Minggu, 23 Desember 2007
Mencari Perhiasan Dunia yang Terbaik
Dengani akidah tauhid, akhlak mulia dan budi pekerti luhur dapat menciptakan sebuah keluarga yang bahagi dunia akhirat serta menyiapkan generasi-generasi Islami
Didunia ini kebanyakan dari kaum lelaki mencari pendamping hidup lebih cenderung dengan wanita cantik, kaya, karir bagus, serta dapat menciptakan suatu rumah tangga bahagia. Karena mereka beranggapan, dengan materi yang lebih dari cukup rumah tangga akan menjadi bahagia sakinah, mawaddah warohmah.
Inilah suatu kekeliruan besar bagi kebanyakan pria yang lebih banyak memperhatikan penampilan dzahir, sementara unsur akhlak dari wanita dikesampingkan. Akibatnya wanita yang tidak terdidik dan berpegang pada agama, lebih-lebih menjadi fitnah besar bagi laki-laki akan menimbulkan hati tidak tentram, su’udzon, serta menjadikan duri dalam daging dan musuh dalam selimut bagi sang suami. Dampaknya, rumah tangga selalu sarat dengan keruwetan, keributan, dan perselisihan yang berujung pada kehancuran bahtera rumah tangga.. Istri seperti inilah yang sering dikeluhkan oleh para suami meskipun secara materi selalu tercukupi.
Istri salekhah memegang peranan penting
Dari sinilah yang harus dibutuhkan sosok seorang istri salihah, yaitu wanita atau istri yang berakhlak mulia, dan luhur. Karena dari akhlaklah sebuah rumah tangga nanti yang akan menentukan dan berpengaruh. Istri salihah mencintai suaminya semata-mata ikhlas karena Allah, selalu membantu dan mendorong suaminya untuk taat kepada Rabbnya. Hanya dalam diri wanita inilah tertanam aqidah tauhid, akhlak mulia dan budi pekerti luhur yang dapat memposisikan diri untuk menjadi naungan ketenangan bagi suami baik dikala suka maupun duka, menjadi qurratu a‘yun (penyejuk mata), saling ta’awun atau tolong menolong, memahami dan mengerti, guna menyiapkan generasi Islam, melahirkan serta menumbuhkan keturunan salih yang sesungguhnya.
Banyak hadist dari Rasulullah saw yang menyebutkan tentang wanita salihah, diantaranya adalah :
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan-perhiasan, sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)
Ciri-ciri istri salikhah
Lalu bagaimana sifat-sifat wanita salihah ? Yang paling utama adalah selalu mentauhidkan Allah dengan melaksanakan ibadah baik yang fardu maupun sunnah hanya kepada-Nya. Tunduk kepada perintah, serta menjauhi larangan-Nya. ta'at kepada Allah. Selalu kembali dan bertaubat kepada-Nya, lisannya senantiasa berdzikir, istighfar, jauh dari perkataan laghwi, tidak bermanfaat, ghibah, naminah serta dusta.
Sebagai istri, ia selalu penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya, mentaati dan melaksanakan hak-hak suami selama dalam batas-batas aturan yang ditentukan oleh agama.
Rasul bersabda :
“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga, yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.(HR. An-Nasai)
Menjaga amanah suami
Disisi lain, ia selalu menjaga diri ketika suami berada disisinya, menjaga kehormatan baik dirinya maupun keluarga dan harta suami.Tidak keluar untuk bepergian tanpa seizin suami, meski tujuannya untuk ibadah, silaturrahmi hingga menjenguk orang tua yang sakit sekalipun. Selalu ikhlas dalam melayani suami lahir maupun batin ketika suami membutuhkan, serta menjaga rahasia-rahasia keluarga, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara suami-istri. Didepan suami senantiasa berpenampilan bagus dan menarik sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya.
Rasulullah Saw bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud)
Selalu menyenangkan suami
Tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah disaat sang suami dberada disampingnya atau dirumah. Contoh misal, ketika sang suami sedang libur atau dirumah, kebetulan si istri sedang puasa sunnah. Oleh suami hal tersebut agak mengganggu atau menghalangi ruang geraknya untuk bercengkerama, maka si istri tahu diri untuk tidak melaksanakan ibadah tersebut kecuali bila suaminya mengizinkan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari)..
Selalu mensyukuri pemberian suami, segera memenuhi ketika suami membutuhkan serta tidak menolak tanpa alasan yang syar’i..
Allah Swt berfirman: “Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa: 34)
Dari sinilah seorang lelaki muslim agar dapat lebih selektf serta hati-hati dalam memilih calon pendamping hidup. Karena salah satu tujuan keluarga muslim untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat adalah dianugerahinya seorang istri yang mampu menjadi penenang baginya sebagai teman bergaul, berbincang-bincang dan berdiskusi. Sebaliknyapun ia mampu juga menjadi penenang bagi istrinya, sehingga memberikan kasih sayang dan cinta di antara mereka dengan mendambakan syurga agar dapat menjadi tempat berkumpul mereka yang kekal abadi.(Imm)
Tulisan ini untuk para istri agar lebih membahagiakan suami secara ikhlas untuk tujuan
Ibadah kepada Allah
Aborsi Terselubung
Maraknya film dan gambar-gambar porno yang kini makin beredar dan mudah didapatkan, membuat masyarakat banyak yang terjerumus dalam perilaku seks bebas. Lebih-lebih kaum remaja, mereka menempati rangking teratas sehingga angka kehamilan diluar nikah meningkat tajam.
Disaat para orang tua merasa khawatir dan sedih melihat anaknya banyak yang menjadi korban, disisi lain tidak sedikit orang yang mencari kesempatan untuk mengais keuntungan dibalik semua peristiwa tersebut. Hal ini terlihat banyaknya iklan-iklan yang menawarkan jasa aborsi dengan bahasa halus seperti “Datang bulan terlambat silahkan hubungi nomor .....” atau “haid tidak lancar silahkan datang ke.......” dan masih banyak lagi. Meski, samar namun semua itu mempunyai tujuan sama yaitu melayani aborsi atau pengguguran kandungan.
Iklan layanan ini bukan hanya tersebar diberbagai media cetak maupun elektronika, tapi banyak kita jumpai ditempel pada pohon atau tiang listrik dibeberapa jalan protokol. Entah siapapun oknumnya, para pelaku jasa aborsi inipun dengan jelas dan terang pernah ditayangkan atau diwawancarai di beberapa stasiun televisi swasta walaupun dengan wajah dan suara yang disamarkan.
Ironisnya, meski sudah banyak jatuh korban dari mulai dari cacat sampai kematian, hingga kini Pemerintah atau aparat bersikap tenang-tenang, seolah tutup mata.
Rekan-rekan, bagaimana anda menanggapi semua ini ?
Hasud
Ma’asirol Mukminin rakhimakumullah.........
Salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya adalah hasud, dengki atau sirik. Perbuatan ini tidak sekedar dosa biasa. Karena begitu besar bahayanya hingga dalam surat al-Falaq, Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk berlindung dari tindakan penghasud. Hal ini cukup menunjukkan betapa bahayanya penyakit hati tersebut hingga membuat orang lain celaka. bahkan dianggap berbahaya, karenanya harus dijauhi.
Jamaah Jum’at yang berbahagia.................
Dari mana datangnya penyakit hati ini ? Sebab utama munculnya hasud pertama adalah ketiadaan rasa syukur atas nikmat-nikmat Allah yang ia terima, disisi lain orang tersebut ingin merasa selalu lebih dalam segala hal dari orang lain. Orang seperti ini selalu beranggapan bahwa rumput di ladang orang lain selalu nampak lebih hijau dalam artian orang lain senantiasa lebih banyak kenikmatannya dari dia, akibatnya muncul rasa rendah diri, tidak percaya diri. Ketika datang seseorang yang levelnya sama atau bahkan melebihi dirinya, maka ia merasa akan tersaingi yang kemudian muncul rasa iri, dan ketidaksenangan terhadap kebahagiaan orang tersebut, maka timbullah apa yang dinamakan iri dengki. Dari sinilah timbul penyakit atau sifat yang dinamakan hasud. Jika penyakit yang bernama hasud ini sudah masuk kedalam hati, muncullah keinginan mencelakakan orang yang merasa menjadi pesaingnya. Dari sini kemudian setan selalu menghembuskan api kedalam hatinya yang melahirkan sikap permusuhan yang berujung dengan upaya-upaya untuk menjatuhkan dengan jalan fitnah. Mereka berupaya bagaimana agar orang tersebut tunduk, kalah bahkan celaka, sehingga apapun caranya mereka selalu berusaha untuk menyingkirkannya. Orang seperti ini sama saja membangun kebahagiaan diri sendiri di atas kesengsaraan orang lain, dan sebaliknya, kesengsaraan diri sendiri atas kebahagiaan orang lain. Biasanya orang seperti ini selalu menginginkan agar karunia yang telah diberikan Allah kepada orang yang diirikannya itu hilang, dan beralih kepada dirinya, baik itu kelebihannya, kasih sayang orang kepadanya, keutamaannya, kekayaannya, kepintarannya, atau apapun yang merupakan kelebihan orang tersebut, hilang lenyap, bahkan ia tak segan-segan berupaya membuat tipu daya, segala macam cara agar karunia dan rahmat serta kelebihan yang ada para orang tersebut hilang diterpa angin, hingga tak berbekas sama sekali. Dan karunia itu berharap beralih kepada dirinya, saking hasudnya ia pada orang tersebut.betapa jeleknya sifat ini, wajar saja kebaikan, amalan ibadah kita bisa terlahap sampai hangus, kehitaman, yang ada hanya debu-debu berterbangan. Karena saking buruknya, sifat iri tidak sekedar dosa biasa yang harus dijauhi, karena bahayanya yang ditimbulkan dapat menjadi sumber kesengsaraan bagi diri penghasud maupun yang dihasud.
Di dalam Alqur’an Allah telah berfirman dalam surat Annisa ayat 32 :
”Dan janganlah kamu berangan-angan dengan pemberian kelebihan yang telah ditetapkan oleh Allah kepada sebahagian kamu, bagi para lelaki telah ditetapkan kadar nasibnya sesuai dengan amalannya, bagi perempuanpun telah ditentukan kadar nasibnya sesuai dengan amalannya juga...".
Bahaya lain dari sifat ini adalah serangan sepihak, tanpa sepengetahuan orang yang dihasud kapan dan dari mana asalnya serangan. Serangan seperti ini jauh lebih berbahaya, karena korbannya tidak punya persiapan yang matang untuk menangkis atau bertahan, sedangkan serangan di sini tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat fisik.
Rasulullah bersabda: "Jauhilah olehmu semua kedengkian, sebab kedengkian itu memakan segala kebaikan, sebagaimana api melalap kayu bakar yang kering." Ini artinya, kebaikan-kebaikan yang kita lakukan tidak ada artinya jika kita masih sukamenghasud”.
Dari sini seharusnya semua manusia sadar, siapapun tidak akan berhasil, sukses baik didunia maupun akhirat tanpa pertolongan Allah. Namun mengapa mereka selalu optimis, percaya diri, bahagia, senang atas nikmat yang diberikan Allah tanpa menyadari bahwa semua itu datangnya dari Allah ? Dari sinilah pangkal dari rasa ketidaksyukuran manusia. Jika manusia sudah tidak mensyukuri nikmat-Nya tentu ia akan semakin lupa, kemudian mengaku bahwa semua keberhasilan atas usahanya sendiri tanpa pertolongan siapa-siapa. Lalu ketika Allah menurunkan peringatan atau adzab, dan manusia tersebut jatuh, barulah mereka sadar. Berbeda jika manusia selalu mensyukuri nikmat yang di berikan Allah, mereka hatinya akan selalu tenang. Meskipun orang lain jauh lebih berhasil, lebih kaya atau lebih sukses, ia sama sekali tidak akan terpengaruh apalagi merasa iri. Ia merasa bahwa nikmat yang diberikan Allah ini jauh lebih dari cukup sehingga tidak ada rasa selalu ingin menuntut. Orang-orang seperti inilah, Allah akan terus menambah nikmat-nikmatnya.
Di dalam firman-Nya, Allah menjelaskan :
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu sekalian menegaskan, jika kamu benar-benar bersyukur maka pasti Aku akan tambahi (karunia) bagi kamu, dan jika kamu benar-benar ingkar maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih." (QS. Ibrahim/14:7).
Rasulullah pernah memberitakan pada para sahabatnya sampai beberapa kali.Akan ada kedatangan seseorang ahli surga. Dengan rasa penasaran para sahabat menunggu dengan sabar, tapi setelah muncul orang yang disebut, mereka semua terkejut, karena orang tersebut penampilannya biasa-biasa saja, sampai ada seorang sahabat penasaran dan menanyakan amalan apa yang dilakukan oleh pemuda ini, sampai-sampai ia dikatakan Rasulullah calon penduduk surga? Maka sahabat itupun meminta izin untuk menginap dirumah lelaki tersebut. Setelah beberapa hari menginap, dilihatnya ibadah lelaki tersebut biasa-biasa saja, ngak ada yang istimewa. Akhirnya ia bertanya pada lelaki tersebut, dan menceritakan sebab ia menginap dirumahnya.Apa jawab lelaki tersebut?. "Saya sebelum tidur setiap harinya selalu merenungkan diri saya, dan tidak ada sedikitpun dihati saya ada rasa iri atau dengki pada siapapun”. Jadi, betapa besarnya pengaruh sifat dengki pada diri seseorang, dan betapa seseorang bisa masuk surga hanya karena tidak adanya setitikpun rasa iri atau dengki pada sesama”.
Ma’asyirol mukminin rakhimakumullah..........
Janganlah kita mencari-cari aib, atau kesalahan seseorang, hal ini akan menimbulkan dosa dan rasa iri dengki kita saja pada orang tersebut.
Allah berfirman:"Janganlah kamu bertajassus (mencari-cari kesalahan orang lain) "Dan janganlah kamu bergunjing. (bergunjing hanya dibolehkan agama dalam beberapa perkara, salah satunya bila ada niatan baik untuk merubah orang yang kita gunjingkan tersebut).
Di sisi lain marilah kita menyadari bahwa kalau iri, akan merusak segala amalan kita. Kematian, rezeki dan jodoh semua seseorang, telah ditetapkan dari Allah. Untuk itu marilah kita senantiasa dan terus berdoa mohon ampunan Allah, dijauhkan dari sifat-sifat yang negotori hati, selalu mensyukuri nikmat Allah yang kita terima dan diterima orang lain, agar dihindarkan dari rasa atau sikap dengki, iri, hasud, dan sikap-sikap negatif lainnya, dan sebaliknya agar diberikan sikap-sikap yang baik sehingga kita selamat baik didunia maupun akhirat. Karena hanya ada rasa hasud didalam diri seseorang yang diperbolehkan oleh agama sebagaimana sabda
Rasulullah yang kira-kira bermaknakan: " Tidak diperbolehkan hasud kecuali dalam dua perkara, seseorang yang diberikan oleh Allah swt akan harta lalu ia menafkahkan hartanya itu pada jalan Allah, dan seseorang yang diberikan karunia oleh Allah swt akan ilmu dan ia mengamalkan ilmunya serta memberikannya pada orang lain.....".(Imam)
Salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya adalah hasud, dengki atau sirik. Perbuatan ini tidak sekedar dosa biasa. Karena begitu besar bahayanya hingga dalam surat al-Falaq, Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk berlindung dari tindakan penghasud. Hal ini cukup menunjukkan betapa bahayanya penyakit hati tersebut hingga membuat orang lain celaka. bahkan dianggap berbahaya, karenanya harus dijauhi.
Jamaah Jum’at yang berbahagia.................
Dari mana datangnya penyakit hati ini ? Sebab utama munculnya hasud pertama adalah ketiadaan rasa syukur atas nikmat-nikmat Allah yang ia terima, disisi lain orang tersebut ingin merasa selalu lebih dalam segala hal dari orang lain. Orang seperti ini selalu beranggapan bahwa rumput di ladang orang lain selalu nampak lebih hijau dalam artian orang lain senantiasa lebih banyak kenikmatannya dari dia, akibatnya muncul rasa rendah diri, tidak percaya diri. Ketika datang seseorang yang levelnya sama atau bahkan melebihi dirinya, maka ia merasa akan tersaingi yang kemudian muncul rasa iri, dan ketidaksenangan terhadap kebahagiaan orang tersebut, maka timbullah apa yang dinamakan iri dengki. Dari sinilah timbul penyakit atau sifat yang dinamakan hasud. Jika penyakit yang bernama hasud ini sudah masuk kedalam hati, muncullah keinginan mencelakakan orang yang merasa menjadi pesaingnya. Dari sini kemudian setan selalu menghembuskan api kedalam hatinya yang melahirkan sikap permusuhan yang berujung dengan upaya-upaya untuk menjatuhkan dengan jalan fitnah. Mereka berupaya bagaimana agar orang tersebut tunduk, kalah bahkan celaka, sehingga apapun caranya mereka selalu berusaha untuk menyingkirkannya. Orang seperti ini sama saja membangun kebahagiaan diri sendiri di atas kesengsaraan orang lain, dan sebaliknya, kesengsaraan diri sendiri atas kebahagiaan orang lain. Biasanya orang seperti ini selalu menginginkan agar karunia yang telah diberikan Allah kepada orang yang diirikannya itu hilang, dan beralih kepada dirinya, baik itu kelebihannya, kasih sayang orang kepadanya, keutamaannya, kekayaannya, kepintarannya, atau apapun yang merupakan kelebihan orang tersebut, hilang lenyap, bahkan ia tak segan-segan berupaya membuat tipu daya, segala macam cara agar karunia dan rahmat serta kelebihan yang ada para orang tersebut hilang diterpa angin, hingga tak berbekas sama sekali. Dan karunia itu berharap beralih kepada dirinya, saking hasudnya ia pada orang tersebut.betapa jeleknya sifat ini, wajar saja kebaikan, amalan ibadah kita bisa terlahap sampai hangus, kehitaman, yang ada hanya debu-debu berterbangan. Karena saking buruknya, sifat iri tidak sekedar dosa biasa yang harus dijauhi, karena bahayanya yang ditimbulkan dapat menjadi sumber kesengsaraan bagi diri penghasud maupun yang dihasud.
Di dalam Alqur’an Allah telah berfirman dalam surat Annisa ayat 32 :
”Dan janganlah kamu berangan-angan dengan pemberian kelebihan yang telah ditetapkan oleh Allah kepada sebahagian kamu, bagi para lelaki telah ditetapkan kadar nasibnya sesuai dengan amalannya, bagi perempuanpun telah ditentukan kadar nasibnya sesuai dengan amalannya juga...".
Bahaya lain dari sifat ini adalah serangan sepihak, tanpa sepengetahuan orang yang dihasud kapan dan dari mana asalnya serangan. Serangan seperti ini jauh lebih berbahaya, karena korbannya tidak punya persiapan yang matang untuk menangkis atau bertahan, sedangkan serangan di sini tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat fisik.
Rasulullah bersabda: "Jauhilah olehmu semua kedengkian, sebab kedengkian itu memakan segala kebaikan, sebagaimana api melalap kayu bakar yang kering." Ini artinya, kebaikan-kebaikan yang kita lakukan tidak ada artinya jika kita masih sukamenghasud”.
Dari sini seharusnya semua manusia sadar, siapapun tidak akan berhasil, sukses baik didunia maupun akhirat tanpa pertolongan Allah. Namun mengapa mereka selalu optimis, percaya diri, bahagia, senang atas nikmat yang diberikan Allah tanpa menyadari bahwa semua itu datangnya dari Allah ? Dari sinilah pangkal dari rasa ketidaksyukuran manusia. Jika manusia sudah tidak mensyukuri nikmat-Nya tentu ia akan semakin lupa, kemudian mengaku bahwa semua keberhasilan atas usahanya sendiri tanpa pertolongan siapa-siapa. Lalu ketika Allah menurunkan peringatan atau adzab, dan manusia tersebut jatuh, barulah mereka sadar. Berbeda jika manusia selalu mensyukuri nikmat yang di berikan Allah, mereka hatinya akan selalu tenang. Meskipun orang lain jauh lebih berhasil, lebih kaya atau lebih sukses, ia sama sekali tidak akan terpengaruh apalagi merasa iri. Ia merasa bahwa nikmat yang diberikan Allah ini jauh lebih dari cukup sehingga tidak ada rasa selalu ingin menuntut. Orang-orang seperti inilah, Allah akan terus menambah nikmat-nikmatnya.
Di dalam firman-Nya, Allah menjelaskan :
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu sekalian menegaskan, jika kamu benar-benar bersyukur maka pasti Aku akan tambahi (karunia) bagi kamu, dan jika kamu benar-benar ingkar maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih." (QS. Ibrahim/14:7).
Rasulullah pernah memberitakan pada para sahabatnya sampai beberapa kali.Akan ada kedatangan seseorang ahli surga. Dengan rasa penasaran para sahabat menunggu dengan sabar, tapi setelah muncul orang yang disebut, mereka semua terkejut, karena orang tersebut penampilannya biasa-biasa saja, sampai ada seorang sahabat penasaran dan menanyakan amalan apa yang dilakukan oleh pemuda ini, sampai-sampai ia dikatakan Rasulullah calon penduduk surga? Maka sahabat itupun meminta izin untuk menginap dirumah lelaki tersebut. Setelah beberapa hari menginap, dilihatnya ibadah lelaki tersebut biasa-biasa saja, ngak ada yang istimewa. Akhirnya ia bertanya pada lelaki tersebut, dan menceritakan sebab ia menginap dirumahnya.Apa jawab lelaki tersebut?. "Saya sebelum tidur setiap harinya selalu merenungkan diri saya, dan tidak ada sedikitpun dihati saya ada rasa iri atau dengki pada siapapun”. Jadi, betapa besarnya pengaruh sifat dengki pada diri seseorang, dan betapa seseorang bisa masuk surga hanya karena tidak adanya setitikpun rasa iri atau dengki pada sesama”.
Ma’asyirol mukminin rakhimakumullah..........
Janganlah kita mencari-cari aib, atau kesalahan seseorang, hal ini akan menimbulkan dosa dan rasa iri dengki kita saja pada orang tersebut.
Allah berfirman:"Janganlah kamu bertajassus (mencari-cari kesalahan orang lain) "Dan janganlah kamu bergunjing. (bergunjing hanya dibolehkan agama dalam beberapa perkara, salah satunya bila ada niatan baik untuk merubah orang yang kita gunjingkan tersebut).
Di sisi lain marilah kita menyadari bahwa kalau iri, akan merusak segala amalan kita. Kematian, rezeki dan jodoh semua seseorang, telah ditetapkan dari Allah. Untuk itu marilah kita senantiasa dan terus berdoa mohon ampunan Allah, dijauhkan dari sifat-sifat yang negotori hati, selalu mensyukuri nikmat Allah yang kita terima dan diterima orang lain, agar dihindarkan dari rasa atau sikap dengki, iri, hasud, dan sikap-sikap negatif lainnya, dan sebaliknya agar diberikan sikap-sikap yang baik sehingga kita selamat baik didunia maupun akhirat. Karena hanya ada rasa hasud didalam diri seseorang yang diperbolehkan oleh agama sebagaimana sabda
Rasulullah yang kira-kira bermaknakan: " Tidak diperbolehkan hasud kecuali dalam dua perkara, seseorang yang diberikan oleh Allah swt akan harta lalu ia menafkahkan hartanya itu pada jalan Allah, dan seseorang yang diberikan karunia oleh Allah swt akan ilmu dan ia mengamalkan ilmunya serta memberikannya pada orang lain.....".(Imam)
Peringatan Hari Ibu
Maksud mereka sebenarnya baik yaitu menghormati jasa-jasa kaum ibu dengan memberikan hak istimewa pada setiap peringatan hari ibu. Lalu mulai kapan dan dari manakah asal-usul tradisi tersebut ?
Di Indonesia hari ibu ditetapkan pada tanggal 22 Desember. Dihari itu banyak kita jumpai beberapa masyarakat yang masih memperingatinya dengan cara memberi sesuatu yang sangat istimewa bagi kaum ibu. Yaitu, Membebaskan kaum ibu dari seluruh pekerjaan rumah tangganya, sedangkan seluruh tugas-tugas seperti memasak, mencuci dan lainnya dilakukan oleh suami atau anak-anaknya, sedangkan aktivitas ibu pada hari itu hanya duduk, istirahat atau menikmati hiburan-hiburan. Bahkan ada sebagian keluarga yang sengaja memberi “kado istimewa” seperti, penyuntingan bunga, surprise party bagi para ibu, hingga mengajak berlibur ketempat-tempat hiburan atau wisata. Maksud mereka melakukan semua ini hanya untuk memuji ke-ibu-an, menghormati, menghargai jasa-jasa, mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu yang sudah lelah setiap harinya mengerjakan hampir semua urusan yang berhubungan dengan rumah tangga.
Moment Konggres Wanita Pertama
Meski dalam penetapan tanggalnya berbeda dengan negara-negara lain, misalnya di Amerika, Australia dan negara-negara Eropa yang lebih dikenal dengan Mother’s Day jatuh pada pertengahan Februari, namun hari ibu di Indonesia baru ditetapkan pada tahun 1959 berdasarkan Dekrit Presiden Nomor 316 yang mengambil moment pada saat Kongres Perempuan pertama yang berlangsung pada tanggal 22 Desember 1928 di gedung Mandala Bhakti Wanitatama Adisucipto, Yogyakarta. Ketika itu Organisasi perempuan yang sudah berdiri sejak 1912 dan beranggotakan dari para pejuang wanita seperti, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said, Cut Nya Dien, Cut Meautiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, M. Christina Tiahahu dan yang lainnya ini mengadakan kongres yang kini dikenal dengan nama Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Konggres ini dihadiri oleh para pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara. Mereka terinspirasi oleh para prajurit wanita dijaman Rasul yang selalu ikut berjuang diberbagai peperangan. Misalnya, Aisyah (istri Rasul) memimpin Perang Jamal ditahun 656 M, prajurit-prajurit wanita perang Uhud yang gagah berani serta jihad-jihad lainnya. Para tokoh tersebut berkumpul untuk menyatukan pikiran dan semangat berjuang menuju kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda, serta perbaikan nasib kaum Hawa yang masih terbelakang, dan selalu “terjajah” oleh kaum lelaki pada saat itu. Dengan berpedoman pada syariat Islam dan dilandasi rasa senasib sepenanggungan mereka berusaha untuk mengangkat harkat dan martabat kaum wanita tanpa menuntut kesetaraan jender, melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa. Yang lebih hebat lagi, perjuangan ini dilakukan jauh sebelum kemerdekaan negeri ini diraih dan jauh sebelum konsep-konsep adil jender dan feminisme berkembang di negeri ini
Teradopsi Budaya Barat
Jika dilihat sepintas, sebenarnya tidak ada salahnya jika peringatan hari ibu dirayakan sebagai ucapan terima kasih kepada kaum wanita khususnya ibu. Namun pemahaman dari hari ibu selama ini telah terseret ke arah pemaknaan Mother’s Day, yang lebih ditujukan untuk memberi puja-puji terhadap ke-ibu-an (mother hood) atas perannya sebagai "pahlawan” yang telah melahirkan, menyusui, mengasuh anak, mengatur rumah tangga, melayani serta mendampingi suami. Mereka tidak pernah tahu serta menyadari jika semua ini telah teradopsi oleh budaya di sebagian negara Eropa dan Timur Tengah kuno yang mendapat pengaruh dari kebiasaan memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronus, dan ibu para dewa dalam sejarah Yunani kuno. Sedangkan makna dari peringatan hari ibu yang sebenarnya adalah mengenang misi sejati perjuangan kaum perempuan menuju kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Disisi lain, pada hari itu merupakan suatu peristiwa yang dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Sehingga the state of being mother-nya seharusnya untuk memperingati dan mengharagai semangat para ibu atau perempuan yang hebat.
Wanita Mempunyai Posisi Istimewa
Dari sinilah letak salah kaprah tentang pemahaman hari ibu yang sebenarnya adalah bukan menghargai jasa kaum ibu sehari-hari, yang selalu melaksanakan kewajibannyaa selama ini hingga seolah-olah menjadi ‘sapi perahan’ kaum lelaki. Tapi peringatan ini bertujuan untuk mengenang dan memberi penghargaan kaum ibu tentang hak dan perjuangannya. Karena didalam syariat Islam sendiri telah disebutkan dengan jelas bagaimana hak-hak, posisi dan fungsi sebenarnya seorang ibu atau istri jauh lebih terhormat dan istimewa dari anggapan kebanyakan orang selama ini. Disisi lain menghormati atau menghargai harkat dan martabat kaum ibu sebagai pejuang yang hebat.itu tidak hanya setiap tanggal 22 Desember saja, tapi setiap hari selama dalam kontek syariat yang diajarkan Rasulullah saw.(Imm)
****
Kedudukan Kaum Ibu di Dalam Islam
Didalam syariat Islam kedudukan kaum ibu sebenarnya sangat mulia dan terhormat. Semua pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan sehari-hari seperti memasak, mencuci dan lainnya tersebut sebetulnya bukan dibebankan oleh ibu, tapi kewajiban suami untuk mencarikan pembantu.
Tugas atau kewajiban ibu menurut syariat Islam antara lain :
- Melahirkan dan menyusui bayinya.
- Mencetak generasi pejuang soleh, ahli surga, berakhlak dan berilmu melalui sentuhan
kasih sayangnya.
Hak-hak kaum ibu menurut Islam :
- Mendapatkan gizi yang cukup dari suami ketika menyusui.
- Mendapatkan perlakuan yang baik dan dihormati baik dari suami maupun anak-anaknya, . misalnya dosa besar jika seorang anak sampai berkata kasar atau membentak kepada ibu, sehingga ada pepatah “Surga berada ditelapak kaki ibu”. “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kedua ibu bapakmu.” (Luqman:14).
Hak-hak kaum ibu menurut Islam :
- Mendapatkan gizi yang cukup dari suami ketika menyusui.
- Mendapatkan perlakuan yang baik dan dihormati baik dari suami maupun anak-anaknya, . misalnya dosa besar jika seorang anak sampai berkata kasar atau membentak kepada ibu, sehingga ada pepatah “Surga berada ditelapak kaki ibu”. “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kedua ibu bapakmu.” (Luqman:14).
Ibnu Taimiyah, Ulama Besar, Pemikir dan Peneliti Hadist
….. Adz-Dzahabi berkata lagi, bahwa: “Setiap hadits yang tidak diketahui oleh Ibnu Taimiyah, maka itu bukanlah hadist….. Maka tidak seorangpun pada waktu itu yang bisa menyamai atau mendekati tingkatannya.
Meskipun diusia yang terbilang muda, beliau sudah mempunyai kelebihan dalam menguasai ilmu tafsir, Ushulluddin, hadits, fiqh, bahasa arab hafidz-Qur’an dan lainnya dengan sangat sempurna. Disisi lain, goresan tintanya yang indah, ungkapan-ungkapan, susunan, pembagian kata dan penjelasannya sangat bagus dalam menyusun buku-buku, hingga bisa dikatakan kemampuannya melebihi para ulama zamannya. Kelebihan lain yang dimilikinya yaitu mudah menghafal dan sukar lupa, yang membuatnya hafal Al-qur’an serta piawai dalam memberikan fatwa dan ilmu-ilmunya secara jelas dan detail meski usianya masih 17 tahun.
Ulama Rendah Hati
Hal inilah yang membuat para Ulama di Damaskus sangat kaget.dan terkesima dengan kedatangannya dari Haran. Sehingga tidak heran jika beberapa ulama besar dari berbagai penjuru Syiria sengaja datang ke ibukota khusus untuk melihat kemampuan sibocah cerdas yang berhasil membuktikan, mengkaji dan menguraikan musnad-musnad sahih serta beberapa ilmu lainnya.sampai beberapa kali. Meski mendapat sanjungan dari sana-sini karena kepandaiannya sama sekali tidak membuatnya besar kepala. Beliau justru tetap bersikap rendah hati dan tidak pernah berhenti untuk mencari atau berguru berbagai cabang ilmu lainnya pada para ulama, huffazh dan ahli-ahli hadits dinegeri ini. Dari sinilah Ia memperoleh berbagai macam ilmu seperti ilmu hitung (matematika), khat (ilmu tulis menulis Arab), nahwu, serta ushul fiqih. Hampir tiap malam ia menulis tafsir, fiqh, ilmu 'ushul sambil mengomentari para filusuf dengan memuat berbagai pendapatnya dalam bidang syari'ah. Ibnul Wardi yang mencapai ratusan judul. Karya-karya beliau yang terkenal adalah Majmu' Fatawa yang berisi masalah fatwa-fatwa dalam agama Islam
Ahli Hadist
Ilmu yang tidak dimiliki ulama lainnya pada saat itu adalah penguasaan Al-Jarhu wat Ta’dil, Thabaqah-Thabaqah sanad, rijalul hadits (perawi hadits) untuk membedakan Fununul hadits (bermacam-macam hadis) sahih, cacat, dhaif maupun palsu. Disisi lain dalam mengemukakan ayat-ayat sebagai hujjah atau dalil, ia memiliki kehebatan yang luar biasa, sehingga mampu mengemukakan kesalahan dan kelemahan para mufassir atau ahli tafsir.
RelaTerbuang Demi Akidah
Dalam mempertahankan akidah dan keyakinannya yang lurus, banyak pihak yang kagum. Namun demikian yang benci juga banyak, terutama ketika menolak keras paham wihdatul wujud yang diusung Syaikh Muhyiddin Ibnu Arabi, sehingga oleh penguasa Mesir, beliau ditangkap agar mau mencabut sikap kontranya terhadap paham akidah. Namun tawaran itu ditolak mentah-mentah sehingga beliau dijebloskan dalam penjara. Begitu bebas, Ibnu Taimiyah bukannya kembali ke Damaskus tetapi memilih tinggal di Mesir yang banyak dihuni orang-orang yang memusuhinya untuk menegakkan akidah yang lurus dan benar dengan aktif mengajar, ceramah, dan membentuk majelis-majelis diberbagai lembaga. Dari sinilah kalangan ulama Mesir mulai terbuka matanya, bahwa ternyata Ibnu Taimiyah tidak sesat seperti mereka duga. Namun sayang, Raja Mesir Ruknuddin Bibrus Al-Jasynaker termakan fitnah dari penasehatnya yang berlawanan dengan Ibnu Taimiyah, hingga akhirnya ia dibuang ke Iskandariyyah pada bulan Shafar 709 karena alasan politik hingga akhirnya Beliau yang selalu didampingi oleh muridnya Ibnul Qayyim, wafat dalam penjara pada tanggal 20 DzulHijjah th. 728 H karena sakit (Imm)
Spot
Dari Haran Hingga Syiria
Pemikir dan ulama besar Abu al-Abbas Taqi al-Din Ahmad ibn Abd al-Salaam ibn Abdullah ibn Taymiya al-Harrani, lahir di Harran, Turki 22 Januari 1263 (10 Rabiul Awwal 661 H). Ayahnya seorang Syaikh, hakim, khatib Syihabuddin bin Taymiyyah membawanya ke Damaskus karena pada saat itu Dinasti Aabbasiyah jatuh ketangan Mongol..
Wakil Rakyat, “Pejuang ?” Nasib Rakyat
“Wakil rakyat seharusnya merakyat....” penggalan kalimat dari syair Iwan Fals itulah yang sebetulnya menjadi acuan sebagai anggota dewan, tapi ini justru kebalikannya. Belum hilang ingatan kita, setelah pembuatan grand design Gedung DPR/MPR, September silam, yang anggarannya mencapai Rp 40 miliar.
Seolah mereka tak pernah lelah untuk mencari-cari bagaimana agar dapat uang dengan singkat tanpa harus keluar keringat. Baru-baru ini wakil rakyat tersebut berncana mengajukan anggaran ke Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Rp 350 miliar untuk renovasi 500 rumah dinas anggota DPR RI di 2008. Alasannya sih biasa, lagu lama... karena sudah merasa jadi pejabat negara, anggota dewan terhormat, pahlawan rakyat, pejuang nasib rakyat...... tak layak tinggal di rumah yang atapnya pada bocor, banyak tikus dan kecoanya, dan cat-catnya sudah pudar.
Sementara diluar sana, ratapan, jeritan dan penderitaan rakyat yang mereka wakili saat ini menempati gubuk-gubuk kumuh, demi bisa bertahan dari terpaan hujan atau teriknya matahari. Di sisi lain ribuan jiwa meratapi nasibnya entah kemana lagi tempat untuk berteduh setelah gubuk-gubuk mereka yang harus digusur kesana-kemari secara paksa, hingga seorang Wapres Jusuf Kalla pun harus ‘turun tangan’ mengatasi mereka, dengan memberikan imbauan kepada penghuni rumah-rumah liar itu agar mau di pindah ke rumah susun. Belum lagi ribuan waarga harus basah kuyub dengan rumah yang terendam air laut pasang sepanjang hari.
Para pembaca furqon yang beriman, bagaimana komentar anda menanggapi semua ini ?
Seolah mereka tak pernah lelah untuk mencari-cari bagaimana agar dapat uang dengan singkat tanpa harus keluar keringat. Baru-baru ini wakil rakyat tersebut berncana mengajukan anggaran ke Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Rp 350 miliar untuk renovasi 500 rumah dinas anggota DPR RI di 2008. Alasannya sih biasa, lagu lama... karena sudah merasa jadi pejabat negara, anggota dewan terhormat, pahlawan rakyat, pejuang nasib rakyat...... tak layak tinggal di rumah yang atapnya pada bocor, banyak tikus dan kecoanya, dan cat-catnya sudah pudar.
Sementara diluar sana, ratapan, jeritan dan penderitaan rakyat yang mereka wakili saat ini menempati gubuk-gubuk kumuh, demi bisa bertahan dari terpaan hujan atau teriknya matahari. Di sisi lain ribuan jiwa meratapi nasibnya entah kemana lagi tempat untuk berteduh setelah gubuk-gubuk mereka yang harus digusur kesana-kemari secara paksa, hingga seorang Wapres Jusuf Kalla pun harus ‘turun tangan’ mengatasi mereka, dengan memberikan imbauan kepada penghuni rumah-rumah liar itu agar mau di pindah ke rumah susun. Belum lagi ribuan waarga harus basah kuyub dengan rumah yang terendam air laut pasang sepanjang hari.
Para pembaca furqon yang beriman, bagaimana komentar anda menanggapi semua ini ?
Mencari Keridhoan Allah Dari Amal dan Sedekah
Sudahkan kita menyadari amal atau sedekah yang selama ini kita keluarkan hanya semata-mata ikhlas untuk mencari ridho Allah ?
Sebenarnya di kehidupan sehari-hari, manusia memberi amal atau sedekah mempunyai niat atau arti yang beraneka ragam. Dari mulai yang kecil, dengan memberi makan tetangga, uang kepada pengemis dijalan hingga sampai yang menyumbang bahkan mendirikan masjid atau madrasah. Sebenarnya perbuatan ini mulia dan Allah akan memberi balasan yang berlipat jika semua dilandasi dengan rasa ikhlas. Apalagi jika hasilnya dipakai secara terus-menerus, maka pahalanya akan semakin bertambah.Tapi, diluar dari semua ini mereka banyak yang tidak menyadari bahwa semua yang dikerjakan tersebut mengandung resiko godaan yang akan menghapus pahala dari perbuatan itu sendiri. Niat yang semula ikhlas dan ridho hanya untuk Allah sudah melenceng tanpa kita rasa.
Misalnya niat hati menyumbang untuk pembangunan masjid dengan ikhlas untuk kemaslahatan umat. Tapi ketika disitu hadir seorang tokoh yang disegani atau pembesar hadir, tanpa disengaja dalam hati kita sedikit saja merasa bangga jika sumbangannya diketahui mereka yang berujung dengan harapan mendapat perhatian atau sanjungan. Kemudian contoh yang lain misalnya. Kita memberi sedekah seorang pengemis dengan jumlah yang banyak dengan niat hati yang ikhlas karena hanya mengharap pahala dari Allah. Tanpa sengaja kita ceritakan kepada orang lain tentang perbuatannya tadi.
Dari sinilah setan membuat jebakan godaan halus melalui sifat yang dinamakan ‘pamer’ yang berujung riya dan berakibat hangusnya pahala amalan. Berapapun amalan seseorang, jika sudah terkontaminasi penyakit yang dinamakan riya maka akan sia-sialah mereka. Setelah kita mengetahui semua ini, lalu apa yang harusa kita lakukan ?
Sebenarnya mudah dan gampang yaitu, ilmu dan ikhlas dalam hal ibadah yang harus seimbang dan jangan sampai dipisahkan. Ilmulah yang menjadi pegangan dan pembimbing manusia untuk mengetahui kebenaran. Bagaimanapun tekunnya seseorang melaksanakan ibadah jika tidak dilandasi dengan ilmu yang benar, maka ia akan tersesat. Berbeda dengan ilmu yang benar sudah dimiliki, maka seseorang dalam menjalankan ibadah sesuai dengan tinggal bagaimana kita menjalankan ibadah yang benar hingga akhirnya timbullah rasa keikhlasan dari dalam hatinya. Dari sini seseorang akan menyadari dan tahu bagaimana sikap ikhlas yang menuntun jiwa kita hanya untuk melakukan sesuatu karena Allah, bukan karena ingin disanjung atau dipuji.
Utamakan yang Kekal Sebelum yang Fana
Banyak orang yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, siang malam tanpa mengenal lelah, waktunya selalu dihabiskan untuk mengejar kebutuhan dunia. Dalam pikirannya yang diingat hanyalah uang, harta, materi, pekerjaan yang terus tak pernah berhenti. Mereka menganggap bahwa harta yang dimilikinya murni dari usahanya, sehingga sedikitpun tidak pernah ada rasa syukur bahwa rezeki yang diterima dan segala fasilitas kehidupannya adalah titipan atau pemberian Allah SWT. Semua itu mereka pergunakan semata-mata hanya untuk melampiaskan hawa nafsunya saja. Mereka tidak sadar jika dalam kehidupannya sebenarnya diperbudak dan menjadi hamba hawa nafsunya sendiri. Bahkan, hawa nafsu itu diposisikan sedemikian rupa sehingga ia harus tunduk melebihi Tuhannya. Namun jika bicara urusan ibadah, akhirat, sama sekali tidak terlintas sedikitpun didalam hatinya. Gambaran seperti inilah yang termasuk orang-orang yang dikuasai kecintaan dunia.
Jika seseorang pemikirannya sudah seperti ini, maka hatinya akan menjadi keras, selalu merasa enak, lalai, santai atau malas dalam hal ibadah. Dalam pikirannya yang ada selalu bersifat batil, lupa, hanyut dan tidak dapat menolak keinginan hawa nafsunya. Segala kebaikan-kebaikan akan sulit diterima, apalagi untuk dapat masuk ke dalam hati, karena setan sudah menguasai dan bertahta secara menyeluruh di dalam hatinya. Akibatnya nafsu yang selalu dimanja, dituruti, akan mendatangkan kerugian besar.
Sebenarnya bahayanya bila hati dikuasai oleh kecintaan kepada dunia, sudah diperingatkan berkali-kali oleh Allah Swt, baik didalam al Qur’an maupun hadis Rasulullah saw : ''Barangsiapa mencintai dunia, maka dia merusak akhiratnya, dan barangsiapa yang mencintai akhirat, maka (seolah-olah) membinasakan dunianya. Maka, utamakanlah yang kekal (akhirat) daripada yang fana (dunia).'' (HR Ahmad dan Baihaqi).
Dari sini kita seharusnya paham bagaimana mengutamakan yang kekal sebelum yang fana. Karena semua yang ada dialam yang fana ini nantinya akan berakhir. Apa pun yang kita miliki, sewaktu-sewaktu bisa meninggalkan kita.. Tak jarang itu terjadi dalam sekejap mata, cepat atau lambat, suka atau tidak semua manusia akan meninggalkannya dan harus mempertanggung jawabkan semua tindakannya di hadapan Allah SWT. Semua
keburukan yang dikerjakan, hawa nafsu yang dibesarkan, maka celakalah mereka, segala macam kerugian, kesengsaraan dan malapetaka pasti akan menimpanya baik ketika di dunia, lebih-lebih nanti di alam akhirat. Tapi sebaliknya jika kebaikan yang ditanam, amal ibadah yang disyariatkan dikerjakan, maka keselamatan yang akan didapat dan surga tempatnya kelak. Sehingga, barangsiapa yang mau mengambil hikmah dengan mengutamakan urusan akhirat, maka ia termasuk ke dalam golongan manusia yang beruntung.
Allah telah berfirman : ''Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh, kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka, tidakkah kamu memahaminya?' (QS Al-An'am: 32).
Selanjutnya, sebagai bukti kecintaan kepada Allah SWT, kita merasa perlu mengikatkan diri kepada syariat dalam menjalani kehidupan. Sebab takutnya seorang hamba pada neraka atau rindunya ia pada surga tidaklah bertolak belakang dengan cinta hamba tersebut kepada Allah SWT, bukan cinta pada kenikmatan dunia meskipun semua itu pemberian Allah yang wajib kita syukuri..(Imam)
Racun Mental Anak Bangsa
by : mas Imam
Sepasang suami-istri itu duduk di depan layar televisi bersaman kedua anak yang duduk di sekolah dasar. Mereka bersama-sama menikmati tayangan hiburan segar dan murah di salah satu stasiun televisi. Alunan musik, dendangan lagu yang di sertai liukan tubuh yang sedikit agak terbuka dan menggoda menambah suasana serta aroma tersendiri.
Seorang penyanyi muda, cantik dengan pakaian minim, didampingi ibunya sedang mengalunkan tembang. Mereka berdua melenggak-lenggokkan tubuhnya didepan kamera dengan segala kemampuan dan ekspresinya. Di akhir acara si anak tiba-tiba menangis dipundak ibunya. Matanya sembab, air matanya menggurat garis kecil di atas riasan wajahnya yang tebal. Ia sangat bersyukur menjadi pemenang dalam sebuah kontes menyanyi yang di kemas dengan nama ....... Isak tangis bahagia itu semakin menjadi-jadi tatkala sang MC membacakan hadiah-hadiah yang ia peroleh. Peluk ciumanpun segera datang dari beberapa peserta lainnya baik pria maupun wanita. Sementara sang ibu melonjak kegirangan, berputar-putar menyalami semua yang ada di atas panggung. Dengan suka-ria ia tersenyum kadang tertawa, tak peduli walau jilbab menutupi kepalanya.
Tayangan tersebut terbilang sukses dengan rating yang melonjak tinggi dan sponsor mengalir deras. Pihak produserpun semakin mantap untuk menyelenggarakan kembali kedepan. Sementara beberapa stasiun televisi lain tidak mau kalah, ikut-ikutan mengemas acara sejenis meski dengan label berbeda. Maka lengkap sudahlah, hampir dibeberapa stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan acara serupa tapi tak sama demi popularitas dan rupiah yang mengalir dari iklan. Acara yang berbau seksualitas, vulgar inipun dikemas sedemikian menariknya dan ditayangkan pada jam-jam belajar, dimana tidak hanya orang tua atau dewasa yang menikmati, tapi anak-anakpun banyak yang ikut melihat, di sisi lain konsentrasi belajar mereka terpecah antara belajar dan menonton acara. Sementara, tayangan yang bersifat mendidik, penuh dengan tuntunan sepi dari pemirsa dengan alasan kurang menghibur.
Hedonisme
Dari sinilah mental dan jiwa si anak sedikit demi sedikit mulai terkontaminasi, terjebak dan menjadi korban akibat racun moral pertelevisian. Lambat laun, pelan tapi pasti, kecenderungan anak bangsa yang dikonstruksi secara sosial dapat menggiring mereka pada segala hal yang berbau hiburan. Mereka lebih mengedepankan hasrat dari pada rasio. Yang lebih parah lagi, mereka akan mengisolasi dirinya dari segala bentuk intelektualitas, ilmu serta pengetahuan yang menurutnya, membosankan, jenuh serta kurang menghibur. Mungkin beginilah barangkali yang dimaksud hedonisme atau sikap mementingkan kesenangan yang berujung dengan terciptanya masyarakat kapitalis masa depan sebagai bukti dampak dari efek negatif globalisasi.
Pembusukan mental inilah semakin hari kian menggerogoti jiwa si anak, ironisnya, sikap orang sama sekali tidak sadar jika bahaya telah mengancam ditengah-tengah keluarganya. Mereka terlalu asik berueforia dengan tayangan-tayangan yang menghibur tersebut. Di sisi lain pemerintah “tertidur” akan pentingnya pendidikan, dampak moral dan mental generasi anak bangsa karena terbuai akan pajak hiburan yang menggiurkan.
Lantas kita patut bertanya, apa, dimana dan bagaimanakah peran orang tua sesungguhnya dalam membangun generasi sebagai penerus bangsa yang tangguh dan Islami ? Mendidikkah atau menghancurkankah mereka ? Orangtua pastinya tak menginginkan kondisi seperti ini menimpa anak-anaknya. Sangat pantas jika merasa kuatir dengan berbagai tayangan televisi yang vulgar, seronok. Karena Allah SWT telah berfirman :”Katakanlah pada orang-orang laki-laki beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya ........"(QS An Nuur 30-31)
Bimbingan Orang Tua
Karena itu mereka harus berperan aktif dalam pertumbuhan mental anak. Hal yang pertama harus dilakukan adalah memperbaiki mental anak bangsa dengan dibekali ilmu agama. Selanjutnya bimbingan orang tua sangat-sangat diperlukan ketika anak menonton televisi. Tayangan yang layak dinikmati haruslah bersifat hiburan yang mendidik, bukan yang berbau porno atau vulgar. Perlunya peran aktif orang tua untuk menemani saat anak-anaknya di saat menyaksikan tayangan-tayangan di televisi tidak hanya duduk diam. Orangtua harus bertindak aktif, dalam artian bersama sang anak, dibarengi dengan komunikasi yang lancar, menjelaskan sesuatu yang gamblang dalam pemikiran anak-anak, mana yang baik dan mana yang buruk, serta menolak keras acara yang berbau vulgar, seks dan kekerasan.
Jika pengawasan dan bimbingan dari orang tua dapat berlangsung dengan efektif, tentu dampaknya tidak terlalu besar, tetapi itu pun harus tetap diwaspadai. Begitu juga dengan Pemerintah, sudah waktunya memberi ketegasan, cepat-cepat mengambil tindakan terhadap pengelola stasiun televisi untuk dapat menghentikan tayangan yang mengandung unsur vulgar dan seksualitas yang banyak madharatnya dari pada manfaatnya. Sebab, jika tidak maka dampak-dampak yang jauh lebih dahsyat lagi akan banyak terjadi dan kehancuran generasi bangsa ini, tinggal menunggu waktu.
Spoot
Tayangan Perusak Moral
Di antara beberapa tayangan televisi yang vulgar, seksual, seronok dan sangat merusak moral khususnya bagi anak-anak antara lain :
- Sebagai seorang wanita yang melenggak-lenggokkan tubuh dengan aurat terbuka di depan umum adalah perbuatan yang diharamkan oleh syariat Islam.
Di dalam Al Qur’an, Allah SWT telah berfirman : “Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-oarang beriman,
hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka"(QS Al
Ahzaab 27)
- Sebagai seorang ibu sangat tidak pantas mendukung anak perempuannya untuk melakukan hal-hal yang diharamkan agama seperti memamerkan tubuh di depan umum. Selain diharamkan agama, perbuatan tersebut merupakan budaya hedonis orang kafir yang terbiasa menjadikan wanita sebagai alat dan obyek pemuas nafsu, bukan manusia yang punya jiwa dan naluri.
- Adegan berangkulan, ciuman yang bukan mahramnya sangat dilarang oleh Islam, apalagi dipertontonkan di muka umum.
- Wanita dijadikan obyek promosi oleh produsen dan calon konsumen yang paling royal menghamburkan uang.
Sepasang suami-istri itu duduk di depan layar televisi bersaman kedua anak yang duduk di sekolah dasar. Mereka bersama-sama menikmati tayangan hiburan segar dan murah di salah satu stasiun televisi. Alunan musik, dendangan lagu yang di sertai liukan tubuh yang sedikit agak terbuka dan menggoda menambah suasana serta aroma tersendiri.
Seorang penyanyi muda, cantik dengan pakaian minim, didampingi ibunya sedang mengalunkan tembang. Mereka berdua melenggak-lenggokkan tubuhnya didepan kamera dengan segala kemampuan dan ekspresinya. Di akhir acara si anak tiba-tiba menangis dipundak ibunya. Matanya sembab, air matanya menggurat garis kecil di atas riasan wajahnya yang tebal. Ia sangat bersyukur menjadi pemenang dalam sebuah kontes menyanyi yang di kemas dengan nama ....... Isak tangis bahagia itu semakin menjadi-jadi tatkala sang MC membacakan hadiah-hadiah yang ia peroleh. Peluk ciumanpun segera datang dari beberapa peserta lainnya baik pria maupun wanita. Sementara sang ibu melonjak kegirangan, berputar-putar menyalami semua yang ada di atas panggung. Dengan suka-ria ia tersenyum kadang tertawa, tak peduli walau jilbab menutupi kepalanya.
Tayangan tersebut terbilang sukses dengan rating yang melonjak tinggi dan sponsor mengalir deras. Pihak produserpun semakin mantap untuk menyelenggarakan kembali kedepan. Sementara beberapa stasiun televisi lain tidak mau kalah, ikut-ikutan mengemas acara sejenis meski dengan label berbeda. Maka lengkap sudahlah, hampir dibeberapa stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan acara serupa tapi tak sama demi popularitas dan rupiah yang mengalir dari iklan. Acara yang berbau seksualitas, vulgar inipun dikemas sedemikian menariknya dan ditayangkan pada jam-jam belajar, dimana tidak hanya orang tua atau dewasa yang menikmati, tapi anak-anakpun banyak yang ikut melihat, di sisi lain konsentrasi belajar mereka terpecah antara belajar dan menonton acara. Sementara, tayangan yang bersifat mendidik, penuh dengan tuntunan sepi dari pemirsa dengan alasan kurang menghibur.
Hedonisme
Dari sinilah mental dan jiwa si anak sedikit demi sedikit mulai terkontaminasi, terjebak dan menjadi korban akibat racun moral pertelevisian. Lambat laun, pelan tapi pasti, kecenderungan anak bangsa yang dikonstruksi secara sosial dapat menggiring mereka pada segala hal yang berbau hiburan. Mereka lebih mengedepankan hasrat dari pada rasio. Yang lebih parah lagi, mereka akan mengisolasi dirinya dari segala bentuk intelektualitas, ilmu serta pengetahuan yang menurutnya, membosankan, jenuh serta kurang menghibur. Mungkin beginilah barangkali yang dimaksud hedonisme atau sikap mementingkan kesenangan yang berujung dengan terciptanya masyarakat kapitalis masa depan sebagai bukti dampak dari efek negatif globalisasi.
Pembusukan mental inilah semakin hari kian menggerogoti jiwa si anak, ironisnya, sikap orang sama sekali tidak sadar jika bahaya telah mengancam ditengah-tengah keluarganya. Mereka terlalu asik berueforia dengan tayangan-tayangan yang menghibur tersebut. Di sisi lain pemerintah “tertidur” akan pentingnya pendidikan, dampak moral dan mental generasi anak bangsa karena terbuai akan pajak hiburan yang menggiurkan.
Lantas kita patut bertanya, apa, dimana dan bagaimanakah peran orang tua sesungguhnya dalam membangun generasi sebagai penerus bangsa yang tangguh dan Islami ? Mendidikkah atau menghancurkankah mereka ? Orangtua pastinya tak menginginkan kondisi seperti ini menimpa anak-anaknya. Sangat pantas jika merasa kuatir dengan berbagai tayangan televisi yang vulgar, seronok. Karena Allah SWT telah berfirman :”Katakanlah pada orang-orang laki-laki beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya ........"(QS An Nuur 30-31)
Bimbingan Orang Tua
Karena itu mereka harus berperan aktif dalam pertumbuhan mental anak. Hal yang pertama harus dilakukan adalah memperbaiki mental anak bangsa dengan dibekali ilmu agama. Selanjutnya bimbingan orang tua sangat-sangat diperlukan ketika anak menonton televisi. Tayangan yang layak dinikmati haruslah bersifat hiburan yang mendidik, bukan yang berbau porno atau vulgar. Perlunya peran aktif orang tua untuk menemani saat anak-anaknya di saat menyaksikan tayangan-tayangan di televisi tidak hanya duduk diam. Orangtua harus bertindak aktif, dalam artian bersama sang anak, dibarengi dengan komunikasi yang lancar, menjelaskan sesuatu yang gamblang dalam pemikiran anak-anak, mana yang baik dan mana yang buruk, serta menolak keras acara yang berbau vulgar, seks dan kekerasan.
Jika pengawasan dan bimbingan dari orang tua dapat berlangsung dengan efektif, tentu dampaknya tidak terlalu besar, tetapi itu pun harus tetap diwaspadai. Begitu juga dengan Pemerintah, sudah waktunya memberi ketegasan, cepat-cepat mengambil tindakan terhadap pengelola stasiun televisi untuk dapat menghentikan tayangan yang mengandung unsur vulgar dan seksualitas yang banyak madharatnya dari pada manfaatnya. Sebab, jika tidak maka dampak-dampak yang jauh lebih dahsyat lagi akan banyak terjadi dan kehancuran generasi bangsa ini, tinggal menunggu waktu.
Spoot
Tayangan Perusak Moral
Di antara beberapa tayangan televisi yang vulgar, seksual, seronok dan sangat merusak moral khususnya bagi anak-anak antara lain :
- Sebagai seorang wanita yang melenggak-lenggokkan tubuh dengan aurat terbuka di depan umum adalah perbuatan yang diharamkan oleh syariat Islam.
Di dalam Al Qur’an, Allah SWT telah berfirman : “Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-oarang beriman,
hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka"(QS Al
Ahzaab 27)
- Sebagai seorang ibu sangat tidak pantas mendukung anak perempuannya untuk melakukan hal-hal yang diharamkan agama seperti memamerkan tubuh di depan umum. Selain diharamkan agama, perbuatan tersebut merupakan budaya hedonis orang kafir yang terbiasa menjadikan wanita sebagai alat dan obyek pemuas nafsu, bukan manusia yang punya jiwa dan naluri.
- Adegan berangkulan, ciuman yang bukan mahramnya sangat dilarang oleh Islam, apalagi dipertontonkan di muka umum.
- Wanita dijadikan obyek promosi oleh produsen dan calon konsumen yang paling royal menghamburkan uang.
Imam Ahmad bin Muhammad bin Hambal
Kemiskinan bukan halangan untuk menuntut ilmu, hingga menjadi seorang ulama besar, dan perawi hadist dengan sanadnya yang sahih. Keteguhan hatinya tak pernah luntur dalam membela kebenaran meski harus dibayar mahal dengan cambukan dan jeruji besi.
Ulama besar yang dilahirkan tanggal 20 Rabiul Awal 164 H. (781 M) di Marw atau Mary, Turkmenistan ini dibesarkan dari keluarga miskin yang hidup dalam kondisi pas-pasan. Meskipun demikian, semangatnya dalam menuntut ilmu tak pernah surut. Untuk menutup kebutuhan sehari-hari, Beliau terpaksa melakukan berbagai pekerjaan seperti tukang jahit, jasa penulisan, menenun kain dan kadangkala mengambil upah mengangkat barang-barang orang.
Justru dari kesederhanannya itulah beliau sangat tekun mempelajari hadits sejak kecil. Ketika masih berumur 14 tahun, Ahmad bin Hambal telah belajar mengarang dan menghafal Al-Quran, bekerja keras dalam menuntut ilmu pengetahuan hingga keberbagai negara seperti Syam (Syiria), Hijaz, Yaman dan negara-negara lainnya yang akhirnya berhasil menjadi tokoh ulama yang bertakwa, saleh, dan zuhud serta Imam keempat dari fuqahak Islam. yang memiliki sifat-sifat yang luhur, dan tinggi
Kepandaian Imam hambali dalam ilmu hadis tak diragukan lagi, karena daya ingatnya dalam menghafal sangat luar biasa, hingga 12 buah kitab serta ratusan ribu hadis hafal di luar kepala. Hadis sebanyak itu kemudian diseleksinya secara ketat dan ditulis kembali dalam kitabnya Al Musnad berjumlah 40.000 hadis berdasarkan susunan nama nama sahabat yang meriwayatkan. Dengan kemampuan dan kepandaiannya, telah mengundang banyak tokoh ulama yang datang untuk berguru kepadanya hingga melahirkan banyak ulama, serta pewaris hadis terkenal seperti Imam bukhari, Imam Muslim dan Imam Abu Daud. Meskipun telah melahirkan ahli-ahli hadist, ia masih yang termasuk sebaik-baik peneliti hadist dengan karya besarnya, al-Musnad al-Kabir yang berisi lebih dari 25.000 hadits. Dalam menulis kitabnya, ia tidak pernah memasukkan referensi selain yang dibutuhkan sebagai hujjah.. Karya-karya lainnya yang tidak kalah terkenal, seperti kajian lebih dari 40 ribu hadits, Kitab ash-Shalat, as-Sunnah, at-Tafsir, an-Nasikh wa al-Mansukh, at-Tarikh, Hadits Syu'bah, al-Muqaddam wa al-Mu'akkhar fi al-Qur`an, al-'Ilal, al-Manasik dan masih banyak lagi.
Ada lima landasan pokok yang dijadikan dasar penetapan hukum dan fatwa dalam mazhab hambali yaitu :
- Al Quran dan Sunnah, jika ada nashnya dalam Al Quran dan hadis maka tidak berpaling pada sumber lainnya
- Fatwa Sahabat yang terkenal dan tak ada yang menentangnya
- Sekiranya para sahabt berbeda pendapat, maka beliau akan memilih pendapat yang dinilainya lebih sesuai dan mendekati Al Quran dan Sunnah, namun jika perbedaan pendapat tersebut tidak ada kesesuaiannya dengan Al Quran maupun Sunnah maka beliau mengambil sikap diam atau meriwayatkan kedua duanya
- Mengambil hadis Mursal (sanadnya tidak disebutkan perawinya) dan hadis Dhaif (lemah), dalam hal ini hadis dhaif lebih didahulukan dari pada Qiyas
- Qiyas, digunakan bila tidak ditemukan dasar hukumnya dari keempat sumber di atas.
Sebagai seorang ulama yang sangat banyak ilmunya, Ibnu Hambal pun seorang yang teguh imannya, berani berbuat di atas kebenaran. Salah satu contohnya ketika pada masa pemerintahan Sultan Al-Makmun. Beliau menentang keras faham muktazilah yang menyatakan bahwa al-Qur’an itu makhluk meski harus menerima resiko hukuman dan siksaan yang hebat. Ketika Al-Mutawakkil memegang tampuk pemerintahan, dicabutlah faham muktazilah dan membebaskan semua ulama yang ditahan karena menentang. Imam Ahmad bin hambalpun akhirnya iktu dibebaskan, sebagai imbalan ganti rugi diberi hadiah sebanyak l0,000 dirham, namun hadiah tersebut beliau tolak. Kerana dipaksa untuk menerimanya, akhirnya beliau terima dan dibahagi-bahagikan kepada fakir miskin.
Pada hari Jumaat tanggal 12 Rabiul Awal tahun 241 H/855 M beliau meninggal dunia di usia 77 tahun. Mendengar wafatnya Imam Hambali, seluruh kaum muslim di Baghdad kehilangan ulama besar penegak kebenaran dan meninggikan ilmu pengetahuan yang pernah disiksa dan dianiaya.(mas Imm).
Ulama besar yang dilahirkan tanggal 20 Rabiul Awal 164 H. (781 M) di Marw atau Mary, Turkmenistan ini dibesarkan dari keluarga miskin yang hidup dalam kondisi pas-pasan. Meskipun demikian, semangatnya dalam menuntut ilmu tak pernah surut. Untuk menutup kebutuhan sehari-hari, Beliau terpaksa melakukan berbagai pekerjaan seperti tukang jahit, jasa penulisan, menenun kain dan kadangkala mengambil upah mengangkat barang-barang orang.
Justru dari kesederhanannya itulah beliau sangat tekun mempelajari hadits sejak kecil. Ketika masih berumur 14 tahun, Ahmad bin Hambal telah belajar mengarang dan menghafal Al-Quran, bekerja keras dalam menuntut ilmu pengetahuan hingga keberbagai negara seperti Syam (Syiria), Hijaz, Yaman dan negara-negara lainnya yang akhirnya berhasil menjadi tokoh ulama yang bertakwa, saleh, dan zuhud serta Imam keempat dari fuqahak Islam. yang memiliki sifat-sifat yang luhur, dan tinggi
Kepandaian Imam hambali dalam ilmu hadis tak diragukan lagi, karena daya ingatnya dalam menghafal sangat luar biasa, hingga 12 buah kitab serta ratusan ribu hadis hafal di luar kepala. Hadis sebanyak itu kemudian diseleksinya secara ketat dan ditulis kembali dalam kitabnya Al Musnad berjumlah 40.000 hadis berdasarkan susunan nama nama sahabat yang meriwayatkan. Dengan kemampuan dan kepandaiannya, telah mengundang banyak tokoh ulama yang datang untuk berguru kepadanya hingga melahirkan banyak ulama, serta pewaris hadis terkenal seperti Imam bukhari, Imam Muslim dan Imam Abu Daud. Meskipun telah melahirkan ahli-ahli hadist, ia masih yang termasuk sebaik-baik peneliti hadist dengan karya besarnya, al-Musnad al-Kabir yang berisi lebih dari 25.000 hadits. Dalam menulis kitabnya, ia tidak pernah memasukkan referensi selain yang dibutuhkan sebagai hujjah.. Karya-karya lainnya yang tidak kalah terkenal, seperti kajian lebih dari 40 ribu hadits, Kitab ash-Shalat, as-Sunnah, at-Tafsir, an-Nasikh wa al-Mansukh, at-Tarikh, Hadits Syu'bah, al-Muqaddam wa al-Mu'akkhar fi al-Qur`an, al-'Ilal, al-Manasik dan masih banyak lagi.
Ada lima landasan pokok yang dijadikan dasar penetapan hukum dan fatwa dalam mazhab hambali yaitu :
- Al Quran dan Sunnah, jika ada nashnya dalam Al Quran dan hadis maka tidak berpaling pada sumber lainnya
- Fatwa Sahabat yang terkenal dan tak ada yang menentangnya
- Sekiranya para sahabt berbeda pendapat, maka beliau akan memilih pendapat yang dinilainya lebih sesuai dan mendekati Al Quran dan Sunnah, namun jika perbedaan pendapat tersebut tidak ada kesesuaiannya dengan Al Quran maupun Sunnah maka beliau mengambil sikap diam atau meriwayatkan kedua duanya
- Mengambil hadis Mursal (sanadnya tidak disebutkan perawinya) dan hadis Dhaif (lemah), dalam hal ini hadis dhaif lebih didahulukan dari pada Qiyas
- Qiyas, digunakan bila tidak ditemukan dasar hukumnya dari keempat sumber di atas.
Sebagai seorang ulama yang sangat banyak ilmunya, Ibnu Hambal pun seorang yang teguh imannya, berani berbuat di atas kebenaran. Salah satu contohnya ketika pada masa pemerintahan Sultan Al-Makmun. Beliau menentang keras faham muktazilah yang menyatakan bahwa al-Qur’an itu makhluk meski harus menerima resiko hukuman dan siksaan yang hebat. Ketika Al-Mutawakkil memegang tampuk pemerintahan, dicabutlah faham muktazilah dan membebaskan semua ulama yang ditahan karena menentang. Imam Ahmad bin hambalpun akhirnya iktu dibebaskan, sebagai imbalan ganti rugi diberi hadiah sebanyak l0,000 dirham, namun hadiah tersebut beliau tolak. Kerana dipaksa untuk menerimanya, akhirnya beliau terima dan dibahagi-bahagikan kepada fakir miskin.
Pada hari Jumaat tanggal 12 Rabiul Awal tahun 241 H/855 M beliau meninggal dunia di usia 77 tahun. Mendengar wafatnya Imam Hambali, seluruh kaum muslim di Baghdad kehilangan ulama besar penegak kebenaran dan meninggikan ilmu pengetahuan yang pernah disiksa dan dianiaya.(mas Imm).
Minggu, 16 Desember 2007
Muharram, Moment Kebangkitan Umat
Ustd Imam Santoso
Ma’asyirol miukuminina rakhima kumullah……..
Di dalam hadistnya Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Sesungguhnya bermula datangnya Islam dianggap asing atau aneh, dan akan datang kembali asing. Namun berbahagialah orang-orang asing itu. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud orang asing (aneh) itu?" Lalu Rasulullah menjawab, "Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di saat orang-orang melakukan pengrusakan." (HR. Muslim)
Tanda-tanda yang disebutkan Rasulullah tersebut kini sudah banyak yang terbukti. Dimana sesuatu yang benar dianggap aneh atau asing, sementara perkara yang salah, bertentangan dengan syariat Islam justru dibenarkan, dilindungi, dibudayakan bahkan diagung-agungkan. Islam yang dulu dibawa Rasulullah SAW dengan penuh kesempurnaan, kini makin jauh dari kebenaran. Tapi sebaliknya, kesesatan kian menjamur, munculnya berbagai faham, aliran mengatas menamakan kebenaran tumbuh subur dimana-mana, hingga apa yang dikatakan Rasul benar-benar terjadi.
Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 akan masuk nereka. Para shahabat bertanya : “Siapa golongan yang selamat ya Rosulullah?” Rasulullah menjawab : “Dan golongan yang selamat itu adalah Ahlussunnah wal Jamaa’ah..” (HR Tirmidzi)
Disisi lain, pertikaian, perselisihan perbedaan hingga perpecahan sesama muslim kian menambah daftar masalah. Sementara, ancaman dari luar tak pernah berhenti untuk menghancurkan Islam. Mereka tebar pesona dengan materi dan budaya keindahan, semuanya bertujuan untuk membunuh moral dan merusak akidah.
Kondisi umat Islam sekarang ini benar-benar ibarat buih ditengah lautan yang terombang-ambingkan ombak kesana kemari. Akibatnya, generasi Islam yang kelihatannya besar, ternyata didalamnya keropos, semakin lama kian terpuruk Apa yang disabdakan Rasulullah SAW benar-benar terjadi :
“Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kamu ialah yang hidup pada zaman kurunku (sahabat), kemudian orang-orang yang hidup sesudah kurunku (tabiin), kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka (tabiit tabiin), kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka” (HR Musllim)
Kaum muslimin yang di muliakan Allah.................:
Dari sinilah kita harus secepatnya tahu dan sadar betapa krisisnya, betapa bahayanya Islam diakhir jaman ini. Ingat ! waktu laksana air yang mengalir ke hilir yang takkan pernah kembali ke hulu, begitu juga dengan kondisi Islam, waktu takkan pernah kembali lagi ke 14 abad lalu, dimana Islam dijaman Rasulullah SAW adalah agama yang betul-betul murni dan benar. Maka dari itu hanya kebangkitan kaum muslimlah yang insya Allah dapat menyelamatkan Islam dari kehancuran.
Dengan memasuki tahun 1429 Hijriyah ini, mari kita renungi peristiwa 14 abad yang lalu dimana Rasulullah SAW menginjakkan kakinya di Madinah. Beliau keluar dari tengah-tengah kegelapan kaum Quraisy dengan membangun masyarakat baru dalam bentuk persaudaraan ukhuwah antara orang-orang Muhajirin dan kaum Anshor, sehingga berhasil berhasil merubah dunia dari era Jahiliyah menjadi perdaban yang Islami.
Ma’asyirol mukminin rakhimakumullah.................
Marilah ..!, bangunlah dari tidurmu.......! bangkitlah ! Jadikanlah momen bulan Muharram ini sebagai tonggak bangkitnya perjuangan untuk memurnikan ajaran Islam sesuai apa yang disyariatkan Rasul. Mari hati kita berhijrah menjadi pribadi Muslim yang lebih baik menuju Allah dan Rasulnya, dari meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah SWT, seperti apa yang difirmankan Allah : ''Maka segeralah (berlari) kembali menaati Allah.'' (QS Adz-Dzariyaat 50).
Jamaah jum’ah yang berbahagia...........
Sebagai muslim yang bertanggung jawab dan menginginkan kecintaan Allah dan Rasul-Nya, kita harus tahu bagaimana berhijrah dijaman sekarang. Inti sebenarnya kita berhijrah adalah berusaha bagaimana merubah kualitas hidup, baik yang bersifat mental maupun moral, menuju perubahan ke arah yang lebih baik, dengan membangun kekuatan baru yang tangguh menuju kebangkitan Islam
Dari sinilah kita dituntut agar tidak ragu-ragu untuk berhijrah dengan meninggalkan segala perkara yang tidak sesuai dengan syariat. Katakan salah jika itu salah, dan katakan benar jika itu kebenaran !. Curahkan segenap kemampuan untuk mencapai apa yang dicintai Allah Azza wa Jalla dan menolak semua yang dibenci Allah berupa kekufuran, kefasikan, dan maksiyat. Kembalilah kepada Allah dan Rasulnya. Cepat..! tinggalkan perbuatan yang mendekati syirik menuju tauhid, dari kecintaan kepada selain Allah menuju kecintaan kepada-Nya, dari takut kepada selain Allah menuju takut kepada-Nya. Dari berharap kepada selain Allah menuju berharap kepada-Nya. Dari tawakal kepada selain Allah menuju tawakal hanya kepada-Nya. Dari berdoa kepada selain Allah menuju berdoa kepada-Nya. Dari tunduk kepada selain Allah menuju tunduk kepada-Nya. Dari jahiliyah menuju Islami, dari yang mungkar menuju ma’ruf, dari maksiat menuju taat. Karena Allah telah memperingatkan dalam firman-Nya yang berbunyi :
“ Janganlah kamu mengira masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah siapa diantaramu yang benar-benar berjihad dan siapadi antaramu yang benar-benar tabah” (QS Ali Imron 142)
Jamaah jum’ah yang di muliakan Allah ............
Tentunya masih banyak lagi pelajaran dan hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa hijrah nabi Muhammad Saw sehingga yang dijadikan peristiwa sebagai awal dari kalender Islam oleh Umar ibnu Khattab ra. Pada akhirnya, hijrah adalah keberanian untuk tampil beda ditengah-tengah kebanyakan orang. Berani berkata haram ketika haram dilindungi, berani menolak suap ketika tradisi suap sudah membudaya, berani menutup aurat ketika semua ramai-ramai membuka aurat. Berani mengatakan yang benar, ketika yang lain justru menutup kebenaran.
" dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah kerana sesungguhnya tiadalah yang berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir "...(QS Yusuf 87).
Ingat, yakinlah dengan janji Allah ! Nasrun minAllah wa fatkhun qarieb, Pertolongan dari Allah akan datang dikala kita mengakkan agama Allah !!!.
Ma’asyirol miukuminina rakhima kumullah……..
Di dalam hadistnya Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Sesungguhnya bermula datangnya Islam dianggap asing atau aneh, dan akan datang kembali asing. Namun berbahagialah orang-orang asing itu. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud orang asing (aneh) itu?" Lalu Rasulullah menjawab, "Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di saat orang-orang melakukan pengrusakan." (HR. Muslim)
Tanda-tanda yang disebutkan Rasulullah tersebut kini sudah banyak yang terbukti. Dimana sesuatu yang benar dianggap aneh atau asing, sementara perkara yang salah, bertentangan dengan syariat Islam justru dibenarkan, dilindungi, dibudayakan bahkan diagung-agungkan. Islam yang dulu dibawa Rasulullah SAW dengan penuh kesempurnaan, kini makin jauh dari kebenaran. Tapi sebaliknya, kesesatan kian menjamur, munculnya berbagai faham, aliran mengatas menamakan kebenaran tumbuh subur dimana-mana, hingga apa yang dikatakan Rasul benar-benar terjadi.
Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 akan masuk nereka. Para shahabat bertanya : “Siapa golongan yang selamat ya Rosulullah?” Rasulullah menjawab : “Dan golongan yang selamat itu adalah Ahlussunnah wal Jamaa’ah..” (HR Tirmidzi)
Disisi lain, pertikaian, perselisihan perbedaan hingga perpecahan sesama muslim kian menambah daftar masalah. Sementara, ancaman dari luar tak pernah berhenti untuk menghancurkan Islam. Mereka tebar pesona dengan materi dan budaya keindahan, semuanya bertujuan untuk membunuh moral dan merusak akidah.
Kondisi umat Islam sekarang ini benar-benar ibarat buih ditengah lautan yang terombang-ambingkan ombak kesana kemari. Akibatnya, generasi Islam yang kelihatannya besar, ternyata didalamnya keropos, semakin lama kian terpuruk Apa yang disabdakan Rasulullah SAW benar-benar terjadi :
“Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kamu ialah yang hidup pada zaman kurunku (sahabat), kemudian orang-orang yang hidup sesudah kurunku (tabiin), kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka (tabiit tabiin), kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka” (HR Musllim)
Kaum muslimin yang di muliakan Allah.................:
Dari sinilah kita harus secepatnya tahu dan sadar betapa krisisnya, betapa bahayanya Islam diakhir jaman ini. Ingat ! waktu laksana air yang mengalir ke hilir yang takkan pernah kembali ke hulu, begitu juga dengan kondisi Islam, waktu takkan pernah kembali lagi ke 14 abad lalu, dimana Islam dijaman Rasulullah SAW adalah agama yang betul-betul murni dan benar. Maka dari itu hanya kebangkitan kaum muslimlah yang insya Allah dapat menyelamatkan Islam dari kehancuran.
Dengan memasuki tahun 1429 Hijriyah ini, mari kita renungi peristiwa 14 abad yang lalu dimana Rasulullah SAW menginjakkan kakinya di Madinah. Beliau keluar dari tengah-tengah kegelapan kaum Quraisy dengan membangun masyarakat baru dalam bentuk persaudaraan ukhuwah antara orang-orang Muhajirin dan kaum Anshor, sehingga berhasil berhasil merubah dunia dari era Jahiliyah menjadi perdaban yang Islami.
Ma’asyirol mukminin rakhimakumullah.................
Marilah ..!, bangunlah dari tidurmu.......! bangkitlah ! Jadikanlah momen bulan Muharram ini sebagai tonggak bangkitnya perjuangan untuk memurnikan ajaran Islam sesuai apa yang disyariatkan Rasul. Mari hati kita berhijrah menjadi pribadi Muslim yang lebih baik menuju Allah dan Rasulnya, dari meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah SWT, seperti apa yang difirmankan Allah : ''Maka segeralah (berlari) kembali menaati Allah.'' (QS Adz-Dzariyaat 50).
Jamaah jum’ah yang berbahagia...........
Sebagai muslim yang bertanggung jawab dan menginginkan kecintaan Allah dan Rasul-Nya, kita harus tahu bagaimana berhijrah dijaman sekarang. Inti sebenarnya kita berhijrah adalah berusaha bagaimana merubah kualitas hidup, baik yang bersifat mental maupun moral, menuju perubahan ke arah yang lebih baik, dengan membangun kekuatan baru yang tangguh menuju kebangkitan Islam
Dari sinilah kita dituntut agar tidak ragu-ragu untuk berhijrah dengan meninggalkan segala perkara yang tidak sesuai dengan syariat. Katakan salah jika itu salah, dan katakan benar jika itu kebenaran !. Curahkan segenap kemampuan untuk mencapai apa yang dicintai Allah Azza wa Jalla dan menolak semua yang dibenci Allah berupa kekufuran, kefasikan, dan maksiyat. Kembalilah kepada Allah dan Rasulnya. Cepat..! tinggalkan perbuatan yang mendekati syirik menuju tauhid, dari kecintaan kepada selain Allah menuju kecintaan kepada-Nya, dari takut kepada selain Allah menuju takut kepada-Nya. Dari berharap kepada selain Allah menuju berharap kepada-Nya. Dari tawakal kepada selain Allah menuju tawakal hanya kepada-Nya. Dari berdoa kepada selain Allah menuju berdoa kepada-Nya. Dari tunduk kepada selain Allah menuju tunduk kepada-Nya. Dari jahiliyah menuju Islami, dari yang mungkar menuju ma’ruf, dari maksiat menuju taat. Karena Allah telah memperingatkan dalam firman-Nya yang berbunyi :
“ Janganlah kamu mengira masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah siapa diantaramu yang benar-benar berjihad dan siapadi antaramu yang benar-benar tabah” (QS Ali Imron 142)
Jamaah jum’ah yang di muliakan Allah ............
Tentunya masih banyak lagi pelajaran dan hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa hijrah nabi Muhammad Saw sehingga yang dijadikan peristiwa sebagai awal dari kalender Islam oleh Umar ibnu Khattab ra. Pada akhirnya, hijrah adalah keberanian untuk tampil beda ditengah-tengah kebanyakan orang. Berani berkata haram ketika haram dilindungi, berani menolak suap ketika tradisi suap sudah membudaya, berani menutup aurat ketika semua ramai-ramai membuka aurat. Berani mengatakan yang benar, ketika yang lain justru menutup kebenaran.
" dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah kerana sesungguhnya tiadalah yang berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir "...(QS Yusuf 87).
Ingat, yakinlah dengan janji Allah ! Nasrun minAllah wa fatkhun qarieb, Pertolongan dari Allah akan datang dikala kita mengakkan agama Allah !!!.
Langganan:
Postingan (Atom)