yang sekarang bernama Ethiopia. Meski disana ia dilindungi oleh raja Negus, tapi orang-orang Quraisy tetap mengejar dengan cara memfitnah dan mengadu domba dihadapan raja Negus. Namun berkat diplomasi Jafar tentang ajaran Islam serta dibacakan surat Maryam, raja Negus mengerti, bahkan menjajikan siapapun yang mengganggu umat Islam akan berhadapan dengannya.

Pada tahun ketujuh Hijriah, Jafar menyusul Rasulullah saw ke Madinah yang baru saja memenangkan perang Khaybar. Disanalah ia ikut berjuang menegakkan ajaran Islam sehingga menjadi orang yang terkenal. Salah satu sifatnya yang mulia adalah sangat dermawan terhadap kaum fakir miskin. Begitu pedulinya terhadap orang-orang miskin dan kelaparan, setiap mendapati kaum duafa, ia segera pulang untuk memberi makanan atau apa saja yang ia punyai, walaupun harus mengambil jatah makannya sendiri.
Karena sifatnya yang amat dermawan dan orang yang paling peduli serta paling siap membantu mereka yang miskin.itu oleh Abu Hurairah ia dijulluki “Bapak Kaum Miskin”.

Pada tahun kedelapan Hijriah, Rasulullah saw memperluas ajaran Islam hingga kedaerah kekuasaan Bizantium. Sebelum menuju kesana, Rasul saw mengutus seseorang untuk misi damai ke Suriah yang saat itu masih dibawah kekuasaan Bizantium. Namun oleh gubernur Suriah, utusan Rasul tersebut dibunuh dengan keji. Maka saat itu juga pasukan Muslim bergerak maju dan menggempur tentara Romawi Timur dibawah komando Zaid bin Haritsah.
Menghadapi musuh jauh lebih besar dan kuat semangat kaum muslim sama sekali tidak gentar, dan ketika Zaid gugur sahid, Rasulullah menyuruh Jafar untuk tampil mengambil alih komando pasukan muslim. Dengan keberanian dan semangat yang luar biasa Jafar maju dan menrjang pasukan Romawi hingga porak-poranda. Berbekal semangat jihad yang tinggi dan tanpa takut, beliau dengan pedang dikanan dan bendera Islam dikiri, Jafar menerobos musuh hingga jauh kedalam, hingga pada akhirnya tangan kanannya putus terkena sabetan pedang. Lalu bendera itu didekap didada dengan tangan kiri memegang pedang ia terus majuhingga tidak lama kemudian tangan kirinya di tebas hingga putus. Dengan kedua tangan yang buntung, dan darah mkengucur di kedua lengan Ja`far semakin menerjang barisan musuh. Namun tak lama kemudian dadanya terkena sabetan pedang yang membelah badannya menjadi dua. Gugurlah menjadi syuhada sahabat Ja`far bin Abu Thalib dalam menegakkan agama Allah. Mendengar berita tersebut Rasulullah saw kemudian berkata :
“Aku telah melihat Ja`far bin Abu Thalib di surga memiliki dua sayap berbulu putih berlumur darah!,” seraya mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya.

Tidak ada komentar: