Rabu, 09 April 2008

Ajian “Keramatan”



Mereka mampu menirukan gerakan, jurus serta karakter khodam yang ia panggil, bahkan katanya ada yang sanggup menempel di dinding seperti cicak.

Dengan alasan keselamatan, beberapa pondok pesantren sufi mengajarkan para santrinya ilmu-ilmu karomah atau kanuragan. Di antaranya adalah pondok pesantren AS (identitas ada di redaksi) yang berpusat di Indramayu dan cabangnya tersebar luas termasuk Semarang. Salah satu amalan yang diajarkan adalah “keramatan”. Menurut salah satu putra mbah yai, gus YAJ, ilmu itu sudah diturunkan sejak Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati saat menaklukkan bala tentara Prabu Siliwangi.
Konon apabila seseorang yang telah menguasai ilmu ini akan dapat memanggil khodam (roh) para pendekar, wali, atau orang-orang sakti yang menyusup kedalam tubuhnya, sehingga dapat menguasai gerakan atau jurusnya secara ghaib, dan sanggup melumpuhkan lawan-lawan setangguh apapun.

Persyaratan Berat
Untuk mencapai tingkatan seperti inipun tidak mudah, harus melalui beberapa proses yang berat. Pertama-tama murid harus di “baiat” dulu oleh pimpinan pondok atau “mbah AJ”. Setelah dipandang mampu fisik maupun mental untuk mempelajari ilmu tersebut, barulah ia diberi beberapa amalan. Tahap awal melakukan puasa tujuh hari “nyirik” (pantang) memakan sesuatu yang berasal dari makhluk hidup (daging, telur dan sejenisnya). Selanjutnya di beri sembilan gerakan (jurus), dijalankan sambil membaca wirid tertentu hingga hitungan 6666 kali. Setelah itu berlatih untuk memanggil khodam yang dikehendakinya. Mula-mula memang sulit tapi harus dengan keyakinan, akhirnya akan terbiasa memanggil, mengendalikan hingga mengeluarkan khodam dari tubuhnya.

Karomah Hanya Kebetulan
Sangat memprihatinkan cara pandang dan pola pikirnya. Mereka tidak sadar jika jiwa dan raganya telah dikuasai atau menjadi ‘budak’ jin. Baik Qur’an maupun hadist tidak pernah ada jikalau roh orang yang sudah mati akan bisa kembali kedunia dan berinteraksi dengan orang yang masih hidup. Semua itu hanyalah rekayasa jin-jin atas bantuan para tukang sihir jin untuk dapat memasuki dimensi alam manusia.

Allah berfirman :“Dia-lah yang mengetahui urusan gaib, Dia tidak pernah menerangkan urusan gaib itu kepada seorangpun kecuali kepada para utusan (rasul) yang diridlai-Nya, dan sesungguhnya Ia membuat penjagaan (terhadap urusan gaib itu ) baik di hadapan maupun di belakangnya.” ( Q.s Jin : 26-27)

Sedangkan beberapa prosesi dan persyaratan untuk dapat menguasai ilmu ‘keramatan’ tersebut merupakan wujud penyembahan kepada jin. Rasul tidak pernah mengajarkan dan Beliau sendiri pernah luka terkena panah saat perang Uhud. Sedangkan keramatan sendiri berasal dari “karomah”, hanya orang-orang tertentu dan kebetulan sajalah yang dapat melakukannya dan tidak bisa di ulang-ulang. Jadi semua itu merupakan syirik akbar dengan dosa yang tak terampuni.



Tidak ada komentar: