Rabu, 09 April 2008

Invasi “Situs Porno” Memasuki Keluarga




Maju danberkembangnya teknologi Cyber memudahkan pornografi masuk ke rumah tangga, merusak kehidupan masa depan anak-anak. Generasi muda yang tidak lagi menghargai etika, hakikat seksual, perkawinan, karena mengeksploitasi seksualitas yang seharusnya kita hargai dan muliakan sebagai anugerah Illahi.

Meski masih kelas dua SD, tapi Febry sangat pandai dan serba ingin tahu (Gathekan, istilah orang Jawa) termasuk mengoprasikan komputer dengan intrnetnya. Kedua orang tuanyapun bangga melihat putranya sangat cerdas. Namun akhir-akhir ini Febry memiliki kebiasaan baru. Sepulang sekolah, dia langsung masuk kekamarnya hingga sore, berjam-jam diam didalam tanpa membuat keributan sedikitpun. Padahal, biasanya dia tak pernah diam lincah kesana-kemari, apapun dipegangnya.
Melihat perubahan yang sangat drastis ini Yani, si ibu penasaran. Akhirnya, ketika putranya sekolah, masuklah ia ke dalam kamar anaknya, tapi tidak ditemukan sesuatu benda apapun yang dia anggap tidak layak atau mencurigakan berada di kamar maupun almari anaknya, seluruh mainannya masih tersusun rapi seperti tak pernah tersentuh. Namun, saat Yani menyalakan komputer yang ada di kamar itu, .....betapa terkejutnya sewaktu melihat dari history Google,... ternyata situs-situs porno yang menampilkan berbagai gambar yang tidak senonoh !.
Bagaikan tersambar petir di siang bolong, seluruh tubuh Yani lemas, terduduk lesu, hatinya menangis. Apa yang ia banggakan selama ini ternyata membawa dampak kerugian yang jauh-jauh lebih besar.
Ironisnya, kasus seperti ini tidak hanya menimpa Febry, tapi juga para remaja, bahkan orang tuapun ikut jatuh terjerat dalam kecanduan pornografi, berjam-jam duduk didepan komputer, tidak tidur dan tanpa peduli keluarganya, otaknya telah terbalut, terbuai dalam imajinasi yang kotor dan menjijikkan, terjebak dalam situs porno.

Ancaman Bagi Anak
Mereka tidak sadar bahwa “Anak-anak dilahirkan dalam kondisi suci”. Orang tualah yang nantinya membentuk anak, akan seperti apa. Baik dan buruknya anak, tergantung orang tuanya. Kenyataannya, peran orang tua dewasa ini semakin berat. Betapa tidak. Hantaman era globalisasi telah menafikan aturan yang melarang anak untuk tidak secepatnya mengenal yang namanya pornografi atau pornoaksi. Sementara di berbagai media, baik itu elektronik maupun cetak, tayangan dan gambar yang mengandung unsur pornografi 'bergentayangan' tak kenal lelah menghantui anak-anak. Karena itu jika kasus-kasus ini tidak segera di tangkal, kerugian yang besar dan luas, baik psikologis, sosial, etis maupun teologis sudah di depan mata.

Merusak Generasi Penerus
Dampaknya, secara psikologis pornografi dapat menimbulkan sikap dan perilaku antisosial. Mereka akan lebih agresif, dan terobsesi dengan imajinasi-imajinasi “jijik” terhadap teman, istri, suami, atau orang lain sebagai bagian dari seks yang berujung dengan kemerosotan kultural, akhirnya akan runtuh dan chaos khususnya dalam rumah tangga itu sendiri.
Dampak lain ketika pornografi sudah memasuki keluarga, akan membawa pengaruh besar bagi masyarakat umum. Meningkatnya tindak kriminal di bidang seksual, baik kuantitas maupun jenisnya. Misalnya, hamil di luar nikah, maraknya kasus pencabulan, perkosaan, dan sodomi yang jelas-jelas bertentangan dengan agama, etika dan moral. Akhirnya, banyak virus-virus patologi sosial seperti penyakit kelamin dan HIV/AIDS masuk dengan korban utama adalah anak-anaknya sendiri. Secara kesimpulan, dampak dari pornografi kedalam keluarga akan merusak fisik, jiwa dan rohani kehidupan masa depan anak-anak, generasi muda yang tidak lagi menghargai etika, hakikat seksual, perkawinan dan rumah tangga, karena mengeksploitasi seksualitas yang seharusnya kita hargai dan muliakan sebagai anugerah dari sang Pencipta. Di sisi lain pornografi merusak perkembangan kepribadian yang alami. Jika stimulus (pendorong) awal adalah foto-foto porno, anak-anak dan remaja akan terkondisikan untuk terangsang dengan foto-foto, kemudian menjadi kecanduan. Akibatnya, mereka akan tumbuh menjadi orang yang susah membangun hubungan normal dengan lawan jenis, tanpa pengaruh foto-foto porno. Jika sudah begini, yang terjadi dengan generasi kita mendatang ? Mereka lahir dan besar dari tengah-tengah keluarga yang sudah teracuni

Pemberantasan, pencegahan, rasanya kecil sekali untuk di harapkan, karena bagaimanapun juga pornografi akan sulit terbendung. Maka pertahanan yang utama adalah ilmu agama. Karena dengan ilmu ini seseorang akan terbentuk iman yang kuat, akhlak yang mulia untuk membentengi wabah-wabah pornografi.
"Back to basic, cintai anak-anak, beri perhatian yang cukup, dan penuhi kebutuhan psikologisnya. Pola asuh yang positif akan membentuk anak-anak menjadi lebih tangguh. Lalu, perlunya memberikan pendidikan atau pengarahan seks yang benar menurut tuntunan Islam kedalam keluarga, komunitas-komunitas remaja yang dikemas dengan bahasa halus dan sopan.

Campur Tangan Pemerintah
Bersama-sama mengupayakan serta mendukung rencana Pemerintah untuk menutup semua situs porno, pihak-pihak terkait harus menertibkan, menindak tegas (pemberian sanki) pada media dan pelaku pornografi melalui konstitusi, tidak mendukung arus pornografi dan mengesahkan undang-undang anti pornografi-pornoaksi.
Melalui lembaga, melakukan sosialisasi, dan pengarahan untuk mengajak para orang tua, tokoh-tokoh agama maupun masyarakat agar tak henti-hentinya melawan pornografi agar tidak semakin jauh menjerumuskan kita kepada pengingkaran akan hakikat manusia sebagai insan yang dikaruniai segala sesuatu oleh sang Pencipta, termasuk seksualitas untuk tugas dan tujuan mulia, yaitu menciptakan generasi manusia secara berkelanjutan dengan keadaan sehat jasmani dan rohani, jiwa dan raga. (Imm).
Nara sumberada di redaksi.
* * *
Agar Anak tidak Leluasa Menjelajahi Dunia Maya

Lebih dari 20.000 gambar pornografi diluncurkan ke internet dan sebanyak 4,7 juta (hits) dikunjungi anak setiap minggunya. Kita tidak dapat membayangkan apa jadinya jika situs itu mewabahi anak-anak kita yang mampu memasuki ruang-ruang maya setiap hari atau minggunya. Karena itu yang perlu kita lakukan anak-anak ketika membuka situs antara lain :

- Selalu mengawasi anak saat menggunakan Internet, jangan biarkan mereka terjebak untuk masuk kesitus-situs “sesat” yang berkedok nama ilmiah.
- Usahakan agar pintu ruang atau kamar komputer tidak dipasang pengunci dan layar menghadap keluar, sehingga monitor dapat terlihat jelas dari luar.
- Beri ketegasan dan sanki (yang mendidik), bilamana ada beberapa situs pornografi yang langsung keluar di layar.
- Usahakan selalu mendampingi setiap anak mengoprasikan komputer-internet.
- Tanamkan prinsip-prinsip kebenaran dalam hidup anak sebagai fondasi bagi mereka untuk tidak terpengaruh hal-hal buruk
- Berikan aturan bagi anak-anak yang memasuki ruang chat room, untuk tidak pernah memberitahukan identitas pada lawan bicaranya dan bertemu tanpa didampingi oleh orang tua mereka.

Dengan cara-cara ini Insya Allah mereka mampu bertanggung jawab pada dirinya sendiridari pengaruh-pengaruh negatif teknologi sementara anak tetap bisa mengikuti perkembangannya.
* * *

Enyahlah Kau Situs Porno !

Setelah Pemerintah Cina melarang semua iklan yang mengandung kesan-kesan sekual dan menutup 44.000 situs porno di internet serta menangkapi 1.911 para pelakunya, Presiden Hu Jintao menutup atau delete men- lebih dari 440.000 situs dan pesan pornografik.
Sedangkan Pemerintah Indonesia sendiri baru mulai April 2008 ini akan menutup situs-situs porno di internet. Gebrakan ini lalu disambut gembira oleh berbagai kalangan termasuk para ulama yang sudah lama ‘gerah’ dengan aksi pornografi dan pornoaksi karena jelas sangat berbahaya bagi perkembangan generasi bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar: