Senin, 04 Februari 2008

Mencari Keridhoan Allah Dari Amal dan Sedekah

Ada orang yang rajin beramal, bersedekah, namun tidak pernah mendapatkan apa-apa di akherat nantinya, kenapa demikian ?

Sudahkan kita sadari jika amal atau sedekah yang selama ini dikeluarkan hanya semata-mata ikhlas karena Allah ? Hampir semua orang yang beramal atau bersedekah, selalu mempunyai niat dan tujuan ikhlas. Meski dari yang berbentuknya ringan, seperti menyingkirkan duri ditengah jalan, memberi sesuatu pada tetangga atau pengemis, hingga menyumbang bahkan mendirikan masjid atau madrasah. Semua itu perbuatan mulia dan Allah akan memberi balasan yang berlipat jika semua dilandasi dengan rasa ikhlas dan ridho karena-Nya, ibarat orang meludah lalu pergi tanpa memikirkan air ludahnya. Apalagi seperti menwakafkan tanah untuk masjid, madrasah, makam atau rumah sakit yang terus menerus dipakai untuk kemaslahatan, pahalanya akan semakin mengalir selama tempat itu masih dipakai.

Namun kadang kita kurang atau tidak menyadari bahwa semua amalan tersebut selalu mengandung resiko serta godaan yang akan menghapus pahala dari perbuatan itu sendiri. Niat yang semula ikhlas dan ridho hanya untuk Allah tanpa dirasa, pelan-pelan akan melenceng dari tujuan semula yang akhirnya amalannya tidak mendapatkan apa-apa.

Misalnya niat hati mau menyumbang pembangunan masjid dengan ikhlas karena Allah. Tapi ketika disitu hadir seorang tokoh yang disegani atau pembesar, tanpa disengaja dan disadari, dalam hati kita sedikit saja merasa bangga jika sumbangannya nantinya akan diketahui oleh mereka dengan harapan mendapat perhatian atau sanjungan. Atau contoh yang lain misalnya, ketika kita memberi sedekah pengemis dengan jumlah yang banyak dengan niat hati yang ikhlas karena hanya mengharap pahala dari Allah, tapi perbuatan tersebut kita ceritakan kepada orang lain meskipun tidak ada niat untuk pamer.

Dari sinilah setan membuat jebakan godaan halus melalui sifat yang dinamakan ‘pamer’ yang berujung riya dan berakibat hangusnya pahala amalan. Berapapun amalan seseorang, jika sudah terkontaminasi penyakit ini maka akan sia-sialah mereka. Apalagi kalau sudah menguasai hati, maka ini sudah perbuatan syirik kecil yang lambat laun akan mengikis sendi-sendi keimanan setiap muslim. Setelah kita mengetahui semua ini, lalu apa yang harusa kita lakukan ?

Sebenarnya mudah dan gampang yaitu, ikhlas yang berasal dari kata 'khalish' yang berarti murni, suci, bersih, tidak bercampur dengan noda atau yang kotor. Untuk menjadikan hati ikhlas, serahkan diri kita sepenuh hati kepada-Nya, sadar jika semua yang kita miliki ini hanya titipan dan suatu saat akan kembali pada Allah. Dari sini seseorang akan menyadari dan tahu bagaimana sikap ikhlas yang menuntun jiwa kita hanya untuk melakukan sesuatu karena Allah, bukan karena ingin disanjung atau dipuji. Jika sudah demikian....silahkan beramal, bersedekah ...hanya karena Allah. Karena itu marilah .........apapun yang akan kita lakukan, semua hanya karena Allah semata (masIm)
.

Tidak ada komentar: