Dengan punggung di penuhi rajah dari Al Qur’an yang di potong-potong dan di putar balikkan, mereka akan mempunyai kekebalan tubuh baik dari senjata tajam maupun senjata api. Selain pelajaran agama dan kurikulum nasional, para santri di podok pesantren At-Taqi, Kali Pucang, Jepara ini juga di beri bekal amalan ilmu kekebalan tubuh. Pada pertengahan tahun 90 an ilmu ini ‘laris manis’ berkembang hingga Semarang dengan sasaran para remaja atau aktivis masjid. Kesaktian ini akan diberikan langsung dari gurunya, kyai Nurkholis setelah membayar mahar yang kelipatannya harus ganjil, misalnya 13 ribu, 33 ribu dan seterusnya. Adapun proses ritual pengisisan asma’ di lakukan di dalam kamar tertutup, satu persatu secara bergantian. Oleh gurunya, si murid di suruh melepas pakaian atas (kaus atau baju) bagi laki-laki dan hanya membuka punggung untuk wanita. Kemudian kyai Nurkholis mulai merapal do’a sambil menuliskan lafadz-lafadz Al qur’an yang di penggal-penggal plus gambar-gambar bintang, garis dan pedang (rajah) di seluruh permukaan punggung si murid. Setelah ajian “manjing” (bersemayam) ketubuhnya, mereka pantang mandi dan menanggalkan baju atau kaus yang di pakai saat ritual selama tiga hari tiga malam. Selain itu juga dilarang melanggar perbuatan-perbuatan yang melanggar agama. Misalnya berzina, mencuri, berbohong dan lain sebagainya. Apabila semua itu dilanggar, maka ilmu ini akan memakan tubuhnya sendiri seperti badannya hangus, kulit melepuh dan lainnya. Tapi jika aturan di taati, segala macam senjata tajam maupun senjata api tidak mampu menembus kulitnya. Perangkap Iblis Begitulah cara-cara iblis menjerumuskan manusia dengan meniupkan kebohongan pada orang-orang yang tidak berpegang pada kebenaran. Dari cara prosesinya saja sudah melanggar syariat. Berduaan didalam kamar dengan aurat terbuka (punggung) bukan muhrimnya lagi. Yang lebih parah lagi, Alqur’an yang seharusnya dibaca, dikaji, di amalkan, atau dijadikan doa, malah di penggal-penggal, di putar balikkan ayatnya untuk berkolaborasi denga jin. Mereka sudah masuk perangkap setan, terkecoh oleh rajah-rajah yang bertuliskan ayat Al Qur’an. Bukannya Di sisi lain, dengan menggunakan rajah untuk kekebalan adalah syirik besar, karena mereka menggantungkan keselamatannya pada benda ghaib, bukannya Allah SWT. Rasulullah tidak pernah mengajarkan amalan seperti itu. Beliau sendiri pernah terluka, berdarah, terkena panah saat perang Uhud, tidak kebal seperti mereka-mereka. Perlunya kita waspada dan hati-hati terhadap segala sesuatu, meskipun penampilannya suci, bernuansa Islam, baik tapi jika dicampuradukkan dengan kebathilan, justru itu merupakan ancaman yang paling berbahaya bagi aqidah kita. Sebab hal-hal seperti itu lebih mudah mengecoh kita ketimbang seorang dukun yang pakai kemenyan dan baju serba hitam. |
Jumat, 02 Mei 2008
Misteri “Pagar Ghaib” At-Taqi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
menarik sekali apa yang ada pada blog anda ini,saya dahulu juga ingin memiliki kekebalan seperti itu ,tapi alhamdulilah sekarang tidak menginginkan lagi setelah teman saya ,menasihati untuk mempelajari Al qur'an dan memahami is yang terkandung didalamnya.dan ternyata memang bertentangan sekali,dan juga contoh 2 dari nabi Muhammad sendiri ketika perang memakai baju besi,itu membuktikan nabi kita juga berpikir secara logis.kalau seandainya kekebalan memang tidak bertentangan dg Al qur'an tentu para sahabatnya tidak akan mati dalam peperangan
Apakah berita itu benar adanya?
Posting Komentar