Minggu, 23 Desember 2007

Wakil Rakyat, “Pejuang ?” Nasib Rakyat

“Wakil rakyat seharusnya merakyat....” penggalan kalimat dari syair Iwan Fals itulah yang sebetulnya menjadi acuan sebagai anggota dewan, tapi ini justru kebalikannya. Belum hilang ingatan kita, setelah pembuatan grand design Gedung DPR/MPR, September silam, yang anggarannya mencapai Rp 40 miliar.

Seolah mereka tak pernah lelah untuk mencari-cari bagaimana agar dapat uang dengan singkat tanpa harus keluar keringat. Baru-baru ini wakil rakyat tersebut berncana mengajukan anggaran ke Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Rp 350 miliar untuk renovasi 500 rumah dinas anggota DPR RI di 2008. Alasannya sih biasa, lagu lama... karena sudah merasa jadi pejabat negara, anggota dewan terhormat, pahlawan rakyat, pejuang nasib rakyat...... tak layak tinggal di rumah yang atapnya pada bocor, banyak tikus dan kecoanya, dan cat-catnya sudah pudar.

Sementara diluar sana, ratapan, jeritan dan penderitaan rakyat yang mereka wakili saat ini menempati gubuk-gubuk kumuh, demi bisa bertahan dari terpaan hujan atau teriknya matahari. Di sisi lain ribuan jiwa meratapi nasibnya entah kemana lagi tempat untuk berteduh setelah gubuk-gubuk mereka yang harus digusur kesana-kemari secara paksa, hingga seorang Wapres Jusuf Kalla pun harus ‘turun tangan’ mengatasi mereka, dengan memberikan imbauan kepada penghuni rumah-rumah liar itu agar mau di pindah ke rumah susun. Belum lagi ribuan waarga harus basah kuyub dengan rumah yang terendam air laut pasang sepanjang hari.

Para pembaca furqon yang beriman, bagaimana komentar anda menanggapi semua ini ?

Tidak ada komentar: