Selasa, 04 Maret 2008

Budaya Malu, Warisan Rasululllah SAW

Rupanya di negeri ini, yang namanya budaya malu sudah menjadi barang langka. Lihatlah, mereka yang katanya pemimpin, tokoh, kelas atas, idola atau panutan bagi masyarakat, dengan bangganya melakukan sesuatu yang di anggap memalukan, dusta, tabu, mengambil yang bukan haknya, dan perbuatan lain yang melanggar agama..

Kebanyakan dari mereka sudah mengesampingkan budaya ini sehingga terdorong untuk melakukan kejahatan, tak peduli akan cercaan, dan menghalalkan segala cara. Akibatnya, ia cenderung akan melakukan perbuatan tercela secara berani dan terang-terangan. Ironisnya, mereka sudah tidak malu lagi kepada Allah SWT, apalagi kepada manusia.

Mungkinkah kini budaya malu tersebut sudah tertutup oleh tuntutan perut, demi ketenaran, keberhasilan, uang, materi dan lain-lain, dari sinilah kondisi akhlak bangsa dinegeri ini berada di ambang keprihatinan
Rasulullah SAW bersabda, ''Bila engkau tidak malu, maka berbuatlah semaumu.'' (HR Bukhari).
Artinya, jika manusia tidak memiliki rasa malu, maka lakukanlah sekehendakmu, sepuas-puasmu, tapi awas..!!! Siksa Allah SWT akan sangat pedih
**********
Menjaga Martabat, Mencegah Perbuatan Laknat
.
Malu adalah akhlak terpuji yang diwariskan para Nabi kepada umatnya sehingga sikap ini dapat mencegah diri dari perilaku tidak terpuji. Di sisi lain, rasa malu akan membentuk kesucian diri (iffah) yang mampu menghindari perbuatan buruk Rasa malu dimiliki sebagai bukti ketaatan kepada Allah SWT sehingga manusia akan mempunyai perasaan malu untuk berdusta, malu untuk membuka auratnya yang memang tidak pantas untuk dipertontonkan, malu untuk mengambil yang bukan haknya, dan malu melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.

Kita merasa bersyukur bahwa Allah SWT telah memberi nikmat kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di antara karunianya adalah menyediakan bahan pakaian sebagai penutup aurat, menambah keindahan lahiriah dan perhiasan, rezeki atau jodoh yang sudah di atur oleh-Nya. Jadi di sini sudah tidak alasan lagi bagi kita untuk tidak mengikuti akhlak Rasul tersebut.

Selaku umat yang beriman, dan punya martabat sebagai makhluk yang dimuliakan Allah ini tetap terjaga dan membiasakan budaya malu. Sadarlah sesuatu yang kita lakukan ini selalu di awasi oleh Allah. Dan jika setiap kita memiliki rasa malu, insya Allah bangsa tercinta ini akan dihargai oleh segenap warga dunia. (Imm)

Tidak ada komentar: