Melatih Anak Sejak Dini
(Maulana Imam)
Anak kecil adalah mutiara asli yang siap dibentuk macam apapun.
Anak bukan saja buah hati orang tua, tapi lebih dari itu merupakan amanah dari Allah untuk menjadi penerus yang baik dan menjadi khalifah dimuka bumi ini. Disinilah peran penting orang tua yang menjadi faktor berhasil tidaknya anak dikemudian hari. Setiap orang tua pasti menghendaki anaknya berhasil sesuai yang apa ia harapkan. Tapi semudah itukah mereka merawat dan mendidiknya? Diantara usaha orang tua dalam membangun perkembangan anaknya sangat beraneka ragam, ada yang sangat serius, biasa-biasa, dan ada pula berpendapat yang penting asal bisa makan dan hidup. Namun didalam Islam orang tualah yang turut dimintai pertanggung jawab berhasil tidaknya oleh Allah nantinya bertanggung jawab berhasil tidaknya sianak. Untuk itu perlunya dibangun mental dan akhlak sejak dini antara lain :
Biasakan dengan hal-hal yang baik dan benar
Apabila sejak dini sudah dibiasakan dengan hal-hal yang baik dan benar, maka anak akan tumbuh dan terbiasa dengan kebaikan. Sehingga ketika memasuki bangku sekolah, kebiasaan yang dibangun sejak kecil akan mudah diikuti. Sebaliknya jika anak hidup dalam lingkungan yang kurang baik, maka ia akan terbiasa dengan hal-hal yang buruk sehingga disekolahpun tabiat buruk selalu terbawa dan ia akan kesulitan beradaptasi, ujung-ujungnya menyulitkan guru, teman maupun lingkungannya.
Lingkungan
Mental seorang anak akan sangat terpengaruh terhadap lingkungan dimana ia bermain. Ibarat pita kaset yang masih kosong, ia akan mudah merekam sesuatu yang baik maupun buruk. Maka dari itu hindarkan anak tumbuh dilingkungan kurang baik, atau awasi secara khusus jika memang lingkungannya demikian. Nabi SAW bersabda: " Seseorang itu bagaimana agama temannya, oleh karena itu berhati-hatilah dalam memilih teman". Pengaruh teman sangat kuat sekali terutama bagi anak yang baru tumbuh
Berilah kesempatan seluas mungkin untuk bermain asal positif. Permainan yang sehat akan membawa kesegaran, menghilangkan kejenuhan, dan menjernihkan otak si anak. Sehingga menambah semangat ketika akan belajar dan mengerjakan amal-amal yang sholeh.
Biasakan hidup sederhana
Meski orang tuanya mampu sekalipun, jangan sekali-kali membiasakan anak sejak kecil dengan gaya hidup mewah dan manja yang berlebihan. Karena kebiasaan itu akan melahirkan sifat “Israf” (suka berlebihan) dan menjadi bumerang bilamana nanti pola hidupnya tidak seperti biasanya. Disisi lain tabiat israf sangat dibenci Allah, dia akan menghabiskan hidupnya hanya untuk mencari kesenangan dunia. Sebaliknya jika anak sudah terbiasa hidup sederhana apa adanya, maka mentalnya akan terlatih dengan situasi apa adanya sejak kecil. Untuk itu alangkah baiknya jika berteman dengan sesama anak yang sederhana dari segala hal agar dia mempunyai sifat tawadu’ (rendah hati) serta tidak terbiasa dengan pengaruh kemewahan.
Tanamkan yang terbaik sejak dini
Ketika anak lahir, hindarkan disusui atau diasuh oleh wanita yang bukan solihah, karena dari didikannya akan sangat berpengaruh. Orang tua sendiri harus selalu mengontrol mulai dari shalatnya, tingkah lakunya, bentuk dan jenis mainan, hiburan khususnya ketika nonton tv, orang tua diusahakan selalu mendampingi agar tahu mana yang dilarang dan mana yang tidak. Orang tua harus memberi contoh yang baik dengan membiasakan tiap pagi atau malam rajin membaca Al-Quran, sukur-sukur dengan hadith atau riwayat para shahabat dan orang-orang yang soleh, maka akan memberikan dampak yang baik bagi anak-anak. Mereka akan mudah ketika disuruh untuk membaca Al Qur'an. Sebaliknya apabila dia mengerjakan perbuatan yang buruk, hendaknya segera ditegur dan diarahkan, jangan sekali-kali dibiarkan, kalau perlu beri sanksi atau hukuman. Ajari cara hidup sehat dengan berolah raga, karena Nabi SAW bersabda: "Ajarilah anak-anakmu melempar panah, berenang, dan menunggang kuda". Pepatah mengatakan: "Otak yang sehat ada pada badan yang sehat".
Etika dan Rasa Malu
Tanamkan rasa malu sedini mungkin, terutama saat masa puber. Karena ketika ia menginjak usia tersebut, rasa malunya akan semakin menonjol dan orang tua cepat-cepat mengarahkan terutama antara lawan jenis dan muhrimnya. Awasi dan bimbing dengan etika dan akhlak yang baik apapun yang ia lakukan, seperti rasa sopan-santun terutama kepada yang lebih tua, etika perilaku sehari-hari, membedakan mana yang dilarang dan mana yang dianjurkan agama, serta tanamkan rasa saling kasih sayang baik sesamanya maupun alam sekitarnya yaitu binatang dan tumbuhan. Hindarkan dari sifat takabbur ujub atau membanggakan diri dengan kemewahan atau apapun. Karena sifat tersebut paling dibenci oleh Allah SWT. Itulah sifat iblis, yang berakibat dia terusir dari syurga
Jumat, 02 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar