Jumat, 02 Mei 2008

Orang-orang ‘Pinter’ yang ‘Keblinger’



Entah, mau membuat sensasi, kejutanya atau kejutan apa, sehingga mereka dengan berani menentang hukum Allah tanpa rasa terbebani dosa

Masih ingat bagaimana orang-orang lembah Siddim dan Gomorah (kaum Nabi Luth) harus musnah, dijungkir balikkah, di cepit dan di tenggelamkan bumi dalam sekejab karena adzab Allah? Itulah sebabnya hukuman bagi orang-orang yang tidak mengindahkan peringatan Rabbnya. Pola pikir dan kehidupannya sudah jauh menyimpang dan menjijikkan, diantaranya adalah dengan menyukai sesama jenis, lesbian dan homo seksual.
Inilah yang salah satu sebab yang mendorong para ulama Fiqh telah sepakat atas keharaman homoseks dan penghukuman terhadap pelakunya dengan vonis yang berat, di samping mengacu dari Qur’an dan hadist.

Di antaranya yang pernah disabdakan Rasul yaitu, “Laki-laki tidak boleh melihat aurat laki-laki. Perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan. Laki-laki tidak boleh ‘berkumpul dengan laki-laki lain dalam satu kain’. Perempuan tidak boleh ‘berkumpul dengan perempuan lain dalam satu kain’.”Pelaku Lesbian hanya diberi sangsi dan tidak dijatuhi hadd. Maka jelaslah bahwa perbuatan homoseks dan lesbian merupakan perbuatan yang haram”( Ahmad, Muslim, Dawud, dan Tirmidzi).

Namun di jaman sekarang rupanya tanda-tanda reinkarnasi kaum nabi Luth mulai tampak dan justru lahir dan di pelopori oleh golongan intelektual dan cendekiawan, salah satunya adalah seorang guru besar UIN Jakarta, Prof. Dr. Siti Musdah. Ia telah membuat pernyataan yang sangat berani berjudul ‘recognizes homosexuality’ (Islam mengakui homoseksualitas) yang di lansir sebuah media ibu kota berbahasa Inggris. Dirinya mengutip dari surat Al Hujuraat ayat 3, salah satu berkah Tuhan adalah bahwasanya semua manusia, baik laki-laki atau wanita, adalah sederajat, tanpa memandang etnis, kekayaan, posisi sosial atau pun orientasi seksual.

Karena itu, aktivis liberal dan kebebasan beragama dari ICRP (Indonesia Conference of Religions and Peace) yang dulu pernah di puja-puji Amerika ini menyatakan, Tidak ada perbedaan antara lesbian dengan non-lesbian. Dalam pandangan Tuhan, manusia dihargai hanya berdasarkan ketaatannya.” (There is no difference between lesbians and nonlesbians. In the eyes of God, people are valued based on their piety). Homoseksual dan homoseksualitas adalah alami dan diciptakan oleh Tuhan, karena itu dihalalkan dalam Islam. (Homosexuals and homosexuality are natural and created by God, thus permissible within Islam). Intisari ajaran Islam adalah memanusiakan manusia dan menghormati kedaulatannya. Homoseksualitas adalah berasal dari Tuhan, dan karena itu harus diakui sebagai hal yang alamiah.
Dia juga menghimbau kepada para sarjana Muslim moderat agar tidak ada alasan untuk menolak dan mengecam terhadap homoseksual atau homoseksualitas. Karena itu orang-orang yang menganggapnya haram atau dilarang agama hanyalah didasari pada penafsiran sempit terhadap ajaran Islam. Bahkan mereka menganggap MUI dan Hizbut Tahrir Indonesia adalah “kelompok Muslim konservatif”, kuno, dan kolot.

Sayang sekali sosok seperti Siti Musdah, seorang profesor, guru besar agama di institusi yang ternama, pandai, tahu, berilmu, cendekiawan dan intelektual. Namun justru kebodohannya melebihi orang awam karena selalu mencari keraguan pada syariat Allah yang sudah benar dan tak perlu di ragukan lagi.



Tidak ada komentar: