Jumat, 02 Mei 2008

Kurikulum “Duniawi” Nasional.




Jika di lihat sepintas, kurikulum Pendidikan Nasional yang di ajarkan di sekolah-sekolah semakin hebat, padat, berisi, selalu inovasi dengan berbagai ilmu. Waktu belajarnyapun tidak tanggung-tanggung, dari jam 7 pagi hingga 2 siang, selama tujuh hari berturut-turut. Bahkan ada sekolah berstandar Internasional yang memulangkan siswa didiknya hingga jam 4 sore, belum lagi berbagai pelajaran tambahan, ekstra kurikuler ini-itu dan lain sebagainya.

Namun pada kenyataannya, jam belajar yang memakan waktu rata-rata hampir 49 jam (2940 menit) dengan kurikulum agama “hanya 90 menit” tiap pekannya, belum bisa mengubah dan membuat bangsa ini menjadi bangsa yang kuat, punya nasionalis tinggi, berakhlakul karimah. Cara berpikir dan hidup mereka masih banyak yang belum mengerti, memahami bagaimana membela, mencintai, nama mengangkat nama negerinya sendiri.

Mereka lebih banyak mengutamakan ‘ego’di atas segala-galanya, stagnan, sub instant atau lemah, pengecut, kurang berkembang bahkan kian terpuruk, takut persaingan dengan bangsa lain. Sementara masih banyak kita temukan kasus-kasus yang memalukan bangsa seperti korupsi, pemimpin yang tidak amanah dan masih banyak lagi.


Tidak ada komentar: