Jumat, 02 Mei 2008

Sikap Orang Kafir Terhadap “Kebenaran”



Seratus tahun yang lalu, bangsa ini menancapkan tonggak sejarah dalam usahanya untuk merebut kemerdekaan, dari cengkeraman kuku penjajah, yang kita kenal dengan nama Kebangkitan Nasional. Dari situlah para pemuda bangkit, hingga memperoleh kemerdekaan di tahun 1945.
Kini satu abad telah berlalu, negeri ini sudah bebas dan merdeka penuh. Namun sayang, di balik kebebasan dan kemerdekaan ini, umat Islam masih “merangkak” dalam memperjuangkan tegaknya syariat Islam yang benar dan lurus, bahkan bisa di katakan semakin terpuruk.
Lihatlah, banyak saudara-saudara muslim kita yang telah lupa, lalai apa tujuan hidup yang sebenarnya. Mereka banyak yang meninggalkan dinul Islam, melanggar aturan Allah. Dengan dalih demi hak dan kebebasan, mereka cenderung bebas dalam artian bebas yang kebablasan, sehingga melewati batas-batas aturan Allah dan rasul-Nya seperti yang banyak di suarakan di kalangan liberal. Mereka selalu di bawah bayang-bayang, pengaruh dan ketergantungan orang-orang kafir.

Jika umat Islam kondisinya sudah seperti ini, apa bedanya kita dengan iblis?. Sama-sama makhluk yang yakin dan beriman kepada Allah, tapi dia tidak mau taat dengan aturan-Nya. Inginnya bebas, seolah-olah Allah pun tidak boleh mengatur kehidupan dia. Maka dari itu Allah memutuskan bahwa dia termasuk “Wa kana minal kafirin’ (masuk golongan yang kafir-kafir dan dipastikan akan masuk keneraka).

Karena itulah Allah telah mensyariatkan kepada semua kaum muslim yang beriman dan bertakwa untuk bersama-sama mengajak umat ini beramar ma’ruf nahi munkar, kembali kepada aturan-Nya. Menyerahkan dirinya (Mustaslim) serta menjadi muslim yang “kaffah” dengan cara berjuang meluruskan akidah yang benar, melaksanakan panggilan Allah yang di sebut Jihad fi sabilillah.. Sampaikan kebenaran walau itu sulit, ibarat menggenggam bara api di tangan, tapi sampaikanlah ! Perjuangan kita ini belum selesai......belum berakhir

Rasulullah saw bersabda:

"Aku telah diutus menjelang hari kiamat dengan pedang, hingga manusia beribadah hanya kepada Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, rezekiku dijadikan-Nya dibawah bayangan tombakku, dan kerendahan serta kehinaan dijadikan-Nya terhadap orang-orang yagn menyalahi. Dan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka." (HR Ahmad)

Tapi ingat !!!..., Ketika kita berpegang teguh pada kebenaran, berjuang, meluruskan akidah, berbagai rintangan, godaan-godaan yang datangnya dari orang-orang kafir pasti ada, siap menghadang kita. Mereka tidak pernah berhenti untuk selalu menghalang-halangi, baik secara langsung maupun tidak langsung baik secara langsung maupun melalui tangan-tangan orang lain, seperti dari penguasa atau umat Islam itu sendiri dengan cara halus tapi mematikan. Semua itu sudah di jelaskan dalam firman-Nya yang berbunyi :

"Sesungguhnya orang-orang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian jadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang kafir itu dikumpulkan." (QS Al-Anfal 36)

Namun semua rintangan itu sesuatu yang wajar, menjadi tobi’i atau lazim bahwa pergerakan sebuah dakwah meluruskan akidah akan di ganggu, di halang-halangi oleh musuh-musuhnya yaitu orang-orang kafir Ada tiga cara mereka untuk menghentikan dakwah kita yaitu, Liyusbituka (memenjarakanmu), Au yukhrijuka, atau mengusirmu dari negerimu bahkan Au yaktuluka, membunuhmu, sehingga tidak ada lagi kesempatan kamu untuk berdakwah.
Semua itu sudah ada dan terjadi sejak jaman para Nabi ketika membawa tauhid kepada kaumnya. Lihatlah bagaimana Nabi Nuh di musuhi kaumnya sendiri, bahkan anak dan istrinya, darah dagingnya, harus rela menjadi korban. Bagaimana Nabi Zakaria, Yunus, Musa, Isa hingga Rasulullah yang terusir, terancam jiwanya dari kejaran orang-orang kafir.

Karena itu justru akan muncul sebuah pertanyaan atau tanda tanya besar jika sebuah dakwah yang mengatas namakan Islam, sementara orang-orang kafir yang mereferentasikan sebagai satu poros bagi syaitan rela, tidak menghalang-halangi dan membiarkan kita bebas berdakwah, apalagi sampai diberi bantuan baik dengan harta, fasilitas, kedudukan dan sebagainya,........Ini yang harus menjadi tanda tanya besar ? Bagaimana dakwahnya !,...... Ada apa di balik semua ini!.......Sudah benarkah atau luruskah dakwah ini... !
Marilah, kita nikmati saja cobaan-cobaan ini dengan percaya diri, jangan sampai kita putus asa, dan perjuangan kita berhenti hanya karena rintangan orang-oirang kafir.. Anggaplah sebagai sesuatu hal yang biasa. Janganlah ujian-ujian ini di rasakan sebagai sesuatu azdab, tapi terimalah sebagai nikmat. Karena menjadi kodrat dan itu pasti. Setiap kita berpegang pada kebenaran akan datang ujian dari Allah, dan itu untuk membuktikan bahwa kita ini benar-benar eksis, betul bisa di katakan mukmin yang sebenarnya. Karena di mata Allah, ketika kita memperjuangkan syariat yang benar akan mendapat nilai yang tinggi . Di dalam firman-Nya Allah telah menjelaskan :

“ Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Al An’am 165)

Harapan kami janganlah pernah berhenti untuk berjihad menegakkan syariat Allah. Bantulah orang-orang yang berjuang melalui apa saja yang kita mampu. Jangan malah ikut-ikutan membenci, menjelekkan, menjauhi, bahkan menuduh teroris baik lewat ucapan, media, ucapan, ataupun dakwah. * * *

















Tidak ada komentar: