Semua keluarga pasti mendambakan suatu kehidupan yang bahagia, tentram, sejahtera, tenang, aman atau bisa dikatakan sakinah. Untuk mencapai yang demikian itu perlu adanya suatu perjuangan yang tidak ringan. Karena Sakinahnya keluarga tidak bisa di ukur dengan harta yang banyak, istri cantik, atau kedudukan yang tinggi. Banyak orang-orang kaya, sukses, punya kedudukan, tapi kehidupan rumah tangganya hancur.
Kembali ke Syariat
Sesungguhnya hakekat keluarga sakinah adalah suatu kehidupan yang dilandasi mawaddah warohmah (cinta dan kasih sayang) senantiasa berusaha dan mencari keridhoan Allah dan rasul-Nya. Melakukan setiap apa yang diperintahkan, meninggalkan semua apa yang dilarang-Nya.
Secara kesimpulannya, bahwa hakekat sebuah kehidupan rumah tangga yang sakinah adalah terletak pada realisasi atau penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan berumah tangga yang bertujuan mencari ridho-Nya.
Seperti yang di firmankan Allah :
"Dia-lah yang telah menurunkan sakinah (ketenangan) ke dalam hati orang-orang yang beriman agar keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)." (Al Fath: 4)
Karena itu tepat apa yang di contohkan Nabi dalam membina keluarga sakinah, di antaranya :
- Ta’awun, tolong menolong, bahu membahu, bantu membantu dan bekerja sama dalam bentuk saling menasehati dan mengingatkan dalam kebaikan dan ketakwaan, sesuai hadistnya, "Nasehatilah isteri-isteri kalian dengan cara yang baik, karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya (paling atas), maka jika kalian (para suami) keras dalam meluruskannya (membimbingnya), pasti kalian akan mematahkannya. Dan jika kalian membiarkannya (yakni tidak membimbingnya), maka tetap akan bengkok. Nasehatilah isteri-isteri (para wanita) dengan cara yang baik." (Muttafaqun 'alaih)
- Saling mendidik dan menasehati dengan cara yang baik, lembut dan terus-menerus atau berkesinambungan. Sebuah rumah tangga akan tetap kokoh dan akan meraih suatu kehidupan yang sakinah, insya Allah, dengan adanya sikap saling menasehati dalam kebaikan dan ketakwaan.
Sabda Rasul yang berbunyi, "jika kalian para suami tidak menasehati mereka
(para isteri), maka mereka tetap dalam keadaan bengkok,".
Maksudnya wanita itu lemah serta mempunyai sifat kebengkokan karena
diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok sebagaimana disebutkan dalam hadits
tadi, sehingga senantiasa butuh terhadap nasehat
Namun semua ini juga tidak akan tercapai jika tidak di dukung ekonomi yang mapan atau mencukupi. Karena itu sudah menjadi kewajiban para suami untuk memberikan yang ‘cukup’ kebutuhan-kebutuhan istrinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar