Silaturrahmi atau saling mengunjungi sangat dianjurkan didalam Islam, apalagi sesama muslim atau saudara. Namun dalam bertamu ada etika-etika tertentu menurut pandangan Islam.antara lain yaitu :
- Hendaknya memenuhi undangan dan tidak terlambat kecuali ada udzur, karena Rasul pernah bersabda “Barang siapa yang diundang kepada walimah atau yang serupa, hendaklah ia memenuhinya”. (HR Muslim)
- Tidak membedakan undangan antara orang fakir dan kayak arena dapat menyinggunga perasaan sifakir.
- Janganlah tidak hadir karena alasan berpuasa. Karena Rasulullah saw pernah bersabda : Barang siapa yang diundang untuk jamuan sedangakan ia berpuasa, maka hendaklah ia menghadirinya. Jika ia suka makanlah dan jika tidak, tidak apa-apa” (HR Ibnu Majah).
- Ketika sampai, hendaknya tidak menghadap ke arah pintu. Tapi berdiri di sebelah pintu, baik di kanan maupun di sebelah kiri. Hal ini dicontohkan Rasulullah SAW.dari sabdanya,“Apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya ke depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan”Assalamu ‘alaikum … assalamu ‘alaikum …”
- Ketika didalam rumah tidak memandangi atau mengawasi keseluruh ruangan, apalagi sampai kamar tidur tuan rumah.
- Untuk melegakan hati tuan rumah ketika memberi hidangan, seyogyanya dimakan meski hanya sedikit.
- Dalam bertamu jangan terlalu lama, etika bertamu dalam menginap janganlah lebih dari tiga hari, kecuali tuan rumah memaksa untuk tinggal karena alasan-alasan tertentu.
- Ketika pulang hendaknya dengan perasaan hati yang lapang dan memaafkan apa saja yang terjadi ketika sedang bertamu.
- Mendo’akan tuan rumah yang mengundang seusai menyantap hidangannya. Karena diantara do’a-do’a yang dikabulkan adalah : “Orang yang berpuasa telah berbuka puasa padamu. dan orang-orang yang baik telah memakan makananmu dan para malaikan telah bershalawat untukmu”. (HR. Abu Daud)
Didalam Al Qur’an jelas-jelas menerangkan dan menjelaskan tentang etika-etika bertamu, yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: “Kembali (saja) lah”, maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.” (An-Nur 27-29)
Etika bertamu
Silaturrahmi atau saling mengunjungi sangat dianjurkan didalam Islam, apalagi sesama muslim atau saudara. Namun dalam bertamu ada etika-etika tertentu menurut pandangan Islam.antara lain yaitu :
- Hendaknya memenuhi undangan dan tidak terlambat kecuali ada udzur, karena Rasul pernah bersabda “Barang siapa yang diundang kepada walimah atau yang serupa, hendaklah ia memenuhinya”. (HR Muslim)
- Tidak membedakan undangan antara orang fakir dan kayak arena dapat menyinggunga perasaan sifakir.
- Janganlah tidak hadir karena alasan berpuasa. Karena Rasulullah saw pernah bersabda : Barang siapa yang diundang untuk jamuan sedangakan ia berpuasa, maka hendaklah ia menghadirinya. Jika ia suka makanlah dan jika tidak, tidak apa-apa” (HR Ibnu Majah).
- Ketika sampai, hendaknya tidak menghadap ke arah pintu. Tapi berdiri di sebelah pintu, baik di kanan maupun di sebelah kiri. Hal ini dicontohkan Rasulullah SAW.dari sabdanya,“Apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya ke depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan”Assalamu ‘alaikum … assalamu ‘alaikum …”
- Ketika didalam rumah tidak memandangi atau mengawasi keseluruh ruangan, apalagi sampai kamar tidur tuan rumah.
- Untuk melegakan hati tuan rumah ketika memberi hidangan, seyogyanya dimakan meski hanya sedikit.
- Dalam bertamu jangan terlalu lama, etika bertamu dalam menginap janganlah lebih dari tiga hari, kecuali tuan rumah memaksa untuk tinggal karena alasan-alasan tertentu.
- Ketika pulang hendaknya dengan perasaan hati yang lapang dan memaafkan apa saja yang terjadi ketika sedang bertamu.
- Mendo’akan tuan rumah yang mengundang seusai menyantap hidangannya. Karena diantara do’a-do’a yang dikabulkan adalah : “Orang yang berpuasa telah berbuka puasa padamu. dan orang-orang yang baik telah memakan makananmu dan para malaikan telah bershalawat untukmu”. (HR. Abu Daud)
Didalam Al Qur’an jelas-jelas menerangkan dan menjelaskan tentang etika-etika bertamu, yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: “Kembali (saja) lah”, maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.” (An-Nur 27-29)
Minggu, 11 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar