Bagaimana agar sholat bisa khusyuk ? Dan apakah hanya orang yang khusyuk yang sholatnya di terima Allah SWT ?
Banyak orang menafsirkan sholat khusyu’ dengan berbagai macam versi dan ragamnya, baik yang sifatnya biasa bahkan ada yang sampai berlebihan. Yang jelas bagaimana sholat khusyu’ itu tentu saja ukurannya harus kembali kepada manusia yang paling khusyu’ di dunia ini, yaitu Rasul SAW.
Khusyu’ menurut agama adalah perasaan khidmat dan tunduk dalam hati yang di manifestasikan dalam sikap. Kenapa dikatakan khusyu’ itu lebih kepada unsur hati, karena inti dan pokok dari khusyu’ itu adalah sikap hati yang khidmat, yang merasa rendah dan menghamba, yang merasa ta’zhim dan hormat dengan kerendahan hati dan yang semacamnya. Hal ini seperti telah dijelaskan oleh banyak hadis, diantaranya :
“Khusyu’ itu letaknya didalam hati.” (Hakim)
Akan tetapi permasalahan ini sering disalah artikan bahwa hati yang khusyu’ itu adalah hati yang fokus sehingga tidak tahu apa yang terjadi didekelilingnya, atau dalam istilah umumnya ‘Fly’, sehingga orang yang ‘Fly’ ini sampai-sampai rumahnya kebakaran pun dia tidak tahu.
Lalu bagaimana sikap yang benar tentang khusyu ini ? Tentu saja yang pertama haruslah dengan khidmat dan hati yang tunduk serta merendah kepada Alloh. Yang kedua manifestasi dari yang pertama adalah sikap yang tenang dan menikmati serta tidak terburu-buru, bukan asal gerak atau asal cepat seperti mengejar target. Yang ketiga, adalah lebih mendorong kekhusyu’an bila diimbangi dengan memaknai dan memahami apa yang dibacanya. Dan yang terakhir yang tak kalah pentingnya adalah menghilangkan setiap unsur yang menghalangi dan mengganggu konsentrasi atau kekhidmatannya kepada Alloh.
Apa yang dimaksud dengan menghilangkan setiap unsur yang menghalangi dan mengganggu konsentrasi atau kekhidmatannya kepada Alloh ? Mengganggu konsentrasi ini ada dua, yaitu mengganggu ketika akan memulai dan mengganggu ketika sedang sholat.
Yang dimaksud dengan mengganggu ketika akan memulai ini adalah menyingkirkan hal-hal yang mungkin akan mengganggu kekhusyu’an sholatnya sebelum dimulainya sholat. Sebagai contoh mematikan HP, mematikan kompor, mengecilkan atau mematikan TV, Radio, tape dan sebagainya. Demikian pula menyingkirkan bacaan-bacaan atau gambar-gambar yang bisa mempengaruhi konsentrasi kita didalam menjaga kekhusyuan sholat. Hal ini pernah dilakukan oleh Rasul SAW.
“Dari Anas ra. berkata : “Adalah ‘Aisyah mempunyai kain tipis bermotif yang ia tutupkan didinding rumahnya yang arah kiblat, (setelah Rasul SAW masuk rumah dan selesai sholat) beliau berkata kepada ‘aisyah : “Singkirkan kainmu itu dari depanku, sesungguhnya gambar yang ada di kain itu selalu terbayang (mengganggu) didalam sholatku.” (Bukhori)
Kemudian yang dimaksud dengan mengganggu ketika sedang sholat adalah menghilangkan hal-hal yang mengganggu konsentrasinya yang datang ketika sholat sudah berjalan, seperti menggaruk bagian tubuh yang gatal, mengeraskan takbir atau tasbih ketika ada tamu yang salam, memberi isyarat dengan hal-hal sederhana untuk memberi tahu bahwa kita sedang sholat, dan sebagainya. Hanya saja gerakan dan isyaratnya haruslah yang sederhana dan seperlunya saja. Hal ini pernah dilakukan oleh Rasul SAW.
“Dari Ibnu Umar ra. : “Aku bertanya kepada Bilal bagaimana dia melihat Nabi SAW menjawab salam para sahabatnya yang menyalaminya padahal beliau sedang sholat.” Bilal menjawab : “Begini ! sambil menunjukkan tangannya melambai.” (Abu Daud)
“Dari Ali bin Abi Tholib ra berkata : “Adalah aku jika datang kepada Nai SAW, dan beliau sedang sholat, maka beliau berdehem (memberi tanda kepadaku).” (Nasa’i)
Pada intinya khusu’ adalah menjaga konsentrasi dan khidmat kepada Alloh ketika sholat. Sedangkan pertanyaan apakah hanya yang khusyu’ yang diterima Alloh sholatnya ? Jawabnya adalah tidak demikian. Karena khusyu’ itu bukan merupakan syarat sah dan tidaknya sebuah sholat, tetapi khusyu merupakan fadilah dan penilai seberapa besar harga sebuah sholat didepan Alloh.
Jadi lebih ekstrimnya, seandainya seseorang sholat sambil ngebut sehingga tidak khusyu’, maka tetap sah sholatnya sepanjang memenuhi syarat sah, seperti menghadap kiblat, menutup aurat, berwudlu, sudah masuk waktunya dan sebagainya. Tetapi sholatnya minim atau bahkan mungkin tidak mendapat nilai didepan Alloh, padahal disamping fungsinya sebagai pendongkrak nilai dan keutamaan, khusyu’ juga berfungsi banyak hal diantaranya sebagai pendorong seseorang untuk mencapai keimanan yang baik serta pencegah dari kemaksiatan.
Itulah kenapa kita sering melihat orang yang rajin sholat tetapi tidak bisa menghalanginya dari korupsi, maksiat, berbuat keji dan sebagainya, hal itu dikarenakan ia tidak khusyu’ didalam sholatnya. Itulah sebabnya betapa penting khusyu’ ini diupayakan dan dipelihara karena bisa membuat pelakunya tenang dan terkontrol hidupnya kearah kehidupan yang baik dan benar. Maka tidaklah salah Nabi SAW mengatakan bahwa jika seseorang sholatnya baik, maka seluruh aspek hidupnya akan baik pula.
“Yang pertama kali dihisab dari amal seseorang kelak di hari kiamat adalah sholatnya. Apabila sholatnya baik maka semua amal lainnya dianggap baik. Dan apabila sholatnya jelek maka rusaklah seluruh amalannya.” (Thabrani)
Selasa, 13 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar