Senin, 03 Maret 2008

Sergapan Maut


Sebenarnya ia berasal dari lingkungan keluarga muslim, dan hafal beberapa surat pendek namun sholatnya dilakukan jika ada kemauan. Bahkan lelaki yang kerap di panggil pak Tr pria kelahiran Madiun, 4 Januari 1941 ini menuturkan sendiri bahwa ketika masih muda sholat dan ngajinya hanya sebatas “rubuh-rubuh gedang” (hanya ikut-ikutan) saja.
Ketika usianya dua puluh tahun (tamat STM) Strn mengalami kegagalan ketika masuk ke dinas militer karena soal non teknis (militer adalah profesi yang dihormati dan disegani orang Madiun saat itu). Rasa kecewa, frustasi mendalam dan menjauhnya kekasihnya menambah daftar penderitaannya. Rasa keputus asaan inilah membuat Strn meninggalkan Madiun untuk mengadu nasib ke Semarang hingga bertemu teman seangkatannya. Setelah menceritakan semua problemnya, maka ditawarilah pekerjaan di salah satu perusahan yang bergerak dibidang perkayuan dan cukup besar.

Jatuh ke pelukan Misionaris
Pucuk dicinta ulam tiba, maka disambutlah tawaran tersebut yang membuat kehidupannya mulai bangkit lagi. Perlakuan istimewa lengkap dengan segala fasilitasnya didapatkannya diperusahaan. Namun tanpa disadari, ternyata perusahaan tersebut ada hubungan “khusus” dengan beberapa gereja di Semarang, dan Strnpun “masuk” kedalamnya. Dirinya hanya pasrah lantaran hutang budi.
Empat puluh tahun waktu yang tidak sebentar, dirinya terus dibimbing dan dididik seorang burder dari Swis,WDK. Ditengah-tengah kaum Nasrani, dirinya dihormati dan disegani. Berbagai acara baik itu perkawinan, kematian maupun seremonial-seremonial selalu dipercaya untuk memimpin. Pundi-pundi rupiahpun terus mengalir tiada hentinya. Sepanjang perjalanannya, karirnya kian menanjak hingga menjadi Prodiakon (sebuah jabatan cukup tinggi dikalangan gereja). Perhatian dan binaan dari Pastur Oh sangat intensif hingga mendapat kedudukan tinggi sebagai wakilnya. Sementara ditempat kerjanya, berbagai fasilitas selalu diberikan mulai dari menjadi staf perusahaan, rumah, kendaraan hingga istripun sampai diberi. Jadilah ia menjadi keluarga Nasrani yang taat dan aktif dengan gereja.

Sergapan
Begitulah cara-cara misionaris untuk “melumpuhkan” orang Islam. Mereka sangat cermat dan tepat dalam mengambil kesempatan, ketika saudara-saudara kita lemah, kosong dan frustasi, mereka dengan cepat dan sigap “menyergap”, akhirnya jatuhlah orang Islam kepelukannya. Mereka juga sangat cermat melihat potensi seseorang yang cerdas dan berpengaruh, hingga untuk membentengi pak Trsn agar tidak lari, berbagai fasilitas dan jabatan selalu mereka “jejalkan”.
Namun, bagaimanapun juga jika Allah belum menghendaki dia murtad, hidayah itu akhirnya datang yang dapat mengalahkan segala kesuksesan, fasilitas dan jabatannya yang ia miliki. Dan Prodiakon itu akhirnya kembali ke Tauhid “La ilahaillallah...(Imm)

Nama dan alamat dan kisahnya saat masuk Islam ada di Redaksi **********

Tidak ada komentar: