Ma’asirol Mukminin rakhimakumullah.........
Salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya adalah hasud, dengki atau sirik. Perbuatan ini tidak sekedar dosa biasa. Karena begitu besar bahayanya hingga dalam surat al-Falaq, Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk berlindung dari tindakan penghasud. Hal ini cukup menunjukkan betapa bahayanya penyakit hati tersebut hingga membuat orang lain celaka. bahkan dianggap berbahaya, karenanya harus dijauhi.
Jamaah Jum’at yang berbahagia.................
Dari mana datangnya penyakit hati ini ? Sebab utama munculnya hasud pertama adalah ketiadaan rasa syukur atas nikmat-nikmat Allah yang ia terima, disisi lain orang tersebut ingin merasa selalu lebih dalam segala hal dari orang lain. Orang seperti ini selalu beranggapan bahwa rumput di ladang orang lain selalu nampak lebih hijau dalam artian orang lain senantiasa lebih banyak kenikmatannya dari dia, akibatnya muncul rasa rendah diri, tidak percaya diri. Ketika datang seseorang yang levelnya sama atau bahkan melebihi dirinya, maka ia merasa akan tersaingi yang kemudian muncul rasa iri, dan ketidaksenangan terhadap kebahagiaan orang tersebut, maka timbullah apa yang dinamakan iri dengki. Dari sinilah timbul penyakit atau sifat yang dinamakan hasud. Jika penyakit yang bernama hasud ini sudah masuk kedalam hati, muncullah keinginan mencelakakan orang yang merasa menjadi pesaingnya. Dari sini kemudian setan selalu menghembuskan api kedalam hatinya yang melahirkan sikap permusuhan yang berujung dengan upaya-upaya untuk menjatuhkan dengan jalan fitnah. Mereka berupaya bagaimana agar orang tersebut tunduk, kalah bahkan celaka, sehingga apapun caranya mereka selalu berusaha untuk menyingkirkannya. Orang seperti ini sama saja membangun kebahagiaan diri sendiri di atas kesengsaraan orang lain, dan sebaliknya, kesengsaraan diri sendiri atas kebahagiaan orang lain. Biasanya orang seperti ini selalu menginginkan agar karunia yang telah diberikan Allah kepada orang yang diirikannya itu hilang, dan beralih kepada dirinya, baik itu kelebihannya, kasih sayang orang kepadanya, keutamaannya, kekayaannya, kepintarannya, atau apapun yang merupakan kelebihan orang tersebut, hilang lenyap, bahkan ia tak segan-segan berupaya membuat tipu daya, segala macam cara agar karunia dan rahmat serta kelebihan yang ada para orang tersebut hilang diterpa angin, hingga tak berbekas sama sekali. Dan karunia itu berharap beralih kepada dirinya, saking hasudnya ia pada orang tersebut.betapa jeleknya sifat ini, wajar saja kebaikan, amalan ibadah kita bisa terlahap sampai hangus, kehitaman, yang ada hanya debu-debu berterbangan. Karena saking buruknya, sifat iri tidak sekedar dosa biasa yang harus dijauhi, karena bahayanya yang ditimbulkan dapat menjadi sumber kesengsaraan bagi diri penghasud maupun yang dihasud.
Di dalam Alqur’an Allah telah berfirman dalam surat Annisa ayat 32 :
”Dan janganlah kamu berangan-angan dengan pemberian kelebihan yang telah ditetapkan oleh Allah kepada sebahagian kamu, bagi para lelaki telah ditetapkan kadar nasibnya sesuai dengan amalannya, bagi perempuanpun telah ditentukan kadar nasibnya sesuai dengan amalannya juga...".
Bahaya lain dari sifat ini adalah serangan sepihak, tanpa sepengetahuan orang yang dihasud kapan dan dari mana asalnya serangan. Serangan seperti ini jauh lebih berbahaya, karena korbannya tidak punya persiapan yang matang untuk menangkis atau bertahan, sedangkan serangan di sini tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat fisik.
Rasulullah bersabda: "Jauhilah olehmu semua kedengkian, sebab kedengkian itu memakan segala kebaikan, sebagaimana api melalap kayu bakar yang kering." Ini artinya, kebaikan-kebaikan yang kita lakukan tidak ada artinya jika kita masih sukamenghasud”.
Dari sini seharusnya semua manusia sadar, siapapun tidak akan berhasil, sukses baik didunia maupun akhirat tanpa pertolongan Allah. Namun mengapa mereka selalu optimis, percaya diri, bahagia, senang atas nikmat yang diberikan Allah tanpa menyadari bahwa semua itu datangnya dari Allah ? Dari sinilah pangkal dari rasa ketidaksyukuran manusia. Jika manusia sudah tidak mensyukuri nikmat-Nya tentu ia akan semakin lupa, kemudian mengaku bahwa semua keberhasilan atas usahanya sendiri tanpa pertolongan siapa-siapa. Lalu ketika Allah menurunkan peringatan atau adzab, dan manusia tersebut jatuh, barulah mereka sadar. Berbeda jika manusia selalu mensyukuri nikmat yang di berikan Allah, mereka hatinya akan selalu tenang. Meskipun orang lain jauh lebih berhasil, lebih kaya atau lebih sukses, ia sama sekali tidak akan terpengaruh apalagi merasa iri. Ia merasa bahwa nikmat yang diberikan Allah ini jauh lebih dari cukup sehingga tidak ada rasa selalu ingin menuntut. Orang-orang seperti inilah, Allah akan terus menambah nikmat-nikmatnya.
Di dalam firman-Nya, Allah menjelaskan :
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu sekalian menegaskan, jika kamu benar-benar bersyukur maka pasti Aku akan tambahi (karunia) bagi kamu, dan jika kamu benar-benar ingkar maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih." (QS. Ibrahim/14:7).
Rasulullah pernah memberitakan pada para sahabatnya sampai beberapa kali.Akan ada kedatangan seseorang ahli surga. Dengan rasa penasaran para sahabat menunggu dengan sabar, tapi setelah muncul orang yang disebut, mereka semua terkejut, karena orang tersebut penampilannya biasa-biasa saja, sampai ada seorang sahabat penasaran dan menanyakan amalan apa yang dilakukan oleh pemuda ini, sampai-sampai ia dikatakan Rasulullah calon penduduk surga? Maka sahabat itupun meminta izin untuk menginap dirumah lelaki tersebut. Setelah beberapa hari menginap, dilihatnya ibadah lelaki tersebut biasa-biasa saja, ngak ada yang istimewa. Akhirnya ia bertanya pada lelaki tersebut, dan menceritakan sebab ia menginap dirumahnya.Apa jawab lelaki tersebut?. "Saya sebelum tidur setiap harinya selalu merenungkan diri saya, dan tidak ada sedikitpun dihati saya ada rasa iri atau dengki pada siapapun”. Jadi, betapa besarnya pengaruh sifat dengki pada diri seseorang, dan betapa seseorang bisa masuk surga hanya karena tidak adanya setitikpun rasa iri atau dengki pada sesama”.
Ma’asyirol mukminin rakhimakumullah..........
Janganlah kita mencari-cari aib, atau kesalahan seseorang, hal ini akan menimbulkan dosa dan rasa iri dengki kita saja pada orang tersebut.
Allah berfirman:"Janganlah kamu bertajassus (mencari-cari kesalahan orang lain) "Dan janganlah kamu bergunjing. (bergunjing hanya dibolehkan agama dalam beberapa perkara, salah satunya bila ada niatan baik untuk merubah orang yang kita gunjingkan tersebut).
Di sisi lain marilah kita menyadari bahwa kalau iri, akan merusak segala amalan kita. Kematian, rezeki dan jodoh semua seseorang, telah ditetapkan dari Allah. Untuk itu marilah kita senantiasa dan terus berdoa mohon ampunan Allah, dijauhkan dari sifat-sifat yang negotori hati, selalu mensyukuri nikmat Allah yang kita terima dan diterima orang lain, agar dihindarkan dari rasa atau sikap dengki, iri, hasud, dan sikap-sikap negatif lainnya, dan sebaliknya agar diberikan sikap-sikap yang baik sehingga kita selamat baik didunia maupun akhirat. Karena hanya ada rasa hasud didalam diri seseorang yang diperbolehkan oleh agama sebagaimana sabda
Rasulullah yang kira-kira bermaknakan: " Tidak diperbolehkan hasud kecuali dalam dua perkara, seseorang yang diberikan oleh Allah swt akan harta lalu ia menafkahkan hartanya itu pada jalan Allah, dan seseorang yang diberikan karunia oleh Allah swt akan ilmu dan ia mengamalkan ilmunya serta memberikannya pada orang lain.....".(Imam)
Minggu, 23 Desember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar