Sosok dan penampilannya tidak ada yang istimewa. Kedua matanya ubat, bahkan untuk berjalanpun harus dibantu kursi roda. Namun semangat perjuangannya sungguh luar biasa, sampai Israel dan Amerika dibuat tekuk lutut.
Palestina. Jika menyebut nama itu pikiran kita tertuju pada milisi, bom, pertempuran dan sejenisnya. Yah..,! dibumi Kana’an inilah saudara muslim kita tak pernah berhenti mengobarkan api jihad melawan Yahudi dibawah bendera zionis Israel.
Dari situlah seorang putra Palestina kelahiran 1 Januari 1938 didesa Al Jaruan, selatan Jalur Gaza, Sheikh Ahmed Ismail Yassin, hatinya terpanggil, bangkit dan merasa bertanggung jawab atas keselamatan Islam dengan Masjidil Aqsha dari kuku zionis. Ledakan bom dan mesiu sudah terbiasa, karena sejak kecil hidupnya dihabiskan di kamp pengungsian Ashkelon, Israel. Ia tahu betul bagaimana kekejaman zionis terhadap bangsanya sehingga dirinya punya satu tekad, “Hancurkan Yahudi !. Rebut Yerussalem !. Selamatkan Al-Aqsa dan berdiri tegak negara Islam Palestina !”.
Menyusun Kekuatan di Mesir
Perjalanannya dimulai sejak berhenti dari Universitas Ain Syams, Padah. Meski diatas kursi roda akibat kecelakaan saat berolah raga dimasa mudanya. Beliau hijrah ke Mesir untuk mencari dukungan. Dengan cara berdakwah, mengajar, berkhotbah dimasjid-masjid, Yassin menggagas Majma’ Islami (persatuan Islam), tekad dan perjuangannya mulai kian membara, khotbah - khotbahnya selalu memberi semangat jihad untuk melawan pendudukan rejim Zionis. Namun rupanya Yahudi telah mencium rencananya, dan pada tahun 1983 beliau ditangkap, dijebloskan kepenjara selama 13 tahun dengan tuduhan membahayakan pemerintah Israel. Karena kepandaiannya berdiplomasi akhirnya baru sepuluh bulan dirinya bebas.
Mendirikan Hamas
Perjuangannya semakin berkobar dengan mendirikan Al Mujahidun Al Filastiniyun (Gerakan jihad Palestina). Pendukungnya kian tahun semakin bertambah hingga pada tahun 1987 bersama Mahmoud al-Zahar, Abdel Aziz al-Rantissi dan Khaled Meshal beliau mendirikan gerakan perlawanan muslim untuk melawan Israel di Palestina bernama Hamas (Harakat al-Muqawama al-Islamiyya). Berbagai perlawanan gerilyawan Hamas yang berupa teror bom, serangan frontal secara tiba-tiba, penghancuran kamp-kamp militer yang ditujukan pada pendudukan Israel semakin gencar dan menjadi-jadi hingga orang-orang Yahudi sendiri merasa ngeri dan mundur. Namun lagi-lagi...kroninya Amerika dan sekutunya memberi dukungan penuh sehingga ketua Hamas tersebut kembali tertangkap dan dihukum seumur hidup plus 15 tahun karena dituduh mendirikan Hamas. Siksaan yang berat diluar batas kemanusiaan membuat dirinya semakin lemah yang akhirnya kedua matanya buta hingga masuk rumah sakit penjara. Namun pada 1 Oktober 1997 atas kehendak Allah, Mujahidin Palestian itu akhirnya bebas meski harus melalui diplomasi pertukaran tawanan.
“Fatah Menjegal”
Meski diatas kursi roda dan kedua mata yang buta, beliau terus memimpin Hamas yang semakin solid membuat Israel dan kelompok Fatah, (partai “boneka” dukungan zionis-Amerika) ketakutan. Gelombang perlawanan Rakyat Palestinapun pecah kembali. Tanpa mengenal takut mereka melancarkan Intifadah Aqsa (perlawanan frontal dengan bersenjatakan apa saja) dengan satu tekad dan ikatan kuat rakyat Palestina terhadap tempat-tempat suci, khususnya kiblat pertama Muslimin Mesjid Aqsa, masjid-masjid mereka, dan salah satu titik pusat Haram asy-Syarif, dari penghancuran zionis Israel. Kepada dunia Beliau pernah berkata “Tidak malukah Negara-negara Islam membiarkan penjajahan zionis dan sekutunya. Jangan memandang kami dengan pandangan yang mampu mengusap air mata kami dan meringankan beban kami. Apa yang kamu telah sumbangkan untuk agama Allah ?
Gugur Sebagai Syuhada
Ketika Israel “lari” dan bendera jihad Hamas berkibar tinggi, Allah menghendaki lain. Senin dini hari tanggal 22 Maret 2004 saat sholat Subuh di masjid Akademi Islam, tiga buah roket Israel menghantam dirinya, dan mujahid penakluk zionis” gugur sebagai syuhada. Kaum muslim diseluruh dunia kehilangan Mujahid. Namun hikmah dibalik semua itu, dua tahun kemudian Hamas memenangkan Pemilua atas Fatah dan diakhir Januari lalu berhasil menjebol tembol pembatas antara Gaza dan Rafah serta menghalau tentara Israel, sehingga warga Gaza “terbebas”. (Imm).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar