Minggu, 11 November 2007

Tarot dan Kebohongannya

Hampir kebanyakan manusia ingin kehidupan yang layak, enak, serba kecukupan, bahkan kalau bisa semua keinginan terpenuhi. Untuk itu berbagai macam cara dan usaha untuk mencapai keingingnan tersebut, salah satunya adalah dengan meramal nasib seseorang memakai kartu yang dinamakan tarot. Di kalangan pebisnis Eropa maupun Amerika mengakui dan merasa perlu mengembangkan tarot sebagai bagian usaha industri yang mengungkap misteri gaib, dipakai sebagai alat untuk mencapai alam bawah sadar, hubungan sebab akibat, serta untuk membaca pikiran oleh peramal dengan menggunakan kartu. Kartu ini dipercaya memiliki kemampuan untuk meramal masa depan, nasib dan peruntungan.

Budaya di Barat yang masuk ke Indonesia
Di negara-negara seperti Prancis, Italia, Swiss, Austria dan Jerman, tarot masih menjadi permainan kartu favorit Sedangkan seni tarot di Indonesia sendiri, masih berkisar pada kalangan tertentu dan terbatas karena adanya sikap malu-malu atau menganggapnya tidak ilmiah. Namun semua itu tidak menutup bagi mereka yang ingin memanfaatkannya. Diantaranya seperti Ani Sekarningsih, yang berkecimpung selama 52 tahun di dunia tarot, bahkan menjadi orang pertama Indonesia yang menerima gelar Certified Tarot Grand Master (CTGM). Wanita yang tinggal di jalan Mesjid, Medan ini mengasuh rubrik konsultasi lewat tarot, dan akan memberikan konsultasi kepada pembaca tentang berbagai hal, ramalan, asmara, masa depan, pekerjaan yang cocok, karir asalkan si”pasien” memberikan tanggal lahir lengkap. Begitu transfer diterima sipengasuh, pertanyaan akan langsung dijawab, baik dalam maupun luar kota, dan biasanya dalam waktu satu minggu sudah terjawab. Melalui sipengasuh, Dolly ~ The Tarot Reader (salah satu jenis tarot) akan mencoba menjawabnya dengan ramalan kartu Tarot dan dapat menuntun “pasien” menyelesaikan masalah dengan merefleksikan masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Yang lebih menghebohkan lagi mereka “katanya” juga dapat membaca dan meramal masa depan negeri ini diberbagai bidang antara lain seperti, kondisi Negara pada umumnya, politik. hukum, ekonomi, bencana alam, budaya pariwisata dan lain lainnya. Ia pun juga mengeluarkan fatwa seolah perbuatan tersebut halal yang berbunyi, “Hendaknya sebuah ramalan dibaca sebagai satu wacana yang dapat menjadi masukan dalam menjalani hidup ini. Namun perlu juga kiranya kita mewaspadai hal ramal meramal ini agar tidak terjerumus ke dalam lembah dosa”.

Semua punya makna
Mereka sangat percaya jika berbagai jenis kartu yang bergambar pedang, cawan, tongkat, koin dan kelompok-kelompok yang terdiri dari kartu As, 2-10, royal: Jack (disebut juga Page atau Knave), Knight (Ksatria), Queen dan King yang berjumlah 78 lembar tersebut sering digunakan untuk kepentingan spiritual atau ramalan nasib.
22 kartu disebut Arcana Mayor dan 56 kartu disebut Arcana Minor yang didalamnya mempunyai berbagi makna seperti, tebaran tiga daun adalah jawaban yang tepat sesuatu persoalan, jika dideretkan dari kiri kekanan akan menggambarkan masa lampau. Tebaran sembilan daun, yang dibagi masing masing tiga kelompok, untuk bagian atas masa lampau, tengah masa kini dan bawah masa depan. Tebaran dalam dengan menggunakan 21 daun yang diletakkan tujuh kumpulan, masing masing tiga kartu untuk menjawab Masa lampau, sekarang, masa depan, kemajuan masa depan, apa yang akan dijangkau, orang disekeliling anda, halangan dan akibat. Selain itu mereka juga percaya jika jenis jenis tarot seperti, fool (bermakna Menanggung resiko) magician (peluang), high priestess (instuisi), empress (kreativitas), hierophant (nasihat baik), eperor (kekuasaan), lovers (penuh perasaan), chariot (garang), wheel of fortune (perubahan), devil (nafsu) dan masih banyak lagi. Kesemuanya itulah yang selama ini digunakan untuk praktek praktek berbagai ramalan.

Budaya kafir
Sedangkan asal usul tarot itu sendiri berasal dari Italia yaitu dari kataTarocchi. . Pada awalnya, permainan kartu tersebut bernama Carde da Trionfi, atau Kartu Kejayaan (Trionfi: berjaya atau menang, triumph). Menurut berbagai sumber, sebanyak 28 dokumen tertanggal 1442-1463 telah mendapat pengaruh dari Prancis, nama Trionfi berubah menjadi Tarocchi yang sudah ada hingga saat ini.
Kepopuleran kartu Tarot dari Buku Thoth terbitan tahun 1781 bermula sdari para pendeta Mesir kuno telah melukis kartu Tarot yang dipersembahkan kepada Paus yang kemudian diperkenalkan ke Avignon, Prancis pada abad ke-14. Sedangkan gereja Katolik dan pemerintah daerah di Eropa memperbolehkan permainan tarot sedangkan kartu sejenis lainnya jelas-jelas dilarang karena hasil ciptaan Setan.

Islam menyikapi
Lalu bagaimana Islam menyikapi “lingkaran” tarot ini ? Sebagai seorang muslim, kita dihadapkan pada keharusan menjaga aqidah dan syariat tetap murni dan lurus. Ada tiga hal yang jelas jelas bertentangan dengan syariat Islam.
Pertama yaitu, tarot berasal dari budaya kafir, sedangkan jika kita ikut “bermain” kedalamnya berarti kita sama saja meniru-niru budaya kafir.
Rasulullah pernah bersabda, “Barangsiapa menyerupai sesuatu kaum, maka dia termasuk daripada golongan mereka” (HR Abu Daud dan Ahmad) dan “Tidak termasuk golonganku orang-orang yang menyerupai selain golongan umatku (umat Islam).” (HR Tirmidzi).
Maka, amat jelas kita tidak dibolehkan ‘tashabuh’, menyerupai, meniru-niru cara hidup orang kafir yang lahir daripada pandangan hidup mereka. Sudah sewajarnya kita tinggalkan semua budaya kufur tersebut jauh-jauh.

Yang kedua percaya tarot berarti sama saja kita menyerahkan takdir pada ramalan. Disinilah yang sangat dilarang oleh Islam. Sebagai manusia tidak bisa berserah pada takdir seolah-olah mereka tidak mampu lagi untuk berbuat apa-apa melainkan mengharap satu mukjizat atau keajaiban yang tiba-tiba muncul mengubah kehidupan mereka lewat kartu.
Allah s.w.t berfirman.: :
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah (nasib) sesuatu kaum itu sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri". (Qs Ar-Ra'da ayat 11).

Yang ketiga, inilah yang paling fatal dan dosa besar. Percaya, mendatangi dan meminta minta pada juru ramal lewat tarot dan ini termasuk perbuatan syirik. Sedangkan syirik itu adalah dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT.
Sebagai orang muslim dan mu’min kita percaya Allah maha segalanya dan sudah sepatutnya menjauhi hal hal yang demikian itu.
Rasulullah Saw pernah bersabda, “Barang siapa yang mendatangi juru ramal, menanyakan sesuatu lalu membenarkannya, maka shalatnya selama empat puluh hari tidak diterima (Allah)”. (HR Muslim)

Dari sini, marilah kita luruskan dan murnikan aqidah kita dari berbagai yang mungkin tidak kita sadari karena ketidak tahuan dari perangkap halus iblis, karena jika kita tidak hati hati bisa terjerumus kejurang kemusyrikan.. Agar tidak terjerembab, kita membutuhkan pengetahuan, sebab ilmu adalah “mata” yang akan membantu kita dalam mengetahui mana yang benar dan man yang salah. (Imm)

Tidak ada komentar: